Belakang Panggung 2
Selalu Saja Sendiri?
"─Kouhei."
Hah.
Akhirnya aku sampai di Tenshudai, kehabisan napas.
Sang surya sudah terbenam, dan tempat itu gelap gulita.
Kouhei ada di sana sendirian, tampak murung.
"...Uenohara. Maaf atas itu, membuatmu menunggu meskipun begitu."
Kouhei menjawab tanpa menoleh, siku tangannya bertumpu pada pegangan tangga.
"...Tidak apa-apa."
"Aku sudah mengantar Otsuki-san pulang. Pada akhirnya, kita tidak berhasil."
"...Begitu ya."
Aku sudah menduganya karena tidak ada tanggapan, tetapi... ...jadi memang benar-benar gagal.
Jantungku masih berdebar kencang, dan aku merasa kesal pada jantungku saat membuka mulutku.
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan mulai dari sini?"
"..."
Kouhei tidak menjawabku.
"Hei."
"..."
Sosok Kouhei yang melamun menatap ke kejauhan tampak kehilangan semangatnya yang biasanya.
Punggung Kouhei yang membungkuk tampak sangat kecil. Kouhei yang sekarang sama sekali tidak kayak Kouhei yang terlalu percaya diri yang selalu berjalan dengan dadanya yang membusung.
"Kamu tidak akan cuma diam saja, bukan?"
"..."
"Kouhei..."
"..."
Kouhei masih belum meresponsku.
Napasku tetap dangkal.
─Bagaimana kalau...
Kata-kata yang keluar dari mulut Kouhei selanjutnya bukanlah yang mau aku dengar?
Cuma memikirkannya saja sudah membuat dadaku terasa sesak.
─Di saat-saat kayak gini.
Aku, sebagai "Kaki Tangan" Kouhei...
Aku, sebagai "Teman Masa Kecil" Kouhei...
Apa yang mesti aku lakukan...? ...Apa yang akan jadi langkah terbaik?
"..."
Aku berpikir.
Aku berpikir, dan berpikir, dan berpikir.
Melihat punggung itu, membungkuk seakan-akan sendirian—.
Aku memutuskan.
"Hah...?"
Dengan lembut.
Di punggung itu.
Aku meletakkan kedua tanganku.
"U-Uenohara...?"
Aku merasakan suhu tubuh Kouhei di telapak tanganku.
Sekarang aku menyentuhnya secara langsung kayak gini... ...Kouhei terasa lebih tidak dapat diandalkan ketimbang yang aku kira.
"Kouhei."
"A-Ada apa...?"
Makanya, aku.
Memutuskan buat menyampaikan ini pada Kouhei.
"—Kalau kamu butuh bantuan, aku akan ada di sini buat membantumu."
Itulah yang terbaik.
Itulah yang dapat dilakukan oleh kedua versi diriku, pikirku.
—...
—...
"—Begitu ya. Itu benar."
Suara Kouhei bergema di telapak tanganku.
"Aku tidak sendirian. Dan aku juga tidak sendirian sekarang... ...makanya aku dapat jadi jati diriku sendiri."
Dan kemudian, kata-kata itu.
Kata-kata itu perlahan menyebar dari tanganku, bergema di seluruh tubuhku.
"...Maaf. Tidak, terima kasih, Uenohara. Karena sudah datang sejauh ini."
"Mhm."
...Iya.
Aku rasa Kouhei sudah baik-baik saja sekarang.
Aku melepaskan tanganku dari Kouhei dan berdiri di sampingnya, bersandar pada pagar.
Sedikit kehangatan masih terasa di telapak tanganku.
...Tunggu.
Sekarang kalau dipikir-pikir lagi, apa aku berkeringat?
Pertama-tama, detak jantungku tidak teratur dan napasku tidak tenang cuma karena berlari sejauh ini. Kondisi fisikku benar-benar payah.
Saat aku memikirkan kelemahan fisik yang tidak berguna ini, Kouhei menghela napas dalam-dalam.
"Aku tidak akan menyerah cuma karena kegagalan kayak gini — sang protagonis tidak akan pernah menyerah!"
Kata-kata itu sudah kembali normal sepenuhnya. Itulah kata-kata dari cowok bodoh yang aku kenal.
"Hinoharu-senpai tidak akan selamat kalau keadaan tetap kayak gini. Tidak ada kebaikan yang datang dari cuma melihat orang lain dan mengabaikan diri sendiri."
"..."
"Makanya aku tidak akan menerima kenyataan ini. Kalau kenyataan tidak memberiku akhir yang bahagia..."
"—Aku akan mengubah kenyataan jadi akhir yang bahagia!"
Saat aku berdiri di samping Kouhei, aku mencuri kalimatnya, dan Kouhei mendengus sebelum mengulurkan tangan kanannya padaku.
"Maaf, tetapi apa kamu bersedia menerimaku lagi, 'Kaki Tangan'?"
"...Iya, bagaimanapun juga, itu peranku sebagai 'Kaki Tangan'-mu, bukan?"
Lalu, aku—
Menepuk tangan kananku ke tangan kanan Kouhei, menghasilkan bunyi prok yang keras.
Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/
Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F
Baca juga:
• ImoUza Light Novel Jilid 1-3 Bahasa Indonesia
Baca juga dalam bahasa lain:
←Sebelumnya Daftar Isi Selanjutnya→