Aorikei Geimu Haishinsha (Hatachi) [LN] — Jilid 1 Bab 4 — Lintas Ninja Translation

AGH1-4

Bab 4
Streaming Setelah Dihukum

"Nah, kalau begitu..." (Haruto)

Setelah ceramah Yuno dan menghabiskan makanan yang telah dia siapkan, Haruto mengeluarkan suara seakan-akan mengubah kondisi mentalnya sendiri.

"Abang, apa Abang akan streaming hari ini?" (Yuno)

"Iya. Abang benar-benar mesti livestreaming hari ini karena..." (Haruto)

Haruto blunder lagi. Makna di balik nama user akun cadangan Haruto terbongkar, dan akun itu dilecehkan oleh orang-orang yang mengetahuinya.

Meskipun mungkin ada pilihan buat menunggu sampai insiden mereda sebelum streaming, menunda penjelasan cuma akan membuat segalanya lebih sulit di masa depan. Lebih jauh lagi, tidak streaming cuma akan berdampak negatif pada keuangannya. Mirip dengan insiden streaming pertama, tidak ada pilihan lain selain menghadapi masalah ini secara langsung.

"Apa jangan-jangan... ...Abang kehabisan uang?" (Yuno)

"Tidak, tidak, bukan itu! Itu karena alasan pribadi... ...Ah, sudahlah. Ada kalanya Abang merasakan dorongan yang tidak terkendali buat streaming, loh?" (Haruto)

Haruto tidak dapat jujur mengakuinya.

Dengan keringat dingin, Haruto berhasil menutupi situasi itu.

"Hmm. Apa tidak apa-apa kalau streaming setelah mandi? Lebih baik langsung tidur setelah streaming, bukan? Abang kan baru selesai kerja paruh waktu." (Yuno)

"Terima kasih sudah khawatir. Tetapi Abang sudah menjadwalkan livestreaming-nya, dan pekerjaan besok mulai lebih lambat dari biasanya, jadi tidak masalah." (Haruto)

"Begitu ya. Itu membuatku sedikit lega." (Yuno)

"Ah, tetapi Abang minta maaf kalau kamu dapat mendengar Abang membuat suara aneh." (Haruto)

"Suara aneh... ...kayak masalah naskah itu?" (Yuno)

"Eum, iya... ....semacam itulah." (Haruto)

Sambil menopang dagunya, Haruto merasakan tatapan tajam Yuno padanya. Kayaknya Yuno mengetahui segalanya.

"Abang, kalau Abang tidak keberatan, bagaimana kalau mengubah kamar gaming Abang jadi kamar kedap suara...? Aku sih tidak terlalu terganggu, tetapi itu akan memudahkan Abang buat bekerja tanpa khawatir, bukan?" (Yuno)

"Abang tidak akan menyangkal itu, tetapi kalau soal itu, biasanya harganya sekitar 500.000 yen atau lebih." (Haruto)

"Eh, semahal itu!? Banyak sekali... ...Kalau aku cari dengan teliti, mungkin aku dapat menemukan yang lumayan sekitar 300.000 yen..." (Yuno)

Saat Haruto mendengar Yuno menyebutkan harga yang fantastis dengan ekspresi sulit, itu memicu naluri Abang-nya.

"Hentikan. Apa kamu kepikiran buat membelikan Abang kamar kedap suara, Yuu?" (Haruto)

"Iya. Saat ini, Aku punya sekitar segitu di tabungan." (Yuno)

"Tidak, tidak, itu sama sekali tidak boleh. Abang akan marah kalau kamu menghabiskan uang sebanyak itu demi Abang. Karena kamu itu masih SMA, kamu mesti lebih mengandalkan Abang. Abang punya citra tertentu yang mesti dijaga sebagai abangmu." (Haruto)

Kali ini saja, Haruto mengubah ekspresi lembutnya jadi serius.

"Nanti, Abang yang akan membelinya. Abang akan pastikan itu terpasang sebelum ujian masukmu." (Haruto)

"...Begitu ya. Kalau begitu, buat sekarang, aku akan mengandalkan Abang. Aku tidak mau dimarahi." (Yuno)

"Keputusan yang bijak. Tetapi kamu hampir tidak pernah mengandalkan Abang sama sekali." (Haruto)

"Itu tidak benar." (Yuno)

"Benarkah?" (Haruto)

"Abang saja yang tidak menyadarinya." (Yuno)

"Ka-Kalau kamu bilang begitu... ...Abang akan percaya padamu." (Haruto)

Saling menghormati dan mendukung dalam kehidupan sehari-hari, mereka berdua secara alami jadi dewasa dalam cara berpikir mereka.

Suasana tegang di sekitar mereka dengan cepat melunak.

"Ah, kalau begitu, sudah waktunya, jadi Abang akan bersiap buat livestreaming. Kamu ada sekolah lagi besok, jadi pastikan tidur lebih awal, Yuu." (Haruto)

"Aku tahu. Dan Abang tidak perlu bangun pagi buat mengantarku." (Yuno)

"Meskipun kamu bilang begitu, Abang bangun secara alami, kok." (Haruto)

"Apa jangan-jangan aku terlalu berisik di pagi hari...?" (Yuno)

"Tung-Tunggu, itu tidak benar! Itu jam weker—" (Haruto)

Terburu-buru mau meluruskan kesalahpahaman, Haruto cepat menyadari kalau ia telah jatuh ke dalam perangkap.

Yuno ada di sana, menyeringai dengan ekspresi puas, berhasil menggoda Haruto.

"E-Euh, menggunakan kata-kata itu tidak adil..." (Haruto)

"Itu karena Abang tidak jujur. Aku tahu kalau Abang menyetel alarm, dan aku tahu kalau Abang tidur dengan gorden terbuka agar sinar mentari pagi masuk." (Yuno)

"...Kamu bisa saja bilang begitu dari tadi." (Haruto)

Hasilnya jelas.

"Kalau begitu, aku akan tidur sebentar lagi. Aku tidak mau mengganggu Abang." (Yuno)

"Abang tidak benar-benar menganggapmu sebagai gangguan." (Haruto)

"Hmm." (Yuno)

"Okelah kalau begitu, selamat tidur, Yuu. Mari kita berdua lakukan yang terbaik besok juga." (Haruto)

"Iya. Selamat tidur, Abang. Maaf karena tidur duluan lagi dari Abang." (Yuno)

"Abang nanti akan agak berisik, jadi jangan hiraukan Abang~" (Haruto)

"Hehe, jujur saja..." (Yuno)

Karena rasa tanggung jawab Haruto yang kuat, mungkin sulit buat Yuno untuk tidur lebih awal setiap saat.

Menanggapi dengan lelucon pada Yuno dengan cara ini merupakan pendekatan yang tepat.

Setelah menyaksikan wajah adiknya yang tersenyum, Haruto mematikan lampu di ruang tamu dan pindah ke kamar gaming dengan minuman di tangannya.

"Fiuh..." (Haruto)

Livestreaming dijadwalkan pada pukul 23.30 malam. Tersisa kurang dari 15 menit. Sambil duduk di bangku gaming-nya, Haruto dengan cepat menyalakan PC.

"Aku pasti akan digoda hari ini... ...Dan sudah ada 2000 viewers yang menunggu..." (Haruto)

Sejak insiden streaming itu, kolaborasi tidak sengaja dengan Ayaya, yang punya lebih dari 300.000 subscribers, berbagai topik trending baru-baru ini, dan kontroversi (umumnya positif), topik di sekitar Haruto tampaknya tidak ada habisnya.

Meskipun sudah larut malam, tidak mengejutkan melihat angka yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Euh, aku jadi gugup..." (Haruto)

Saat Haruto mencoba menghabiskan waktu, ia mulai membaca komentar dari viewers di ruang tunggu.

Komentar: [Apa Oimo_daisuki-chan belum datang, wkwk.]

Komentar: [Cepetan mulai streaming-nya!]

Komentar: [Keluarkan adikmu!]

Komentar: [Mental cowok ini buat streaming bahkan setelah terbongkar hari ini bagaikan berlian.]

"Andai saja aku sekuat berlian..." (Haruto)

Mulai dari sini, Haruto mengubah nada suaranya jadi persona "Abang"-nya, dan menghabiskan sisa waktu dengan berarti dengan membaca naskahnya.

Dan kemudian, pukul 23:30 malam pun tiba.

"Fiuh... ...Uhuk!" (Haruto)

Mengambil napas dalam-dalam dan berdehem, Haruto memulai livestreaming-nya.

"Hei. Maaf sudah membuat kalian menunggu, gaes."

Saat Oni-chan menyampaikan kalimat pembukanya dan beralih ke layar ABEX, komentar mulai membanjiri.

Komentar: [Sudah tiba!]

Komentar: [Sudah menunggu!]

Komentar: [Selamat malam!]

Komentar: [Sudah menantikan ini!]

Sejak insiden streaming itu, komentar kebencian jarang muncul. Mayoritas komentar benar-benar positif.

"Sudah ada 2500 orang yang menonton? Seriusan... ....Kalian terlalu banyak waktu luang; agak membuatku kesal. Tidur saja sana." (Oni-chan)

Komentar: [Diamlah, Dasar Penyayang Adik!]

Komentar: [Aku sudah selesai kerja, kok, kayak Oni-chan!]

Komentar: [Apa kamu menikmati masakan adikmu?]

Komentar: [Sebenarnya, kalau kami tidur, bukannya kamu nanti yang kesulitan, wkwk.]

Candaan antara streamer dan viewers berlanjut. Karena jumlah viewers lebih tinggi, komentar pun lebih banyak, tetapi ini merupakan kejadian biasa saat ini.

Perubahan kecil dalam rutinitas bukanlah masalah besar. Bahkan, itu disambut baik karena berarti topik diskusi tidak ada habisnya.

"Iya, iya, aku akan mengumumkan jadwal hari ini. Ini sudah larut malam, jadi... ...ini akan jadi streaming sekitar 2 jam. 20 menit pertama akan menembak bot sambil melakukan tanya jawab. Setelah itu, kita akan punya sekitar 1 jam 40 menit untuk pertandingan peringkat." (Oni-chan)

Menembak bot merujuk pada mode gim latihan menembak target.

Karena itu cuma pemanasan ringan sebelum gim sebenarnya, Oni-chan dapat menjawab pertanyaan sambil bersiap-siap.

Komentar: [Pastikan jangan membangunkan adikmu!]

Komentar: [Kamu tidak perlu terlalu ribut!]

Komentar: [Jaga keluargamu!]

Komentar: [Lakukan sesuai kecepatanmu~]

"..." (Oni-chan)

Itu merupakan komentar yang muncul sebagai respons pada jadwal hari ini.

Sentimen "Karena kamu punya adik, aku akan membiarkan segini saja!" tersampaikan dalam komentar.

"...Eum, uhuk. Kayak biasanya, aku akan memprioritaskan menjawab superchat, tetapi silakan saja berikan komentar kalian di chat, Aku akan membacanya juga." (Oni-chan)

Kalau Oni-chan menunjukkan kegugupannya, ia akan semakin digoda. Oni-chan tidak mampu membiarkan emosinya terguncang.

Setelah perkenalan kayak biasanya, Oni-chan, yang kini berada di ruang latihan menembak bot, mengambil senjata favoritnya, R-301, dan mulai menjawab pertanyaan sambil menembak target.

Dengan begini, banyak komentar mulai membanjiri.

Yang pertama dibaca Oni-chan yaitu superchat 1000 yen.

"'Eum, aku viewer baru.' Ah, pendatang baru, selamat datang! Jadi... 'Sampai sejauh mana aku akan menjawab pertanyaan...?' Iya, sama saja dengan streamer lain. Tentu saja, pertanyaan yang dapat mengarah pada pengungkapan informasi pribadi sangat tidak boleh. Jadi, mohon jangan menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu karena itu cuma membuang-buang uang." (Oni-chan)

Oni-chan memahami tantangan dan pentingnya mencari uang. Oni-chan tidak mau terlibat dalam tindakan di mana ia menerima uang tanpa menjawab pertanyaan.

Sentimen ini tampaknya beresonansi dengan viewers.

Komentar: [Kalau dipikir-pikir lagi, ada kebaikan yang muncul di sana-sini…]

Komentar: [Aku iri pada adikmu karena punya abang kayak gitu!]

Komentar: [Apa adikmu juga penyayang abang…?]

Komentar: [Kalau adiknya tahu nama pengguna akun cadangannya, Oni-chan pasti akan disebut menjijikkan, wkwk!]

Nadanya kasar, tetapi kata-katanya menunjukkan pertimbangan pada viewers.

Tanpa sengaja, Oni-chan telah memiliki atribut tsundere.

Sambil melanjutkan menembak bot, Oni-chan melanjutkan sesi tanya jawab dengan superchat 2500 yen. "Ceritakan pada kami soal beberapa interaksi terbarumu dengan adikmu!"

"Iya… ...Aku tidak tahu siapa adik yang kamu bicarakan, tetapi bilang saja aku diomeli dan dipukul pake sendal jepit.” (Oni-chan)

Komentar: [Pake sendal jepit, wkwk.]

Komentar: [Bodoh sekali, kamu sampai pantas dibegituin]

Komentar: [Kamu kedengeran agak murung.]

Komentar: [Iya, kalau diomelin sama adik kesayangan, tentu saja akan murung, awokawok]

Sejak insiden streaming di mana suara adiknya terdengar, basis fans-nya terus bertumbuh entah mengapa.

Komentar yang bertanya "Kenapa kamu diomelin?" membanjiri, dan Oni-chan cepat berbagi detailnya.

"Alasanku diomelin... ...Iya, itu sepenuhnya salahku. Aku tidak memberi tahu adikku kalau aku akan pulang terlambat. Adikku khawatir, jadi dia memukulku." (Oni-chan)

Komentar: [Dasar br*ngsek!]

Komentar: [Kamu yang terburuk!]

Komentar: [Minta maaflah dengan memotong perutmu!]

Komentar: [Jangan membuat adikmu khawatir!]

Begitu Oni-chan menjelaskan, rentetan komentar kasar keluar. Tidak ada penonton yang membela Oni-chan; sebaliknya, komentar tanpa ampun terus berlanjut.

"Hah?" (Oni-chan)

Melihat reaksi ini, Oni-chan cepat-cepat meninggikan suaranya.

"Diamlah kalian semua. Aku akui itu salahku. Aku benar-benar sedang merenung, dasar bodoh." (Oni-chan)

Komentar: [Cowok ini mulai hilang akal, awokawok.]

Komentar: [Apa kami menyinggungmu, wkwk.]

Komentar: [Doi kena damage lebih banyak dari yang aku kira.]

Komentar: [Lucu sekali membayangkan Oni-chan dipukul bokongnya oleh adiknya]

Sambil melampiaskan rasa frustrasinya, Oni-chan terus menembak bot, dan sesuai dengan statusnya sebagai pemain papan atas (Predator), akurasinya tetap mengesankan.

Saat Oni-chan terus menghibur viewers dengan gameplay-nya, ia melirik kumpulan komentar berikutnya.

"Apa kamu benar-benar menyayangi adikmu?", dari superchat 5000 yen.

"...Eum, hei, bagaimana kalau nanya yang lain saja...? Jawab gituan gak sebanding dengan 5000 yen." (Oni-chan)

Komentar: [Dia cuma nunggu buat nge-klip ini, wkwk.]

Komentar: [Ayolah, jawab dong!]

Komentar: [Iya, kamu sudah bilang akan menjawab asalkan itu tidak mengungkapkan informasi pribadi, jadi mau tidak mau.]

Komentar: [Kamu akan menjawab, bukan!?]

"Hah..." (Oni-chan)

Bagian komentar ramai dengan kegembiraan. Oni-chan berhenti menembak bot, menggaruk-garuk kepalanya, dan dengan enggan menjawab.

"...Iya, aku menyayanginya lebih dari cokelat. Seriusan deh, kamarku tidak kedap suara, jadi aku mohon hentikan pertanyaan semacam ini. Aku mohon, seriusan ini." (Oni-chan)

Komentar: [Apa standarmu buat cokelat, wkwk.]

Komentar: [Bilang begitu cuma akan membuat adikmu menggodamu…]

Komentar: [Aku penasaran apa adiknya sedang menonton streaming ini]

Komentar: [Itu salahmu karena tidak membatasi pertanyaannya, wkwk.]

Viewers benar.

Itu memang salah Oni-chan karena tidak membatasi. Akibatnya, godaan soal adiknya terus berlanjut secara alami.

"Kalau begitu, apa yang kamu sukai dari adikmu?", dari superchat 7000 yen.

"Tidak, seriusan, satu lagi pertanyaan kayak gini?" (Oni-chan)

Oni-chan memang tidak mau menanggapi komentar kayak gini, tetapi karena ia menerima uang, mau bagaimana lagi. Demi mengatasi rasa malunya, Oni-chan tidak punya pilihan selain menjawab.

"Iya, eum, hal-hal yang aku sukai dari adikku...? Dia itu baik, jago masak, memberikan yang terbaik dalam setiap hal yang dia lakukan, dan dia menghargai apapun yang aku berikan padanya... ...Dan, iya... ...Oke, cukup!" (Oni-chan)

Dengan mengambil peran sebagai Kepala Rumah Tangga menggantikan orang tua mereka. Tidak dapat dihindari kalau Oni-chan mengambil perspektif yang lebih 'keayahan' dalam situasi kayak gitu.

"Ngomong-ngomong, bukannya semua orang kayak gini? Yang punya adik kakak?" (Oni-chan)

Komentar: [Tidak tidak tidak tidak!]

Komentar: [Dari sini saja, kita bisa tahu kalau adiknya itu orang baik!]

Komentar: [Apa cowok ini benar-benar mencoba memprovokasi kita, wkwk!]

Komentar: [Sungguh sesuai dengan namanya 'Oimo_daisuki', wkwk.]

"Mari kita ganti topik. Berikutnya yaitu... ...Ah, lagi-lagi bicara soal adikku! Ini streaming-ku, jadi tidak bisakah kalian menunjukkan sedikit lebih banyak minat padaku?" (Oni-chan)

Kekhawatiran soal apa viewers akan bosan dengan topik yang sama ternyata tidak berdasar. Entah mengapa, jumlah viewers terus bertambah, dan jumlah like juga bertambah.

Setelah beberapa waktu, chat terus-menerus soal adiknya berakhir. Pertanyaan berikutnya yaitu pertanyaan yang lebih besar, dengan superchat lima digit: pertanyaan 12.000 yen soal Ayaya, yang dengannya Oni-chan berkolaborasi sebelumnya.

Superchat (12 000 yen): [Kamu berkolaborasi dengan Ayaya tempo hari, tetapi kayak apa fia di luar streaming?]

"Ini bukan soalku lagi! Seriusan, aku mau bertanya pada kalian: Apa streamer lain menjawab pertanyaan kayak gini soal streamer lainnya?" (Oni-chan)

Bukan tipe yang suka berkolaborasi dengan orang lain, Oni-chan tidak bisa sepenuhnya memahami situasinya. Jujur saja, Oni-chan tidak mau menjawab.

Oni-chan itu karakter yang secara universal tidak disukai. Oleh karena itu, Oni-chan mencoba buat tidak menyeret streamer lainnya dan biasanya tidak membicarakan mereka.

Komentar: [Beberapa orang menjawab, dan beberapa tidak!]

Komentar: [Ah, karena Oni-chan belum pernah berkolaborasi dengan siapapun sebelumnya, doi mungkin tidak tahu soal itu.]

Komentar: [Aku penasaran soal ini sebanyak soal adiknya.]

Memang, beberapa streamer menyertakan disclaimer selama streaming mereka, menyarankan agar tidak menyebut nama streamer lainnya demi menghindari masalah. Namun, Oni-chan bukan salah satunya.

Oni-chan belum pernah terlibat dengan siapapun sebelumnya, jadi tidak ada alasan buatnya untuk menyertakan disclaimer semacam itu.

(Kalau aku diam saja, itu mungkin dapat mengarah pada spekulasi buruk... ...Aku juga tidak boleh menyebabkan masalah bust Ayaya-san...) (Oni-chan.)

Kalau viewers mulai berpikir kalau diam berarti ada sesuatu yang salah dan kalau Ayaya di luar streaming punya sikap buruk, itu akan mengarah pada situasi yang sulit.

Meskipun Oni-chan mau menghindari memuji orang lain selama streaming-nya sendiri, ini merupakan kesalahannya karena tidak memasang pemberitahuan.

Hal terbaik yang dapat Oni-chan lakukan yaitu jujur mengungkapkan apa yang ia pikirkan.

"Iya, eum... ...karena aku menerima uang buat ini, aku akan bicara sedikit, tetapi... ...jujur saja, tidak ada yang perlu dikritik dari Ayaya-san. Bahkan dari perspektif streamer, aku cuma bisa berpikir kalau dia luar biasa." (Oni-chan)

Komentar: [Eh, apa ini beneran Oni-chan?]

Komentar: [Nada bicaranya tiba-tiba berubah, wkwk.]

Komentar: [Suaramu yang lembut keluar.]

Komentar: [Sesi tanya jawab ini lebih menghibur ketimbang streamer lainnya, wkwk.]

Pada saat itu, Oni-chan tidak melihat komentar. Oni-chan sedang mengingat detailnya sambil menatap langit-langit.

"Channel-nya punya, berapa ya, 300.000 subscribers...? Ah, sekarang sekitar 350.000. Di industri ini, dinamika kekuasaan sering ditentukan oleh jumlah subscribers, dan bahkan dengan perbedaan besar di antara kami, Ayaya-san tidak pernah merendahkanku. Dia memperlakukanku dengan sopan, bahkan saat berhadapan dengan orang kayak aku. Dia seriusan luar biasa. Makanya dia punya banyak fans, dan aku harap dia terus berkembang. Akan aneh kalau dia tidak begitu." (Oni-chan)

Komentar: [Kamu memujinya gila-gilaan! Apa kamu, suka sama dia atau semacamnya!?]

Komentar: [Kecintaan pada Ayaya jadi meroket, wkwk.]

Komentar: [Aku juga akan subscribe ke channel-nya!]

Komentar: [Hei, hei. Karaktermu sudah berantakan, loh.]

"...Ah, Aku belum menjawab pertanyaan itu. Ayaya sama saja saat on-stream maupun off-stream. Begitu saja." (Oni-chan)

Komentar: [Itu sebanding dengan 12.000 yen!]

Komentar: [Kayak yang diharapkan dari Ayaya-ku!]

Komentar: [Alangkah baiknya kalau Oni-chan juga mendapat apresiasi sebanyak ini!]

Komentar: [Seriusan, karaktermu sudah berantakan, wkwk.]

Setelah mengungkapkan pemikirannya dan mengalihkan pandangannya kembali ke PC, Oni-chan akhirnya menyadari situasi saat ini.

Dengan sengaja berdehem, Oni-chan melanjutkan menembak bot.

"Iya, memang benar, aku akan menggunakan dia sebagai batu loncatan dan menuai keuntungannya, jadi bersiap-siaplah, gaes." (Oni-chan)

Komentar: [Wkwk.]

Komentar: [Tidak ada gunanya menutupi-nutupi lagi, awokawok.]

Komentar: [Bagian ini pasti akan di-klip juga…]

Komentar: [Kamu perlu menyiapkan lebih banyak naskah!]

Pada hari itu, cuma dengan sesi tanya jawab ini, Oni-chan menerima jumlah superchat tertinggi yang pernah ia dapatkan, dan ia terus menunjukkan gameplay yang luar biasa dalam pertandingan rank.

Keesokan paginya setelah streaming kayak gitu.

"Hah!?" (Aya)

Shirayuki Aya, mengenakan piyama dan rambut acak-acakan, menatap terbelalak pada ponsel pintarnya setelah mematikan alarm.

Rasa kantuk menghilang dalam sekejap, dan Aya mengeluarkan suara yang mengingatkan pada katak yang terinjak.

"A-Ada apa ini, tunggu, apa ini!?" (Aya)

Di hadapan Aya, ada jumlah notifikasi yang luar biasa dari Twitto.

Aya pernah melihat jumlah notifikasi ini beberapa kali sebelumnya setelah berkolaborasi dengan streamer terkenal atau mencapai hasil bagus dalam turnamen.

Namun, kali ini, tidak ada hal penting yang terjadi. Ini menyebabkan Aya jadi gelisah.

"A-Apa ini... ...trending...!? A-Apa jangan-jangan rekan tim itu menyebarkannya juga!?" (Aya)

Satu-satunya hal kontroversial kemarin yaitu saat Ayaya bermain gim dengan Oni-chan secara pribadi.

...Tetapi itu bahkan mestinya tidak terjadi sejak awal.

Aya cuma mau bermain dengan Haruto yang secara kebetulan itu Oni-chan.

Kalau saja Ayaya itu streamer biasa, ada ruang buat berkelit dari situasi tersebut mengingat keadaannya, tetapi aspek menantang dari industri VTuber merupakan segalanya tidak berakhir semudah itu.

Channel-nya, yang telah mengumpulkan lebih dari 80% viewers cowok, cenderung memicu kontroversi luas cuma dengan sedikit keberadaan cowok.

"Aduh... ...Aku benar-benar tidak bermaksud itu terjadi..." (Aya)

Buat Aya, yang mencari nafkah dan biaya pendidikan lewat streaming, terlibat dalam kontroversi merupakan hal yang paling menakutkan.

Aya mau melupakan segala yang telah terjadi begitu saja — perasaan kayak gitu membanjirinya, tetapi sebagai seorang streamer, dia mesti memenuhi tanggung jawabnya.

"I-Iya, pertama-tama, aku perlu memeriksa isinya..." (Aya)

Dengan jari gemetaran, Aya mendekatkan tangannya ke layar, menutup matanya, dan mengetuk bilah notifikasi. Perlahan-lahan, Aya membuka matanya.

"Hah." (Aya)

Dan pada saat itu, setelah melihat layar, Aya menyadari kalau semua kecemasannya sebelumnya tidak berdasar.

Postingan Twitto: [Ayaya memang yang terbaik! Aku mohon terus lakukan yang terbaik!]

Postingan Twitto: [Aku akan terus mendukungmu! Wuhu!]

Postingan Twitto: [Kayak yang diharapkan dari Ayaya-ku!!]

Postingan Twitto: [Aku akan mendukungmu lebih lagi!]

"Hah...?" (Aya)

Aya mengucek matanya tidak percaya melihat kata-kata pujian yang tidak terduga dan memeriksa dua kali, memastikan itu bukan halusinasi.

Bilah notifikasi dipenuhi dengan pujian.

"A-Ada apa ini...?" (Aya)

Wajar kalau Aya tidak dapat mengikuti situasi tersebut.

Tanpa melakukan apapun, entah bagaimana reputasi Ayaya naik.

Buat mengetahui lebih banyak detail, Aya menggali lebih dalam notifikasi...

Postingan Twitto: [Kemarin, Oni-chan memuji Ayaya di streaming-nya! Ini URL-nya!]

Akhirnya, Aya menemukan penyebabnya.

"Hah!? O-Oni-chan memujiku...!? Selama streaming-nya!?" (Aya)

Belum pernah terjadi sebelumnya buat Oni-chan yang toksik untuk memuji seorang streamer.

Aya secara refleks mengeklik URL yang dikirimkan yang mengarahkannya ke video di MouTube dan dia dengan cepat menggulir komentar.

Di bagian atas kolom komentar ada daftar timestamp penting dari streaming yang diunggah oleh seorang viewer.

04:27 Sesi tanya jawab Oni-chan.

07:13 Interaksi dengan adiknya.

09:10 Oni-chan kesal.

12:49 Memuji Ayaya 1.

14:10 Memuji Ayaya 2.

17:41 Berinteraksi dengan Ayaya 1.

18:20 Berinteraksi dengan Ayaya 2.

Ada banyak detail menarik, tetapi yang paling menarik perhatian Aya yaitu yang berhubungan dengan dirinya sendiri.

Menelan ludah dengan gugup, Aya menekan timestamp 12:49, dan seketika, suara Oni-chan terdengar.

"(...Jujur saja, tidak ada yang perlu dikritik dari Ayaya-san. Bahkan dari perspektif streamer, aku cuma bisa berpikir kalau dia itu luar biasa.)" (Oni-chan)

"!?" (Aya)

"(Channel-nya punya, berapa ya, 300.000 subscribers...? Ah, sekarang sekitar 350.000. Di industri ini, dinamika kekuasaan sering ditentukan oleh jumlah subscribers, dan bahkan dengan perbedaan besar di antara kami, Ayaya-san tidak pernah merendahkanku. Dia memperlakukanku dengan sopan, bahkan saat berhadapan dengan orang kayak aku. Dia seriusan luar biasa. Makanya dia punya banyak fans, dan aku harap dia terus berkembang. Akan aneh kalau dia tidak begitu.)" (Oni-chan)

Lalu, mungkin setelah membaca komentar viewer, suara panik terdengar.

"(Iya, memang benar, aku akan menggunakannya sebagai batu loncatan dan menuai keuntungannya, jadi bersiap-siaplah, gaes.)" (Oni-chan)

"As-Astaga... ...Apa yang barusan ia bilang..." (Aya)

Tidak dapat menahan balasannya, pipinya memerah, Aya menekan 'Memuji Ayaya 2' pada 14:10.

"('Aku mau kamu memberitahu kami apa yang kamu anggap luar biasa dari Ayaya-san dari perspektif seorang streamer...?' Iya, mungkin itu usaha yang dia lakukan demi menghibur viewers-nya. Selama streaming-nya, dia selalu melakukan sesuatu demi mereka, bukan? Meskipun channel-nya sudah lumayan besar, dia masih menghargai setiap viewers-nya. Tidak kayak aku.)" (Oni-chan)

"Oni-chan memperhatikan sejauh itu... ...Meskipun, Oni-chan sendiri juga peduli pada viewers-nya..." (Aya)

Selanjutnya, Aya menekan 17:41.

"'Eum, bisakah kamu memberi tahu kami bagian imut dari Ayaya...?' Iya, maaf. Aku tidak dapat menemukan sesuatu yang imut darinya. Aku tidak memikirkan hal semacam itu selama bermain gim, dan aku memang mengaktifkan mode kerjaku saat berbicara dengannya." (Oni-chan)

"..." (Aya)

Akhirnya, 18:20.

"'Apa yang kamu sukai dari Ayaya?' Wah, seriusan, jangan kira aku akan menjawab apapun cuma karena kamu membayar. Aku tidak bisa memikirkan apapun yang aku sukai darinya. Hubungan kami tidak sedalam yang kalian semua bayangkan." (Oni-chan)

"..." (Aya)

Dalam dua respons ini, persona Oni-chan tampil sepenuhnya.

Banyak viewers berkomentar kayak, "Mustahil!?" "Terlalu kasar, wkwk." "Apa doi seriusan?" "Ah tidak, itu tidak bagus", tetapi... ...Aya lain.

Dengan mata menyipit, Aya menunjukkan ekspresi gembira.

"Terima kasih, Haruto-san..." (Aya)

Aya berterima kasih atas cara Haruto menangani situasinya. Sebagai sesama streamer, Aya paham.

Mengenai dua pertanyaan terakhir, viewers tidak melihat hubungan mereka sebagai streamer melainkan, hubungan mereka sebagai lawan jenis.

Kalau Oni-chan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan "Dia imut" atau "Aku suka banyak hal darinya", rumor secara alami akan mulai beredar.

Oni-chan sedang mencoba menarik perhatian Ayaya.

Oni-chan punya Ayaya dalam pandangannya.

Apa jangan-jangan mereka pacaran?

Begitu rumor semacam itu menyebar, fans cowok Ayaya akan membenci Oni-chan. Mereka akan tidak menyukai Oni-chan. Konflik di antara viewers akan muncul. Kolaborasi akan jadi sulit. Mereka mesti menjaga jarak demi melanjutkan aktivitas streaming mereka.

Lingkungan di sekitar mereka akan memburuk.

Alasan kedua streamer itu diakui oleh viewers masing-masing yaitu asumsi kalau "mereka tidak melihat satu sama lain sebagai lawan jenis, melainkan cuma sebagai rekan streaming."

Oni-chan telah berhati-hati demi menjaga batasan itu demi menjaga situasi tetap terkendali.

"Seriusan, Oni-chan... ...Kalau kamu melindungiku sebegitu banyak, aku mungkin mulai memikirkan berbagai hal..." (Aya)

Oni-chan menarik garis yang jelas demi melindungi Ayaya.

Oni-chan memuji Ayaya meskipun punya persona toksik.

Oni-chan bersiap-siap buat reaksi balik yang mungkin terjadi karena berbicara buruk soal Ayaya.

Mungkin karena kehangatan dari sinar mentari pagi yang mengenai tubuhnya, tetapi dada Aya terasa hangat menyenangkan.

Jantung Aya juga berdebar lebih cepat.

"Seriusan, aku terlalu gampangan...! Haruto-san bilang hal-hal buruk soal menggunakanku sebagai batu loncatan, bukan!? Iya!" (Aya)

Aya menampar kedua pipinya buat mengubah suasana hatinya.

Di kamar ini, satu-satunya suara yaitu suara Oni-chan yang diputar di layar.

"Hah... ...Aku mesti hati-hati jangan sampai ada yang tahu kalau aku sudah mulai merindukan Haruto-san..." (Aya)

Menatap langit-langit, Aya bergumam, mengeluarkan suara yang sedikit demam.

TL Note:

Makin seru hubungan percintaan Haruto dan Aya ya, guys?

Yang mau berdonasi demi kelancaran proyek penerjemahan ini juga boleh ya lewat Trakteer: https://trakteer.id/lintasninja/

Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F

←Sebelumnya             Daftar Isi        Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama