Aorikei Geimu Haishinsha (Hatachi) [LN] — Jilid 1 Bab 7 — Lintas Ninja Translation

AGH1-7

Bab 7
Perasaan Suzuha

Setelah bertukar sapa dengan Suzuha, Haruto mengasingkan diri di kamar gaming.

"Aku berhasil melakukannya dengan cukup baik di sini..." (Haruto)

Haruto sedang menyunting video ABEX-nya, memotong bagian-bagian tertentu dari sekitar 30 menit rekaman dan memadatkannya jadi video 10 menit.

"Aku mesti menambahkan efek yang intens di sini..." (Haruto)

Gaya menyunting bervariasi dari satu orang ke orang lain, tetapi kasus Haruto itu unik. Karena sifat karakternya, suntingan Haruto sangat menekankan bagian toksik dari video.

Namun, Haruto memastikan buat menutupi nama pemain lain dan memotong bagian-bagian tertentu yang terasa terlalu dipaksakan.

Satu hal yang selalu Haruto perhatikan secara khusus yaitu kualitas streaming dan videonya. Inilah sesuatu yang secara konsisten Haruto ingat saat streaming atau mengunggah.

Karena itu berhubungan dengan pendapatannya, Haruto belum pernah sekalipun berkompromi pada kualitas pekerjaannya.

"Kayaknya aku akan mengerjakannya selama 6 jam lagi hari ini..." (Haruto)

Buat seseorang yang jago menyunting, mereka mungkin dapat menyelesaikan penyuntingan video dalam separuh waktu ini. Haruto memang mengikuti format standar penyuntingan, tetapi keahliannya masih pada tingkat pemula, jadi waktu lebih banyak diperlukan.

"Fiuh..." (Haruto)

Bekerja enam hari sepekan di pekerjaan paruh waktu, streaming gim, dan menyunting video, Haruto jarang mendapat istirahat. Meskipun memaksakan diri secara fisik, Haruto belum pernah sekalipun merasa mau berhenti.

Semua ini demi keluarganya. Semakin Haruto bekerja, semakin banyak uang yang dapat ia tabung. Ini memastikan Haruto dapat membiayai pendidikan Yuno tanpa khawatir.

Sebagai pengganti orang tuanya, inilah tekad Haruto yang tidak tergoyahkan.

"Oke, mari kita lakukan yang terbaik..." (Haruto)

Sejak saat itu, suasananya jadi hening.

Berbekal minuman energi, Haruto telah terpaku pada PC-nya selama sekitar dua jam saat suara ketukan menggema di kamarnya.

"Ah, iya? Siapa itu?" (Haruto)

Begitu Haruto menyadari ketukan itu, ia cepat-cepat melepas penyuara jemalanya dan berbalik.

"Ini aku, boleh aku masuk sebentar?" (Yuno)

"Tentu saja." (Haruto)

Tidak ada alasan buat menolak. Haruto membalikkan bangku gaming-nya, dan Yuno, memakai sandal, memasuki kamar itu.

"Ah, maaf. Apa Abang sedang bekerja?" (Yuno)

"Cuma menyunting, jadi tidak apa-apa. Lagipula, Abang memang berencana istirahat karena sudah sampai di bagian yang bagus." (Haruto)

"Ah, begitu ya. Syukurlah kalau begitu." (Yuno)

Yuno berbicara seakan-akan rasa lega yang tulus menyelimutinya. Jelas sekali kalau Yuno tidak mau mengganggu pekerjaan Haruto.

"Jadi... ...ada apa? Ah, apa Abang memilih camilan yang salah!?" (Haruto)

"Mengapa Abang berpikiran begitu..." (Yuno)

Haruto sudah membeli camilan dalam jumlah banyak, namun ia menanggapi dengan komentar ini. Bagaimanapun juga, reaksi Yuno akan lebih tepat.

"Begini, aku barusan dapat telepon dari tempat kerja paruh waktuku, dan aku mesti pergi ke sana sekarang. Aku dibilang katanya tidak akan lama." (Yuno)

"Ah... ...Itu tetap berat." (Haruto)

Haruto juga pernah mengalami dipanggil mendadak buat bekerja sebelumnya. Meskipun tidak akan lama, itu cenderung tetap melelahkan.

"Jadi, Abang, aku punya sedikit permintaan buat Abang..." (Yuno)

"Buat menemani Suzuha-chan sampai kamu pulang kembali?" (Haruto)

"Iya, maafkan aku karena tiba-tiba minta tolong, tetapi bisakah Abang menjaga Suzuha-chan sampai aku pulang kembali?" (Yuno)

"Abang tidak masalah dengan itu, tetapi..." (Haruto)

Ada sesuatu yang membuat Haruto penasaran dan mesti ia tanyakan.

"—Apa Suzuha-chan bilang tidak apa-apa?" (Haruto)

"Aku sudah bilang pada Suzuha-chan. Suzuha-chan bahkan bilang dia mau mengobrol lebih banyak dengan Abang." (Yuno)

"Benarkah!? Kalau begitu, kami akan bermain bersama sampai Yuu pulang kembali!" (Haruto)

Sudah jadi ciri khas Haruto buat tidak terganggu oleh kejadian kayak gitu.

Bahkan, menilai dari ekspresinya, Haruto tampaknya telah menunggu momen ini.

"Abang tampak sangat bahagia." (Yuno)

"Tentu saja!" (Haruto)

"Tahan sedikit perasaan Abang, kalau tidak, Abang akan merepotkan Suzuha-chan." (Yuno)

"Haha, tidak usah khawatir soal itu. Abang sudah 20 tahun, loh?" (Haruto)

"Meskipun begitu, masih ada beberapa aspek kekanak-kanakan dari Abang, loh." (Yuno)

"Begitu ya?" (Haruto)

"Iya." (Yuno)

Respons yang cepat.

Tidak ada ruang buat berdebat mengingat banyaknya camilan yang dibawa setelah mengetahui Suzuha akan datang.

"Okelah kalau begitu, Abang akan ke sana setelah sedikit menenangkan diri." (Haruto)

"Tentu, aku serahkan itu pada Abang. Aku tahu kalau Abang tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh." (Yuno)

"Ah, benar. Apa boleh di kamar Yuu saja? Atau kita pindah ke ruang tamu?" (Haruto)

"Kamarku tidak apa-apa. Memang repot kalau mesti memindahkan camilan dan minuman." (Yuno)

"Siap." (Haruto)

"Maaf karena tiba-tiba minta tolong, dan terima kasih." (Yuno)

"Tidak, tidak, Yuu tidak perlu minta maaf segala." (Haruto)

"Mmm..." (Yuno)

Kalau panggilan dari tempat kerja, mau bagaimana lagi. Tidak perlu minta maaf.

"Iya, kalau begitu, aku pergi dulu. Aku rasa aku dapat pulang kembali sekitar 40 menit, jadi aku serahkan sisanya pada Abang." (Yuno)

Saat Yuno hendak meninggalkan kamar, dia dihentikan oleh Haruto yang bilang, "Tunggu sebentar."

"Ada apa, Abang?" (Yuno)

"Terima kasih atas pesannya. Hati-hati." (Haruto)

"Ah! A-Abang tidak perlu mengungkitnya lagi." (Yuno)

"Haha." (Haruto)

Pada akhirnya, Yuno memalingkan wajahnya, dan pintu tertutup. Suara langkah kaki Yuno perlahan memudar.

Meskipun reaksinya mungkin tampak kayak Yuno marah, Haruto sudah tahu kalau Yuno tidak marah, jadi Haruto dapat menertawakannya.

"...Aku penasaran apa aku dapat mengantar Yuu kalau aku tidak mengucapkan terima kasih barusan." (Haruto)

Sambil bergumam pada diri sendiri dengan mata menyipit, Haruto menyimpan berkas yang sedang ia sunting di PC-nya dan meninggalkan kamar gaming.

"Oke, kalau begitu!" (Haruto)

Haruto mengalihkan fokus dari pekerjaannya dan bergerak menuju kamar Yuno, tempat Suzuha menunggu.

...

"Sudah lama ya, Suzuha-chan. Kamu sudah dengar soal situasinya dari Yuu... ...bukan?" (Haruto)

"I-Iya. Eum, maafkan aku karena menyita waktu Abang Haruto." (Suzuha)

"Justru sebaliknya, Abang malah menantikannya, kok." (Haruto)

Saat Haruto memasuki kamar adiknya, Suzuha membukakan pintu dan sedang menunggu.

Meskipun Suzuha mengangkat bahunya yang agak kaku dengan anggun, Haruto sudah tahu dari dulu kalau Suzuha sangat mudah gugup.

Haruto juga tahu kalau obrolan cenderung secara alami meredakan ketegangan Suzuha.

Tanpa berlama-lama pada hal tertentu, mereka bertukar sapa sekali lagi dan masuk ke kamar bersama.

"Ah! Apa kalian berusan sedang meninjau ulang lembar ujian?" (Haruto)

Haruto cepat menyadari lembar ujian dan lembar jawaban yang tersebar di meja. Salah satunya mencetak 88 poin, dan sisanya semuanya di atas 90—hasil yang mengesankan.

"I-Iya, aku sedang belajar dengan Yuno-chan." (Suzuha)

"Itu benar-benar luar biasa..." (Haruto)

Sambil memberikan respons kayak gitu, Haruto melirik tumpukan lembar ujian. Lembar ujian Yuno juga tampak.

"Apa Abang mau melihatnya?" (Suzuha)

"Ahaha. Jujur saja, iya. Yuu biasanya cuma memberi Abang jawaban yang samar saat Abang bertanya padanya bagaimana ujiannya."

Kayaknya rasa penasaran Haruto tampak jelas di wajah Abang, dan Suzuha dengan cepat menyadarinya.

"Ini memang rahasia, tetapi Yuno-chan punya nilai keseluruhan yang lebih baik dariku." (Suzuha)

"Hah, benarkah!? Kalau begitu, Yuu mestinya memamerkannya dengan bangga..." (Haruto)

"Yuno-chan lebih suka menunjukkan Abang nilai 💯 sempurna." (Suzuha)

"A-Ada apa dengan itu? Seriusan..." (Haruto)

"Hehe, itu memang Yuno-chan banget." (Suzuha)

"Memang benar." (Haruto)

Sebagai seorang abang, Haruto tidak akan marah dengan nilai berapa pun yang Yuno dapatkan. Justru, Haruto akan memuji Yuno.

Meskipun hasilnya tidak luar biasa, Haruto tahu kalau Yuno secara konsisten bekerja keras dalam studinya.

"Ngomong-ngomong, maaf soal telepon mendadak dari tempat kerja Yuu." (Haruto)

"Ti-Tidak." (Suzuha)

"Abang penasaran Yuu dipanggil kembali buat apa?" (Haruto)

"Eh..." (Suzuha)

Entah mengapa, bahu Suzuha berkedut saat Haruto meminta buat memperpanjang obrolan.

"Eum, iya, itu soal... ...Yuno-chan menyebutkan sesuatu soal informasi yang hilang di beberapa dokumen." (Suzuha)

"Ah, begitu ya. Kalau begitu, Yuno-chan mungkin mesti menunjukkan wajahnya di sana." (Haruto)

"I-Iya, aku rasa begitu." (Suzuha)

Tatapan Suzuha melesat ke sana ke mari, menunjukkan tanda kegelisahan. Suzuha juga tersipu, tetapi itu mungkin bentuk kegugupan lain.

Haruto berpikir begitu karena ia mengingatkan Suzuha kalau mereka sedang berduaan.

"Jadi, apa yang mesti kita lakukan sampai Yuu pulang kembali? Mungkin agak berlebihan kalau kita bicara sambil kamu belajar, bukan?" (Haruto)

"Eum, iya... ...aku sedang istirahat sekarang, jadi, eum, aku benar-benar mau ngobrol dengan Abang Haruto..." (Suzuha)

"Haha, terima kasih. Bagaimana kalau kita mengobrol sambil bermain Reversi? Abang baru saja menginstal aplikasinya." (Haruto)

"Iya, silakan. Aku akan menghargainya." (Suzuha)

"Tunggu sebentar. Abang akan memulainya sekarang juga." (Haruto)

Haruto mengeluarkan ponsel pintarnya dari sakunya dan dengan cepat menyalakannya.

Meskipun Haruto lebih suka bermain gim party menggunakan kontroler, tidak ada gim konsol di rumah.

(Yuno bilang kalau kita tidak butuh, tetapi punya satu mungkin bagus. Bisa jadi pengalih perhatian yang baik dari belajar...) (Haruto)

Dengan pemikiran itu, Haruto menekan tombol 'Pertandingan Dua Pemain'.

Pertandingan Reversi berjalan cukup santai.

Haruto duduk bersila, dan Suzuha, dengan bantal di pangkuannya, terlibat dalam obrolan santai.

"Ah, karena ujianmu sudah selesai, apa itu berarti kamu akan datang ke kafe lagi?" (Haruto)

"Kalau tidak merepotkan..." (Suzuha)

"Abang tidak pernah merasa itu merepotkan. Justru, Abang menantikannya." (Haruto)

"Te-Terima kasih banyak..." (Suzuha)

"Tetapi, begini, lingkungan buat konsentrasi bervariasi dari orang ke orang. Yuu menyebutkan kalau dia tidak dapat berkonsentrasi dengan baik di kafe." (Haruto)

Pendapat itu cukup akurat.

Suara-suara pelanggan dapat mengganggu, membuat sulit berkonsentrasi saat belajar.

Tetapi buat Suzuha, dia ada di sana karena alasan berbeda.

(Cuma melihat wajah Abang Haruto, dan buat sepanjang hari...) (Suzuha)

—Gelombang kebahagiaan akan membanjiri Suzuha, membuatnya mustahil buat fokus pada apapun. Suzuha tidak dapat berkonsentrasi pada studinya.

Suzuha akan mendapati dirinya menatap cangkir dengan pesan dan latte art itu buat waktu yang lama.

Terkadang, Suzuha bahkan tidak dapat menghabiskannya.

Karena semua inilah, selama masa ujian, Suzuha selalu menahan diri buat tidak bertemu dengan Haruto.

Semua ini demi memastikan Suzuha dapat mendapatkan nilai yang bagus dan menerima pujian dari Haruto.

"Ah, aduh. Abang baru saja kehilangan banyak bidak." (Haruto)

"Ngomong-ngomong, aku dengar dari Yuno-chan. Kayaknya Abang dihukum karena lupa menghubungi Yuno-chan." (Suzuha)

"Hah!?" (Haruto)

"Aku juga diminta buat mengingatkan Abang soal itu." (Suzuha)

"Haha... ...Kayak yang diharapkan dari adiknya Abang... ...Abang tidak mau Suzuha-chan tahu, sih." (Haruto)

Melihat Haruto menggaruk pipinya karena malu, Suzuha tanpa sadar tersenyum.

Meskipun Suzuha sudah sering mendengar kisah serupa sebelumnya, dia belum pernah sekalipun berpikir negatif soal itu.

Kalau Suzuha terganggu oleh kisah kayak gitu, dia mungkin tidak punya alasan buat mau menghabiskan waktu berduaan dengan Haruto.

(Justru sebaliknya, aku juga sudah mendengar banyak hal indah. Meskipun Yuno-chan menyuruhku buat merahasiakannya.) (Suzuha)

"Apa Yuu bilang hal yang lain?" (Haruto)

"Yuno-chan menyebutkan kalau Abang mengulangi hal yang sama, dia tidak akan merayakan ulang tahun Abang." (Suzuha)

"I-Itu agak berlebihan tidak!?" (Haruto)

"Kalau aku jadi Yuno-chan, aku mungkin akan berpikiran hal yang sama?" (Suzuha)

(Kalau kita peduli pada seseorang, wajar buat mengkhawatirkannya.) (Suzuha)

"…Abang akan lebih merenungkannya." (Haruto)

"Hehe." (Suzuha)

Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman dengan hubungan dekat antara adik kakak.

Namun, situasi keluarga mereka rumit, setelah kehilangan kedua orang tua sebelum mencapai usia dewasa.

Wajar saja kalau mau melakukan apapun demi saling membantu dan lebih saling menyayangi.

"Ah, benar. Abang tahu kalau Abang mengubah topik lagi, tetapi Suzuha-chan, kamu dapat bermain catur, bukan?" (Haruto)

"Kalau bicara permainan papan, itu favoritku." (Suzuha)

"Tepat sekali! Kamu pernah menyebutkan itu sebelumnya! Sebenarnya, Abang sudah sedikit berlatih, jadi bisakah kita bertanding kapan-kapan?" (Haruto)

"...A-Apa Abang belajar aturannya demi aku?" (Suzuha)

"Iya, tidak juga. Itu lebih demi Abang sendiri; Abang cuma mau punya hobi baru." (Haruto)

"Eh?" (Suzuha)

Itu tergantung bagaimana kita menafsirkannya.

Kalau kita menafsirkannya sebagai "Abang mau melakukannya bersama", maka itu benar, tetapi kalau kita melihatnya sebagai "Abang mencoba menambah jumlah permainan yang dapat kita mainkan bersama", mungkin tidak begitu jelas.

(...Aku senang.) (Suzuha)

Suzuha merasakan kedua niat itu, dan itulah yang membuatnya merasa begitu.

"Eum... ...aku baru saja ingat sesuatu dari masa lalu." (Suzuha)

"Hah? Sesuatu dari masa lalu?" (Haruto)

"Waktu aku SMP... ...saat aku dirundung." (Suzuha)

Suzuha bilang begini sambil dengan lembut menyentuh rambut peraknya yang alami.

Rambut Suzuha, yang merupakan simbol gen blasteran seperempatnya, pernah disebut 'warna aneh', dan dia bahkan pernah disuruh guru buat 'mewarnainya jadi hitam'.

Mungkin itu memang kisah yang kelam, tetapi Suzuha sudah berdamai dengannya.

Dulu, itu berperan dalam banyak pengalaman buruk. Ini karena tidak ada yang dapat berempati dengan Suzuha, tetapi —karena kata-kata itu.

"Dulu, Abang 'mengingatkanku' juga. Abang bahkan menggunakan bahasa asli nenekku buat memberi tahuku, 'Rambutmu cantik, jadi jangan sia-siakan dengan kurang percaya diri. Kamu tidak perlu khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain'." (Suzuha)

"Hen-Hentikan itu! Oke!?" (Haruto)

"Hehe, sedikit lagi, aku mohon." (Suzuha)

Sejak masa SD, Haruto dan Suzuha selalu berteman dekat melalui hubungan timbal balik mereka, Yuno.

Karena hubungan ini, Suzuha tahu.

Suzuha tahu kalau dulu, Yuno, yang mencoba membantunya menyelesaikan masalah perundungan, berkonsultasi dengan Haruto buat mewujudkannya.

(Kalau bukan karena Yuno-chan dan Abang Haruto, aku pasti tidak akan jadi kayak aku yang sekarang...) (Suzuha)

—Sejak saat itu, sesuatu dalam diri Suzuha berubah.

Suzuha mulai menganggap Haruto lebih dari sekadar teman.

—("Silakan datang kapan saja.")

Kata-kata itu jadi semakin berharga buat Suzuha.

"...Abang Haruto, terima kasih banyak waktu itu." (Suzuha)

"Meskipun kamu bilang begitu, Kamu mengambil bidak Abang! Itu yang Abang benar-benar tidak mau kamu ambil!" (Haruto)

"Hehe, tanpa ampun." (Suzuha)

(Demi Yuno-chan, yang melakukan sesuatu yang penuh perhatian padaku, dan demi diriku sendiri, aku mesti menikmati momen ini bersama Abang.) (Suzuha)

Meskipun Suzuha mendapati dirinya mau menggoda Haruto, beberapa hal tidak berubah sejak waktu itu.

"Euh... ...Di mana Abang harus meletakkan bidak Abang...? Mestinya masih ada kesempatan buat menang..." (Haruto)

"Bagaimana kalau di sini?" (Suzuha)

"Hah? Kalau Abang ambil tempat itu, Abang cuma akan ambil sudut lagi, bukan?!" (Haruto)

"Hehehe." (Suzuha)

Saat akhir permainan semakin dekat, obrolan beralih dari obrolan santai ke diskusi soal permainan Reversi.

Mereka melanjutkan waktu asyik mereka di kamar Yuno selama puluhan menit.

Karena obrolan mereka yang asyik, mereka tidak menyadarinya.

Yuno, yang telah pulang kembali ke rumah, sedang bersandar di pintu, menyipitkan mata, menguping obrolan mereka.

TL Note:

Waduh, saingan berat rupanya, mudah-mudahan Aya diberikan kekuatan karena ada saingan cinta yang berat ini.

Yang mau berdonasi demi kelancaran proyek penerjemahan ini juga boleh ya lewat Trakteer: https://trakteer.id/lintasninja/

Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F

←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama