Interlud 2
Tepat setelah berpisah dengan Haruto…
"Euh, aku bodoh sekali...! Ah astaga! Mengapa aku tidak berpegangan tangan saja dengan Haruto-san!? Itu kan kesempatan yang sempurna, bukan!?" (Aya)
Aya, yang menjatuhkan diri ke sofa di ruang tamu, membenamkan wajahnya di bantal, dan mengibas-ngibaskan kakinya karena frustrasi.
"Meskipun itu kesempatan yang sempurna, mengapa aku malah melakukan sesuatu yang begitu bodoh!? Astaga...!" (Aya)
Mengungkapkan penyesalannya, Aya terus gelisah sampai akhirnya berhenti, seakan-akan dia kelelahan.
"Hah... ...Aku mestinya bisa berpegangan tangan dengan Haruto-san..." (Aya)
Beban berat 'penyesalan' menekan punggung Aya.
"Ini wajar buat seseorang dari sekolah khusus putri, bukan? Bukan berarti aku saja yang aneh saat berada dalam situasi kayak gitu..." (Aya)
Aya bersekolah di sekolah khusus putri eskalator dari SMP hingga SMA.
Interaksi dengan lawan jenis praktis tidak ada, dan terakhir kali Aya berpegangan tangan dengan seorang cowok yaitu saat karyawisata SD.
"Tetapi dapat menggenggam ujung kemeja Haruto-san merupakan langkah maju yang besar! Iya...! Itu menegangkan, tetapi aku melakukannya dengan benar!" (Aya)
Itulah perubahan pola pikir.
"Haruto-san mungkin bahkan belum menyadarinya, tetapi kami akan berkencan! Ah, aku mesti memeriksa jadwalku...!" (Aya)
Meskipun keputusan buat berkencan telah dibuat, tanggalnya masih belum diputuskan.
Aya dengan cepat berdiri dan pindah ke kamar streaming-nya.
Bahkan tanpa duduk di bangku gaming-nya, Aya buru-buru mengeluarkan PC-nya dari mode tidur dan membuka perangkat lunak manajemen.
"Eh, coba lihat... ...Sabtu, Sabtu itu..." (Aya)
Sabtu ini – tugas.
Sabtu depan – kolaborasi.
Sabtu berikutnya – turnamen.
Sabtu berikutnya – tidak ada rencana.
"Tanggal paling awal itu tiga pekan dari sekarang... ...Iya, aku rasa tidak ada yang bisa aku lakukan..." (Aya)
Kalau memungkinkan, Aya mau pergi kencan sesegera mungkin, tetapi pekerjaan mesti jadi prioritas.
"Oke! Aku menantikannya! Punya lebih banyak waktu berarti aku dapat menggunakannya buat merencanakan kencan!" (Aya)
Menenangkan diri, Aya mengklik kalender buat hari Sabtu tiga pekan dari sekarang dan meraih kibor dan mengetik: "Kencan dengan Haruto-san (Sementara)."
"...Tambahkan hati. Dan buat warnanya merah muda. Hehe." (Aya)
Itu memang masih lama, tetapi cuma memasukkan kata-kata itu ke dalam jadwalnya sudah membuat Aya benar-benar bahagia.
"Tung-Tunggu, a-aku terlalu banyak tersenyum... ...I-Ini tidak bagus..." (Aya)
Melihat wajah Aya yang samar-samar terpantul di layar komputer, dia menyadari kalau dia terlalu santai.
Aya mencoba mencubit pipinya buat mendapatkan kembali ketenangan, tetapi itu tidak berjalan semulus yang dia harapkan.
"Wa-Wah wajahku semakin panas..." (Aya)
Bukan cuma itu. Bahkan detak jantung Aya berdebar lebih keras.
"A-Aku terlalu gampangan! Aku... ...Aku bahkan tidak akan dapat menangani hal yang sebenarnya pada tingkat ini..." (Aya)
Tiba-tiba, tubuh Aya kehilangan kekuatan. Aya memutar bangkunya dan dengan cepat duduk.
"A-... ....Aku mungkin benar-benar jatuh cinta pada Haruto-san..." (Aya)
Sebelumnya, itu cuma masalah tertarik. Tetapi sekarang, itu lebih dari itu.
Demi menyembunyikan rasa malunya yang luar biasa, Aya membenamkan wajahnya di meja.
"...Iya, aku sangat menyukai Haruto-san..." (Aya)
Pada saat itulah Aya memahami perasaannya sendiri.
TL Note:
Semakin asyik aja hubungan percintaan Haruto dan Aya ya, guys?
Yang mau berdonasi demi kelancaran proyek penerjemahan ini juga boleh ya lewat Trakteer: https://trakteer.id/lintasninja/
Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F
←Sebelumnya Daftar Isi Sebelumnya→