Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 4 Bab 91 - Lintas Ninja Translation

Bab 91

Di Sebelah Sang Dewi, Bagian 1

(TL Note: Ada 1 bab sebelum bab ini jangan lupa untuk dibaca ya, guys! Ini POV-nya siapa ya? Ditebak yuk!)

Aku berangkat ke rumah Aichi.

Aku tidak bisa berhenti menyeringai. Tubuhku memang kelelahan karena ekskul-ku, tetapi aku tidak keberatan sama sekali. Karena mulai saat ini, semua kelelahan itu akan sirna! Tunggu aku! Ai-chan!

Aku mulai melompat-lompat sesaat sebelum tiba di tempat tujuan. Saat aku menekan tombol interkom dengan semangat yang tinggi, aku mendengar suara seseorang berlari di dalam rumah Aichi. Di saat yang sama, sebuah suara yang terdengar kayak suara gembira dari seorang cewek balita bergema. Tanpa diragukan lagi, suara ini merupakan—

[I-Iya!]

"A-i-chi! A-ku da-tang!"

[Eh? He-Hei! Kamu tidak perlu bilang begitu keras-keras!]

Ups, aku terlalu bahagia sampai-sampai aku bilang begitu dengan keras.

Suara orang berlari terdengar lagi. Saat aku melihat ke balik gerbang yang penuh gaya, pintu depan terbuka sampai-sampai membuat perasaanku goyah. Apa itu Aichi? Apa itu Ai-chan? Siapa ya? Tidak masalah siapa itu!

"Wah, ada Mbak yang tinggi—!"

"Kamu itu Ai-chan, ya—?!"

Itu Ai-chan. Dia imut dengan rambutnya yang dikuncir dua. Dia mungil dan menggemaskan, aku jadi mau memeluknya...! Tidak, peluk aku!!

"Ai-chaaan!!!"

"Kyaa!"

I-Imutnya...  ...aku jadi mau punya adik juga! Aku mau membawanya pulang ke rumahku! Apa tidak boleh!? Tidak boleh, ya!? Aku pastikan aku bisa membuatnya bahagia!! Dan aku bisa melihat masa depan di mana aku juga akan bahagia!

"Sudah diputuskan kalau itu tidak boleh!"

"A-Aichi! Aku sudah lama sekali tidak jumpa padanya!"

"Aku tidak akan membiarkanmu mendekati Airi!"

"Ti-Tidak, aku bercanda, cuma bercanda, kok."

Ai-chan dijauhkan dariku. Aichi memeluk tubuh Ai-chan. Seperti yang diharapkan dari rasa sayang Aichi pada Ai-chan..., ...matanya sangat serius. Aku tidak pernah berpikir kalau hari itu akan datang saat aku akan ditatap kayak gitu. Tetapi betapa imutnya hal itu!

Aichi mengenakan blus putih dengan lengan yang terbuka dan celana panjang hitam dengan stoking yang keren hari ini. Dia memang modis, tetapi...  ...tampaknya bisa bergerak dengan leluasa. Kalau kami cuma akan bermain dengan Ai-chan, apa kami mesti seantusias itu? Paling tidak, menurutku, aku dan Sajocchi tampaknya tidak terlalu sadar akan hal itu.

"Ahaha! Bagaimana kabarmu, Aichi? Tampaknya kamu baik-baik saja!"

"Kei juga sama. Bukannya ekskul itu melelahkan?"

"Memang melelahkan. Makanya aku datang ke mari untuk mendapatkan kembali tenagaku dengan bermain bersama Ai-chan."

"I-Itu mungkin akan sangat membantu..."

Silakan, masuklah. Mereka mengajakku masuk ke dalam rumah. Begitu aku memasuki pintu depan, aku sudah bisa merasakan suasana sejuk yang datang dari AC. Sebaliknya, aku bertanya pada Aichi, apa tidak apa-apa kalau suhunya sedingin itu? Dia pun menjawab kalau suhu ruangan itu sudah tepat buat Ai-chan. Suhu tubuhnya langsung naik karena dia terlalu bersemangat. Saat Ai-chan merasa lelah dan mengantuk, Aichi segera menyesuaikan suhunya. Wah... bukannya Ai-chan itu terlalu disayang oleh Aichi? Rasa sayang Aichi khusus untuk Ai-chan.

Aku mengelus kepala Ai-chan yang sedang digendong oleh Aichi sambil menatap matanya yang bulat.

"Kok bisa kamu mengingatku dengan baik?"

"Ehehe."

"Be-Begini...! Aku tidak mau Airi melupakan Kei, jadi... ...aku sering menunjukkan foto-foto yang kita ambil bersama."

"! A-Aichii!"

"Kya!? He-Hei..., jangan tiba-tiba memelukku."

"Ah—? Airi juga, Airi juga—!"

Aku penasaran apa hal-hal yang mereka katakan membuatku bahagia. Aku akan mempertaruhkan hidupku dan rela mati demi Aichi. Aku mau jadi adiknya Aichi juga seperti Ai-chan. Ah! Tetapi jadi kakaknya Aichi mungkin enak juga! Aichi merasa kesepian dan manja... ...Nihihihi.

Saat aku dikejutkan oleh Aichi, yang tampaknya agak kepanasan dan terganggu, aku menenangkan diri dan menghirup udara dalam-dalam di rumah Aichi untuk mendapatkan kembali ketenanganku. Uhehehehe. Aku juga mesti menyapa dengan benar.

Saat aku pergi ke ruang tamu, ada es cokelat di atas meja di depan sofa berwarna krem. Apa kalian sedang bermain di sini? Aku membayangkan Aichi dengan pesona keibuan yang terpesona dengan Ai-chan yang sedang mengunyah es cokelat, lalu Aichi memanjakan Ai-chan sambil menonton televisi. Eh? Ngomong-ngomong...

"Aichi, di mana ibumu?"

"Ah, Ibu sedang datang ke pesta hari ini."

"Eh? Begitu ya."

Eh, tunggu sebentar, ibunya Aichi sedang datang ke pesta saat ini? Kalau aku tidak datang ke sini, cuma ada Aichi dan Ai-chan di rumah ini, bukan? Aichi, dalam situasi seperti itu, apa kamu juga akan berusaha mengajak Sajocchi ke rumahmu sebagai hukuman? Maksudku, ini bukan sekadar hukuman lagi, bukan? Bukannya itu masalah besar buat seorang cowok untuk diajak ke rumah oleh seorang cewek yang ia sukai? Kayaknya, tubuhku akan meledak.

"..."

"...Ada apa?"

Tidak, itu mustahil... ...Jangan cuma memiringkan kepalamu ke belakang dengan imut begitu! Ah, kamu cewek yang mengerikan...! Dia sudah punya SKCK karena sudah sering mengajak cowok ke rumahnya! Saat aku mendengar fakta itu, aku rasa telingaku jadi benar-benar gila. ...Lagipula, kali ini orang tuanya mungkin tidak ada di sini, bukan? Dalam banyak artian, itu akan membunuhnya dengan sangat cepat.

Aichi dan Sajocchi. Mereka berdua itu menggemaskan. Dan Aichi juga imut. Ini ketertarikan yang datang sebelum rasa iri muncul dalam diriku. Sudah empat bulan sekarang dan aku tidak pernah bosan menyaksikan mereka.

Mereka berdua sudah melekat dengan jarak yang cukup dekat satu sama lain. Aku memang tidak terlalu paham, tetapi aku langsung menyukai mereka, termasuk Sajocchi. Aku belum pernah melihat orang yang sedang jatuh cinta dari dekat sebelumnya. Karena aku sudah melihat mereka berdua sepanjang waktu, aku merasa seperti sudah melupakan masa mudaku.

Tetapi aku sudah tidak paham lagi, akhir-akhir ini... ...Aichi memang sudah terbiasa bersikap jutek pada Sajocchi dan langsung menyerangnya dengan keras, tetapi Sajocchi jelas mulai menghindari Aichi. Aku beri tahu kalian, aku bukanlah satu-satunya yang berpikir kalau itu buruk!? Pada saat aku melihat keanehan ini, Sajocchi malah mulai bermesraan dengan cewek-cewek lain!

(TL Note: Lu juga nggak nyadar, Mbak, kalau posisi Lo kadang berlebihan dan membuat si Aichi salah paham.)

Aku memang sedikit skeptis, tetapi aku lega mendengar kalau ada yang salah dariku. Aku jadi agak emosional dan mengajukan pertanyaan pada Sajocchi, tetapi ia selalu bilang sesuatu seperti "Aku mengerikan" dan ia jadi menyerah. Tetapi ia tampaknya masih mencintai Aichi... ...Aku tidak tahu, sih, tetapi apa ia merasa cinta bertepuk sebelah tangannya yang menegangkan itu sudah mereda? Aku memang tidak menganggap kalau itu sudah usai... ...tetapi aku merasa agak kecewa. Aku menyukai sikap Sajocchi yang sangat percaya diri. Tidak, bukan dalam hal jatuh cinta, tetapi sebagai pribadi yang percaya diri?

Tetapi berkat itu, aku jadi akrab pada Aichi dengan sangat baik. Saat dia kesal karena Sajocchi tidak mendekatinya lagi, Aichi meminta bantuanku. Berkatnya, aku menyadari kalau Aichi memang imut, bukan cuma wajahnya saja, tetapi juga kepribadiannya. Aku memang merasa tidak sabar saat aku bicara soal Sajocchi, tetapi...

Tidak, sungguh. Yang kita bicarakan ini, "Aichi dan Sajocchi". Ada apa dengan mereka berdua? Mereka berdua sangat menggemaskan. Aku tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi di antara mereka.

Aichi, dia memang kesal karena Sajocchi tiba-tiba menjauh darinya, tetapi dia tampak sangat kesepian. Dulu aku sangat kesal, tetapi tiba-tiba aku jadi iblis yang jahat... ...dan dia juga imut. Dia jadi sangat sering merasa sedih... ...Aku pikir tingkat kesukaanku saat ini pada Aichi setara dengan kesukaan Sajocchi padanya. Iya, sudah diputuskan. Aku tidak akan kehilangan momen ini.

Aku pikir Aichi juga sudah mengatur pikirannya. Dia paham dengan baik kalau "dia merindukan Sajocchi".  Akhir-akhir ini, Sajocchi jadi lebih baik padaku, dan aku jadi tidak bisa menahan senyumanku.

─...Tidak, itu tidak benar!

Kami ini siswa-siswi SMA, bukan? Persahabatan antara cowok dan cewek — Iya, aku dan Sajocchi memang seperti itu! Bukannya ini harusnya jadi lebih manis dan masam? Tidak ada yang lebih dari itu... ...bukan?! Sajocchi, kamu tahu apa yang aku bicarakan, bukan? Jadi seperti itulah! Aichi! Itulah kamu!

(TL Note: Gak usah disangkal, Mbak!)

"...?"

Tidak, aku bukan begitu! Kalian imut juga, ya!

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-ch-91-di-lintas-ninja-translation

"...Eh? Kalau dipikir-pikir, bagaimana dengan Sajocchi? Apa ia sudah membalas?"

"Ah..."

"Sajocchi—?"

"Sajocchi itu~ ...Eh? Apa kamu tidak kenal?"

"Bukan, itu cuma karena itu nama panggilan yang unik darimu, Kei..."

"Begitu ya..."

'Sajocchi' — Aku pikir itu nama yang bagus. Sangat mudah untuk memanggilnya. Kamu suka kalau aku memanggilmu 'Aichi' ...tetapi tidak ada yang memanggil kalian dengan panggilan-panggilan itu selain aku. Itu bagus, 'Aichi'... ...puh.

"Airi, maksudnya "Sajou", "Sajou" loh."

"Sajou...? Aku tidak kenal."

"E-Eh...?"

Aichi bingung saat Ai-chan bilang dia tidak kenal. Tidak, tidak, tunggu sebentar.

"Apa Sajocchi dipanggil 'Sajou' oleh Ai-chan?"

"I-Itu benar, tetapi... ...aku rasa dia tidak ingat."

"Astaga, dia sudah lupa, ya?"

"Eungh..."

"...!"

Dengarlah!? Dengarlah, aku...!? Aichi menggembung pipinya dan dia bilang, "Eungh!" Imut sekali! Kok bisa dia sefrustrasi itu?! Apa dia sefrustrasi itu karena Ai-chan sampai melupakan Sajocchi? Wah!

"A-Airi! Ia yang sering menabrakku! Orang yang sering main jadi sumo di rumah-rumahan denganmu!"

"Eh, ceritakan lebih detail soal itu, dong."

"Diamlah sebentar!"

"Oh, iya."

Memangnya ia siapa, seorang ayah yang sedang liburan? Aichi, apa yang kamu lakukan pada Sajocchi? Maksudku, itu sudah lebih dari yang dilakukan pasangan. Mentang-mentang mereka sudah saling kenal sejak SMP, apa itu membuat mereka jadi pasangan?

"...? I—siapa?"

"Eh, bukan Iihoshi-san!"

"...Aku mungkin tahu sesuatu soal cerita itu."

Aku rasa Iyorin marah pada Sajocchi soal Ai-chan. Dia bilang kalau Iyorin payah atau semacamnya... ...Ah, apa maksudnya itu? Oh, begitu? Jadi mungkin kenangannya bersama Sajocchi sudah tertutup oleh Iyorin*.

(TL Note: Kami tidak menemukan dasar mengapa Kei menyebut Iihoshi-san dengan sebutan Iyorin padahal nama resmi untuk karakter ini adalah Iihoshi Seina.)

"Hmm..."

"Ia punya rambut yang aneh!"

"Itu terlalu berlebihan, Aichi..."

Eh, barusan, kamu mengatakan hal yang buruk. Sajocchi yang malang. Aku jadi merasa agak kasihan padanya. Tidak peduli seberapa lupanya Ai-chan, tetapi kita tidak bisa menghakiminya...

"Sajou—...? Sajou!"

"Ai-chan?"

Mustahil, sungguh? Apa yang kamu lakukan di depan Sajocchi, Ai-chan? Aku rasa itu merupakan masalah besar untuk diperlakukan seperti orang aneh oleh seorang anak kecil. Aku tidak bisa membayangkannya.

"War-Warna rambut Wataru amburadul!"

"Ah, ah...! Apa maksudmu? Kamu membuatku terkejut!"

Me-Memang benar, beberapa waktu yang lalu rambut Sajocchi warnanya seperti puding. Saat ia membiarkannya begitu saja, akar rambutnya masih berwarna hitam! Oh, iya, akhirnya aku paham! Aku rasa aku sudah melihat sisi gelap Ai-chan....

"Sajou! Apa ia akan datang?"

"Ia akan datang, oke. Kakak akan membuatnya datang."

"Apa kamu akan membiarkannya datang?"

"Nihihi."

Tetapi dia masih mengirim pesan pada Sajocchi~. Apa ia masih bekerja paruh waktu? Ini sudah lewat jam makan siang, tetapi....

"Aichi, apa tidak apa-apa kalau Sajocchi datang ke sini kayak gini?"

"Eh...!? A-Apa!? Apa itu aneh...?"

"Iya, tidak apa-apa, kalau menurut Aichi tidak apa-apa, bukan?"

"E-Eum..."

Aichi mulai tidak karuan. Sekarang dia mencari-cari sesuatu yang dia tidak mau kita lihat. Nihihi, dia sangat imut... Aku mulai sedikit iri padanya. Mari kita fokus pada bidadari cantik di depan kita saat ini.

"A-i-cha-n!"

"Kya-!"

Wah, pipiku terasa panas....

Author Note: Lembut.

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

←Sebelumnya          Daftar Isi           Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama