KuraKon - Jilid 5 Bab 2 Bagian 1 - Lintas Ninja Translation

Bab 2
Pacar (Palsu)
(Bagian 1)

Tepat saat Saito berniat untuk meninggalkan rumahnya, Akane muncul di depannya dengan secepat kilat. Akane menghalangi jalan Saito dan menatapnya.

"A-Apa yang kamu mau? Aku sudah mencuci mangkukku dan memastikan kalau aku telah memisahkan sampahnya?"

Saito semakin khawatir kalau ia mungkin telah melakukan sesuatu yang membuat Akane marah tanpa disengaja. Saito segera menelusuri kembali ingatannya. Karena hari ini akan menjadi hari yang panjang, Saito lebih suka untuk tidak membuang-buang terlalu banyak waktu untuk bertengkar.

"Aku tidak marah karena pekerjaan rumah. Aku ingin memperingatkanmu."

"Kalau aku mesti berhati-hati saat aku keluar dan semacamnya di malam hari...?"

"Bukan itu!"

Saito mempersiapkan tubuhnya untuk kemungkinan serangan yang akan datang, merasa tegang karena tekanan dari Akane. Namun Akane cuma menarik-narik roknya dengan cemas

"Ya-Yah…kamu tahu? Bermain pacar-pacaran dengan Himari itu tidak masalah, tetapi jangan lupa kalau kalian itu bukan pasangan sungguhan. Itu saja yang ingin aku katakan."

"Aku sendiri tidak akan melupakan hal semacam itu. Mengapa kamu mengingatkanku tentang hal itu…" Saito bertanya, dan membuat Akane tersipu.

"Ka-Karena kamu itu bodoh! Kamu akan mendekati Himari, melupakan tujuan awal, dan kemudian mengikuti arus ke…!"

"Mengikuti arus ke mana?" Saito mencari tahu jawaban.

"Ja-Jangan buat aku bilang itu! Dasar kamu perundung!" Akane terhuyung mundur.

Wajah Akane semerah tomat, dan anehnya itu tampak menggemaskan di mata Saito. Saat ini, Saito merasa seperti sedang diatur. Saito memutuskan untuk menyerang.

"Kamu harus menggambarkan batasannya atau aku tidak akan melakukan itu. Seberapa jauh yang aku boleh ambil? Pelukan? Ciuman? Atau bahkan lebih…"

"~~~!" Akane menggigit bibirnya.

Saito melihat lebih dekat ke wajah Akane.

"Ayo, katakan. Kamu tadi yang mulai, bukan?"

KuraKon-5-2-1

Tidak dapat mengatasi hal ini, Akane mendorong Saito menjauh.

"Segalanya…"

"Hah…?"

"Aku akan bolehkan... segalanya... Tetapi sebagai imbalannya... kamu mesti membayar dan menebus itu dengan tubuhmu..."

Hukuman mati! Hukuman mati! Hukuman mati! Pesan-pesan ini berkedip-kedip dengan amarah di dalam pupil Akane. Akane tidak akan memaafkan Saito kalau ia sampai membuat Himari menangis, karena Akane nantinya akan membakar Saito menjadi abu.

"Aku berangkat!!"

Mungkin Saito sudah terlalu banyak menggoda Akane. Sebelum Akane mengamuk, Saito memilih untuk melarikan diri, ke luar pintu. Walau Saito punya keuntungan dari hal itu pun, menggertak Akane dengan berlebihan akan jadi bumerang. Akane mungkin terlahir ke dunia ini cuma untuk bertengkar dengan Saito. Karena Saito tidak mau bertemu dengan teman-teman sekelasnya di jalan, ia memilih untuk mengambil jalan memutar dalam perjalanan ke sekolah. Tidak dapat mengambil rute tercepat merupakan alasan lain dari kelelahan Saito baru-baru ini.

Saito cuma ingin menghilangkan semua rumor ini dan membuat semua ini normal kembali. Dan untuk mencapai hal itu, Saito mesti memainkan peran sebagai seorang pacar. Sesampainya ke sekolah, lorong-lorong dipenuhi dengan siswa-siswi, Himari dikelilingi oleh mereka. Tidak seperti Saito, yang cuma duduk di sudut ruangan sambil membaca buku, Himari menjadi pusat perhatian. Para siswa dan para siswi sama-sama berkerumun di sekeliling Himari, semuanya tersenyum saat Himari membalas senyuman mereka. Kalau saja Himari tidak pernah berteman dengan Akane, dan kalau saja Saito dan Akane tidak pernah bertengkar sejak awal, Saito mungkin tidak akan pernah mengobrol dengan Himari.

Bahkan hari ini saja, rasanya seperti mereka berada di alam semesta yang berbeda. Saito mencoba melewati Himari dan teman-temannya lalu Himari berbisik ke telinga Saito.

"…Saito-kun. Kita sudah mulai, ingat?"

Gumaman Himari hampir tampak bersinar, namun tetap membuat tenang. Suara Himari meresap jauh ke dalam otak Saito, membuat Saito merinding. Meski senyuman Himari mungkin tampak sama, tetapi itu punya tingkat gairah tertentu. Himari sudah beralih dari menjadi mode teman Saito ke mode bertindak sebagai kekasihnya. Itu merupakan kemampuan akting yang membingungkan yang bisa Himari tunjukkan, karena satu tatapan saja akan mengubah segalanya tentang Himari.

"Hei, Himari~ Apa yang kamu bisikkan dengan Saito-kun?"

Para siswi itu mencibir.

"Bukan apa-apa kok~."

"Itu mesti bohong~ aku tidak berhenti melihatnya sedetikpun."

"Sungguh, bukan apa-apa kok!" Himari mengangkat bahunya dengan sedikit rasa malu.

Memberikan jawaban yang tepat akan segera memperjelas pertanyaan itu, tetapi karena Himari membuatnya samar, itu cuma akan meningkatkan minat orang lain.

"Hi-Himari! Apa saja yang kamu bicarakan dengan Saito?!!" Akane bergegas ke arah mereka, dan menarik lengan baju Himari.

"Tidak banyak!"

"Katakan padaku! Apa dia mengancammu! Atau membungkammu?! Aku tidak akan memaafkannya kalau ia melakukan sesuatu padamu!"

"Te-Tenanglah, Akane. Aku benar-benar baik-baik saja." Himari tampak benar-benar bingung.

Mengapa Akane begitu keras kepala saat ini?! — Saito berkomentar di dalam pikirannya. Akane itu kebalikan dari Himari, selalu menyerang terlebih dahulu. Saito sekali lagi penasaran bagaimana mereka berdua dapat berakhir sebagai teman.


←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama