Ekstra 2
Cita-Cita yang Asyik
─Sejak hari itu, saat aku melarikan diri dari Taman Istana Maisagi.
Aku menghabiskan liburanku dengan lesu dan muram di rumah.
Biasanya, aku akan pergi ke Ruang OSIS pada hari Sabtu, tetapi aku tidak dapat memaksakan diriku buat melakukannya. Aku cuma bermalas-malasan di rumah, menonton video dan bermain gim video.
Saat bermain, segalanya baik-baik saja. Aku dapat melupakan segalanya.
Tetapi sesekali, pemikiran itu muncul di dalam benakku: "Aku tidak dapat jadi Ketua OSIS SMA Kyou-Nishi lagi." Dan pemikiran itu membuatku terjatuh ke dalam suasana hati yang gelap dan suram.
Siklus berulang itu terus berlanjut sampai-sampai aku menyadari tanggalnya sudah berubah, dan hari ini merupakan hari gladi resik.
Aku mesti pergi karena aku sudah janji... ...tetapi.
Apa gunanya aku pergi?
Diriku yang dulu sudah tidak ada lagi di sini.
Aku tidak dapat jadi kayak gitu lagi, selamanya.
Apa gunanya berpura-pura jadi seorang senpai sekarang, padahal aku sudah membelakangi cita-citaku dan melarikan diri dari diriku sendiri...?
─Ding-dong.
Terdengar bunyi bel tiba-tiba, tubuhku terkejut.
A-Apa itu...? Mungkin pengiriman barang?
Orang tuaku tidak ada di rumah sekarang karena bekerja. Aku mesti membuka pintu.
Dengan langkah berat, aku berjalan menuju interkom. Di layar monitor─
Hah?
"Ha-Halo?"
"Ah, eum! Maaf mengganggumu tiba-tiba! Aku Otsuki Miki dari SMP Higashi!"
Suara tinggi dan imut bergema melalui pengeras suara.
─Mengapa? Mengapa ada siswi dari SMP Higashi ke rumahku?!
Bingung, aku mengernyitkan mataku ke layar monitor.
Cewek itu, yang mengenakan seragam yang terasa nostalgia, bukanlah orang yang aku kenal. Paling tidak, dia tidak pernah jadi anggota Pengurus OSIS saat aku masih ada di sana.
─Tunggu, tetapi.
Aku merasa pernah melihat cewek itu di suatu tempat sebelumnya...?
'Apa itu... ...Sachi-senpai, kebetulan?'
"I-Iya, ini aku..."
'Ma-Maafkan aku! Aku memang sadar kalau aku bertindak tidak sopan dengan tiba-tiba datang kayak gini... ...tetapi aku datang buat menjemputmu!'
Cewek itu tampak gugup, raut wajahnya kaku, dan cara bicaranya agak aneh.
"Ah, eum, i-iya, terima kasih sudah datang sejauh ini..."
Aku masih bingung, dan akhirnya aku menjawab dengan cara yang sama anehnya.
'Eum... ...jadi, apa kamu akan datang hari ini...?'
"Ah, maaf! Aku akan segera datang, tunggu sebentar!"
Aku menjawab dengan terburu-buru, lalu mematikan interkom.
Mari kita lihat, apa yang mesti aku kenakan...? Mungkin seragamku sudah cukup. Tetapi aku belum menyisir rambutku atau─
Bagaimanapun, tidak baik membiarkan cewek itu menunggu di luar, jadi aku akan memintanya buat menunggu di dalam! Setelah memutuskan hal itu, aku bergegas menuju pintu masuk.
Memutar gagang pintu─
"Selamat siang, Sachi-senpai! Aku Otsuki Miki, Ketua OSIS Petahana!"
"Ah, selamat siang! Aku... ...Hinoharu!"
Cewek itu membungkuk dengan semangat, dan aku mengikuti.
Cewek itu – Otsuki-chan – menoleh ke atas dengan gerakan lincah, memperlihatkan rambut pendeknya dengan ujung yang bergelombang dan matanya yang bulat. Dia memang seorang cewek yang mungil.
"Senang bertemu denganmu! Terima kasih banyak atas hari ini!"
"Se-Senang bertemu denganmu juga─"
...Dan kemudian.
Penjepit rambut di sisi kepala Otsuki-chan menarik perhatianku, dan ingatanku tiba-tiba terlintas kembali.
"─Kita pernah bertemu sebelumnya, bukan? Aku ingat kita pernah bicara di depan Ruang Guru waktu itu."
"Eh? Ka-Kamu ingat siapa aku?!"
Otsuki-chan menutup mulutnya dengan tangannya karena terkejut.
Tetapi─
"Kamu memotong rambutmu. Dulu rambutmu sangat panjang, bukan?"
"I-Iya! Jujur saja, aku selalu merasa kalau itu merepotkan, jadi aku potong saja!"
Jawaban jujur Otsuki-chan membuatku tertawa terbahak-bahak.
Otsuki-chan benar-benar cewek yang energik dan ceria.
"Begitu ya, begitu ya. Iya, kayak yang kamu lihat, aku belum siap... ...Beri aku waktu sebentar buat berganti pakaian, dan silakan tunggu di dalam?"
"Ti-Tidak, aku mohon tidak perlu khawatirkan aku!"
"Tidak ada orang di sini sekarang, jadi silakan masuk."
"Te-Tetapi, eum, aku tidak membawa buah tangan atau semacamnya—"
"Tidak usah khawatir soal itu. Berdiri di sini dengan ragu-ragu cuma akan buang-buang waktu saja!"
"...Oke, aku akan menerima tawaranmu! Maaf!"
Dengan kata-kata itu, Otsuki-chan dengan percaya diri melangkah masuk lewat pintu masuk.
Haha, Otsuki-chan benar-benar berani, bukan?
Saat aku membawa Otsuki-chan ke ruang tamu, sebuah pikiran terlintas di dalam benakku.
Dulu… ...Otsuki-chan dulu agak lebih pemalu, menurutku.
"...Otsuki-chan, kamu bergabung dengan Pengurus OSIS di tengah jalan, bukan? Tetapi jadi Ketua OSIS itu mengesankan."
"Ah, iya! Aku mau jadi kayak Sachi-senpai, jadi aku bergabung dengan Pengurus OSIS!"
─Kata-kata Otsuki-chan yang tiba-tiba menusuk dadaku kayak rasa sakit yang tajam.
"Begitu ya..."
"Iya! Dan sekarang, aku mau membuat Festival Musik ini jadi lebih asyik! Aku akan melakukan apapun yang dapat aku lakukan buat membantu!"
"...Begitu ya."
Tidak mampu menahan tatapan tulus Otsuki-chan, aku akhirnya mengalihkan pandanganku.
─Tidak bagus mengagumi seseorang kayak aku.
Meskipun Otsuki-chan berusaha jadi kayak aku yang dulu, itu cuma akan membawa masa depan yang sepi di mana seluruh orang menjauh darinya.
Kalau memang benar begitu, maka sebelum hal itu terjadi, aku mesti—
"Aku benar-benar berterima kasih padamu, Sachi-senpai! Kalau aku tidak pernah berbicara denganmu saat itu dan terus menahan diriku, aku yakin hal-hal tidak akan berakhir kayak gini!"
"...Menahan dirimu?"
"Ah, sebenarnya, pernah ada masa saat aku merasa kalau aku perlu membaca suasana dan menahan diriku. Tetapi aku memutuskan buat jadi kayak kamu, Sachi-senpai, dan berhenti membaca suasana, dan segalanya mulai berjalan lancar!"
"...Hah?"
Otsuki-chan berhenti membaca suasana, dan segalanya mulai berjalan lancar...?
"Oke, aku akan menunggu di sini! Masih ada waktu, jadi ambillah waktu buat bersiap-siap!"
"Ah, o-oke..."
Kewalahan oleh antusiasme Otsuki-chan, aku meninggalkan ruang tamu.
Setengah linglung, aku mencoba mengolah pikiran-pikiranku.
─Cewek itu.
Otsuki-chan jadi kayak aku yang dulu... ...dan berhasil?