Takane no Hana no Imakano wa, Zettai Motokano ni Maketakunai you desu [WN] - Seri 1 Bab 35 - Lintas Ninja Translation

Bab 35
Menyaksikan Sinetron

Di layar kaca televisi, Asatani-san tampil dengan rambut lurus, bukan dengan kuncirnya yang biasanya.

Di dalam cerita, Asatani-san berperan sebagai seorang adik tiri, yang jatuh cinta dengan abang tirinya dan pemeran utama pria, Ruto Fukugawa, tetapi dia menyerah ketika dia melihat abangnya bersama dengan sang heroin – dan seterusnya.

(TL Note: Maaf teman-teman, mungkin ini tidak terlalu penting, tetapi sepertinya kami salah menerjemahkan yang seharusnya adik tiri menjadi adik/abang ipar di chapter sebelumnya. Hal itu dikarenakan kami mengambil terjemahan dari bahasa Inggris, "brother/sister-in-law" yang memiliki banyak makna.)

"Jika Abang punya seseorang yang Abang suka, perkenalkan dia padaku."

Asatani-san mengatakan itu tanpa mengetahui apakah abangnya sudah memiliki pacar. Asatani-san, atau karakter yang dia perankan.

Penampilan Asatani-san memang singkat, tetapi itu jelas bagiku kalau dia mendapatkan popularitas karena memainkan peran ini.

Aku rasa Asatani-san dengan nama panggung 'Kiritani Noa' memang cantik, tidak takut disalahpahami, karena aktingnya memang alami dan dia terkenal karena membuat gestur tubuh yang baik.

Biasanya Asatani-san selalu menjadi pusat perhatian semua orang dan memiliki pesona yang berbeda dengan peran yang dia mainkan. Saat dia satu SMP denganku, dia bahkan kesulitan karena menjadi pusat dari begitu banyak perhatian.

Aku rasa aku termasuk salah satu yang terpukau pada kecerdasannya. Aku sendiri sangat tahu itu, dan tidak perlu membantahnya.

Tidak lama setelah itu sampailah pada bagian di mana Asatani-san tampil. Ketika aku sedang menyaksikan bagian itu, aku melihat bahwa Nakano-san mengirim pesan lewat japri bukan via grup.

[Noarin memberi tahuku semuanya tentang seberapa sedih yang dia rasakan.]

[Apakah kita sedang membicarakan tentang sinetronnya Asatani-san.]

[Ahhhhhhhhhhhh!]

[Mari kita tetap tenang.]

[Maafkan aku, sudah selarut ini, apa yang bisa kamu lakukan untukku?]

[Jika kamu ingin membicarakan hal itu, aku akan perhatikan. Maksudku kamu masih menonton sinetron itu, bukan?]

[Iya, tadi barusan.]

[He-he-he.]

[Itu sinetron yang hebat, sih.]

[Nagisen hanya ingin melihat Kiri-chan, ya.]

Hal yang aneh itu, memang tajam, atau semacamnya. Tetapi aku tidak bisa membantahnya, saat aku merenungkan bagaimana cara meresponsnya, pesan lainnya sudah dikirim.

[Maaf, aku terbawa suasana lagi.]

[Tidak apa-apa, tidak perlu minta maaf.]

[Aku, Yui Nakano, terbawa suasana lagi dan mengerjai Nagisen.]

[Caramu mengatakannya itu.]

[Ini bukan keisengan semacam itu, jadi itu tidak ada masalah, tetapi apa ya?]

[Apa kamu menyesalinya?]

[Iya, tolong ajari aku belajar untuk ujian lagi. Aku akan melakukan apa saja.]

[Aku harap kamu tidak menyesalinya. Aku juga tidak terampil dalam mengajarimu.]

[Aku bisa berkonsentrasi lebih baik ketika kita belajar bersama. Berdua lebih baik daripada sendiri, dan bersama banyak orang lebih baik daripada hanya berdua.]

[Satu untuk semua?]

[Semua untuk satu!]

Bahkan saat masih SMP, ini adalah norma bagi Nakano-san – Setelah dia mengobrol denganku, yang mana itu sudah lama sekali.

[Aku sudah sedikit lebih tenang.]

[Senang mendengarnya.]

[Jika Nagisen tidak mendengarkanku, mungkin kita sudah pergi ke taman di malam hari.]

[Jika aku punya dorongan untuk melakukan itu, aku lebih memilih melakukannya bersama orang lain.]

[Jika aku meneleponmu, apakah kamu akan datang? Rumahku tidak begitu jauh, kok.]

[Hmmm, baiklah, jika kamu bersikeras.]

[Aku cuma bercanda. Jangan bilang siapa-siapa ya kalau kita mengobrol via japri.]

[Aku rasa panggilan telepon juga tidak masalah.]

Dia pikir aku mendengarnya secara santai – Kali ini, Nakano-san tidak mengirimiku pesan lagi.

Tanpa diminta, aku menatap ke layar kaca televisi. Sinetronnya terus berlanjut - anehnya, Ruto Fukugawa mengobrol dengan heroin di taman di tengah malam.

Balasan Nakano-san sudah terkirim. Di layar ponselku, aku melihat ada stiker penguin yang malu-malu.

[Akan memalukan untuk menelepon Nagisen pada jam segini.]

Akan memalukan - itu sedikit mengejutkan karena Nakano-san biasanya tidak mengatakan hal semacam ini.

[Aku juga bercanda soal itu.]

Kali ini, stiker penguinnya sama persis konyolnya dengan Nakano-san, [Benar-benar mengejutkan].

[Aku sangat menantikan tanggal 3 Mei nanti. Mau pergi ke mana kamu selain ke karaoke, Nagisen?]

[Aku akan pergi bersama Nakano-san, ke mana pun yang kamu inginkan.]

[Aku akan memikirkannya dulu. Selamat malam.]

[Terima kasih telah menghubungiku. Sampai jumpa besok.]

Akan memalukan jika meneleponku pada tengah malam. Itukah yang ingin kamu sampaikan padaku dengan nada serius?

Apa yang ingin dipikirkan Nakano-san terkadang masih membingungkan buatku.

Tetap saja, aku penasaran apakah alasan kami masih berteman sejak SMP adalah karena kami cukup nyaman satu sama lain.

Sebelum aku tahu jawabannya, lagu penutup dari sinetron sedang di putar. Aku penasaran apakah Asatani-san akan menyanyikan lagu ini - Nyanyiannya sudah bagus sejak SMP, dan sudah lama sekali, aku dapat mendengarnya bernyanyi tanpa refrein.

◆◇◆

Kali ini, Takadera mengirimiku sebuah pesan, dan ketika aku bertanya padanya mengenai sinetron itu, ia mengetik dengan bahasa baku tentang kualitas dari adegan di mana Asatani-san muncul.

Sekarang, apa yang akan terjadi jika aku mengajak Takadera dan yang satunya lagi (Ogishima) untuk bernyanyi bersama-sama dengan Asatani-san? Meskipun aku sudah sangat siap, aku mengajaknya dengan normal?

[Oh, ayolah, apa ini April Mop? Jangan bercanda dong!]

[Aku serius.]

[Oh, gawat, aku belum memesan tempat untuk mencukur rambutku.]

[Kamu tidak perlu rapi-rapi banget, iya kan?]

[Maksudmu, kamu mau ingin aku tampak biasa-biasa saja?]

[Kamu harus percaya diri.]

[Iya, aku percaya diri, tetapi ini semua bergantung padaku untuk membuat Noarin ingat kalau ada aku di sana.]

Sebagai seorang penggemar, sepertinya itu ambang dari sebuah kesuksesan - bagus, mereka mau ikut, tetapi aku tetap harus mengawasi Takadera dan Ogishima agar mereka tidak lepas kendali.


←Sebelumnya            Daftar Isi         Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama