Takane Zettai Motokano - Seri 1 Bab 16 - Lintas Ninja Translation

 Bab 16
Pagi dari Tes Fisik

Pada hari tes fisik, semua orang harus mengganti pakaian mereka menjadi pakaian olahraga di pagi hari.

Kelasku, Kelas A, adalah tempat para siswi mengganti pakaian, dan para siswa mengganti pakaian di Kelas B. Aku sedikit gugup karena ini pertama kalinya berada di ruang kelas ini. Aku mulai mengganti pakaianku dan setelah beberapa saat, Takadera dan Ogishima datang.

"Pagi.  Itu memang urusan yang menguras keringat kemarin, benar kan?"

"Ah, kamu berbicara tentang sinetron itu?"

"Itu topik yang cukup panas, benar kan? Nama 'Kiritani Noa' bahkan sedang tren."

"Jika Asatani-san melakukan pencarian pribadi dengan sendirinya, dan menemukan bahwa orang-orang sedang mencari 'Kiritani Noa mencoba ciuman', akankah dia menjadi malu?"

– Itu agak memalukan. Namun, sekali aku menyalakan persona selebritasku, aku tidak peduli tentang itu begitu banyak.

–Tetapi jika aku tidak memadamkannya dengan benar, aku akan lelah sebelum aku mengetahuinya.

–Dengan begini, aku bisa bersama semua orang ketika aku memadamkannya. Aku terkadang penasaran apakah itu adil.

Kata-kata Asatani-san melewati pikiranku. Dia bilang itu memainkan peran sebagai seorang aktris, dia harus berganti ke persona selebritasnya.

"Tetapi peran Noarin sebagai adik ipar terlalu destruktif... Tidak mungkin dia akan dikirim ke lereng yang licin karena itu."

Telah disebutkan kalau seorang heroin yang kehilangan cinta dalam sebuah cerita disebut 'dikirim ke lereng yang licin', dan Asatani-san tampaknya bermain peran semacam itu dalam sinetron ini.

Ryuuto Fukagawa, yang memainkan karakter utama, dan Asatani-san, yang memerankan heroin sampingan, akhir-akhir ini tampil di televisi bersama untuk sebuah pengumuman spesial. Itu mungkin sebagian menciptakan sebuah dengungan, tetapi ada spekulasi bahwa versi drama akan berbeda dari versi orisinal dan bahwa si adik ipar akan berjuang sedikit lebih keras.

"Auranya masih bisa terasa di sekolah, tetapi dia benar-benar nyaman dengan itu. Aku berpikir bahwa jika seorang selebriti berada di sekolah, akan ada banyak pengamanan atau apalah."

"Aku yakin mereka sudah sepakat untuk tidak melakukan itu. Jika agensi ikut campur dengannya di sekolah, Noarin akan kelelahan."

"Aku terkejut kamu memikirkan itu, Takadera."

"Tentu saja. Aku sebenarnya orang yang sangat penuh perhatian... Aku penasaran seperti apa gambaranku di pikiran Senda."

"Baik hati, menyukai para idola dan secara rahasia seorang penggemar dari Asatani-san."

"Benar. Tetapi aku bukan seorang penggemar rahasia, aku telah menjadi seorang penggemar berat sejak saat kami memasuki SMA yang sama."

Tampaknya, Takadera memiliki apa yang disebut dengan sifat yang meriah. Bahkan ketika aku masih SMP, banyak siswa yang bersorak untuk Asatani-san dan membicarakan tentang acara yang dia tampil di dalamnya sedang berlanjut.

Namun, tidak semua dari mereka berbicara ke arah yang baik. Ada juga orang-orang yang mendiskusikan segala macam rumor yang berasal dari internet, beberapa darinya bahkan hal-hal yang Asatani-san yang tidak seharusnya dengar. Tetapi Takadera tidak ingin berbicara ke arah itu, jadi aku merasa lega.

Lega? Posisi seperti apa yang aku punya sehingga aku berkata aku merasa lega?

Asatani-san bilang kalau dia adalah 'mantan pacar'-ku, tetapi dia tidak ingin memutuskan dari kehidupannya. Aku rasa aku diperbolehkan untuk khawatir di belakang punggungnya.

–Walaupun kamu adalah seorang selebriti, kamu tidak berbeda dari orang-orang normal.

–Jika kamu berpikir begitu, kalau begitu itu adalah pemikiran yang luar biasa.

Aku belum mengingat apapun seperti ini saat liburan musim semi – mungkin aku hanya syok dan aku telah hilang ingatan. Ingatan manusia tidak bisa diprediksi, dan semakin kita mencoba untuk lupa, semakin itu datang kembali pada kita.

"–Tetapi bagaimana bisa klub musik ringan dan klub band adalah aktivitas klub yang berbeda? Mereka bilang kalau klub musik ringan itu untuk para siswi dan klub band itu untuk para siswa. Aku telah tertipu, tetapi saat ini, aku tidak bisa kembali."

Takadera bergabung dengan klub band. Itu tampak kalau dia termotivasi oleh keinginan untuk menjadi populer di kalangan para siswi. Ogishima berada di klub drama. Dia telah menjadi anggota dari klub drama sejak SMP, jadi tampaknya dia akan melanjutkannya di SMA.

"Jadi, kamu terbiasa bermain bisbol di SMP dengan potongan rambut kelima, dan membuat debutmu di SMA di klub band?"

(TL Note English: Mungkin dia membahas tentang potongan rambut militer. Dinamakan potongan rambut kelima karena tampak seperti angka lima dari samping. Tidak yakin juga sih...)

"Aku terbiasa untuk mengikuti les dram sambil bermain bisbol. Itu adalah mimpiku untuk menukar pemukul dengan stik dan menjadi pusat perhatian di festival sekolah. Dan jangan menyebutnya potongan rambut kelima, aku telah memiliki waktu yang sulit untuk menumbuhkannya keluar sejak aku pensiun."

"Kamu berpikir sangat keras tentang apa yang kamu ingin lakukan di SMA, ya?"

"Tidak, tidak, tidak begitu banyak. Aku hanyalah seorang pria biasa. Aku hanya datang ke sekolah ini karena aku mendengar rumor kalau seorang gadis yang aku sukai mengambil ujian masuk."

"Dia tidak benar-benar mengambil ujian itu, iya kan? Aku tidak bisa membenci bagian itu darimu, Takadera."

"Apa-apaan.... Kamu tidak akan mendapatkan apapun dariku bahkan jika kamu bilang begitu."

Pemikiran seorang lelaki menjadi seorang tsundere itu agak misterius bagiku, tetapi fakta bahwa Takadera mengetahui apa itu tsundere lebih menarik dan aku tidak bisa apa-apa selain tertawa.

"Sudahkah kamu memutuskan berada di klub mana, Senda? Kamu harus bergabung di kelas sepuluh."

"Aku berpikir untuk bergabung dengan klub membaca. Sepulang sekolah, aku memiliki hal lain untuk dipelajari."

"Oh, apakah tidak apa-apa untuk membaca manga dan novel ringan? Jika boleh demikian, aku harus bergabung dengan klub membaca juga."

"Apa yang kamu pelajari, Senda-kun? Ketika aku masih SMP, aku belajar sempoa, kaligrafi, dan mendatangi bimbingan belajar."

"Aku hanya mendatangi gimnasium yang aku tahu, berolahraga sedikit."

"Aku mengerti. Aku rasa kamu tidak memiliki  tubuh seorang kutu buku. Kamu tampak... kuat."

"Aku ingin membangun otot juga, tetapi tampaknya aku tidak bisa melakukannya meskipun aku telah latihan dengan keras."

Ogishima memiliki kulit putih mulus dan wajah yang terdefinisi dengan baik. Ia juga memiliki suara yang terdengar seolah-olah ia tidak memiliki laring (pangkal tenggorokan). Aku bisa sedikit membayangkan apa peran yang akan ia mainkan di klub drama.

–Selagi kami selesai mengganti pakaian sambil mengobrol, aku mendengar suara guru yang berasal dari ruang masuk.

"Para siswi sudah selesai mengganti pakaian, jadi para siswa harus sudah siap juga."

Para siswa dari kelas B mulai berpindah. Ketika ruang kelas terbuka, kami bisa melihat kalau para siswi dari kelas A sudah mengenakan seragam olahraga mereka, menunggu di pintu masuk.

"Tampaknya kita memiliki para lelaki sejati di sini. Tidak satupun dari mereka yang mencoba untuk mengintip."

"Itu tidak berarti kalau berarti kalau mereka adalah para lelaki sejati atau apalah, itu hanya normal."

Sebuah 'tabrakan di ruang ganti' bukanlah sesuatu yang bisa terjadi di kehidupan nyata.

(TL English Note: Aku sangat yakin dia membicarakan tentang situasi ketika kamu membuka pintu ketika para siswi masih di pertengahan ganti pakaian.)

Bahkan begitu, aku pikir semua orang memiliki setidaknya sedikit imajinasi. Tetapi ketika aku melihat anak alim seperti Ogishima, aku merasa malu pada diriku.

Ketika aku memikirkan tentang renda yang mengintip keluar dari pakaian malam Takane-san pada panggilan video kemarin, aku merasa kewalahan karena ingatan itu memang sangat jelas.

Saat kami memasuki ruang kelas kami sendiri, kelas A, para siswi yang telah mengobrol dan tertawa melihat ke arah kami, tetapi kemudian lanjut mengobrol.

"Ho... Gaya rambut Noarin berbeda!"

Aku terkejut ketika Takadera berkata begitu  dengan suara rendah sehingga Asatani-san tidak bisa mendengarnya. Banyak SMA cenderung meminta siswa-siswi yang berambut panjang untuk mengikatnya selama mata pelajaran penjasorkes. Hal yang sama juga terjadi di sini.

Asatani-san yang rambutnya dengan kuncir  samping kemarin, tetapi hari ini dia menurunkannya menjadi dua kuncir. Itu seolah-olah gaya rambut memiliki kekuatan magis dan memberikan sebuah kesan yang benar-benar berbeda.

Tetapi saat ini, di ruang kelas ini, hal yang paling membuatku tertarik adalah–

"Aku seharusnya tidak harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti 'apa yang akan terjadi berikutnya?'. Maaf."

"Ah, sudah kuduga."

"Asatani-san, aktingmu luar biasa. Semua orang bilang itu persis seperti yang orisinal."

Asatani-san melihatku, tetapi tidak mengubah ekspresinya dan lanjut mengobrol dengan para siswi di sekitarnya.

Takadera dan Ogishima pergi ke bangku mereka, dan aku pergi ke baris kedua dari jendela, menuju bangkuku. Dari saat aku memasuki ruang kelas, aku melihat Takane-san mengobrol dengan Watanabe, yang duduk di belakangnya, dan aku bisa melihatnya dengan jelas.

Selagi Takadera terkejut oleh potongan rambut Asatani-san, aku terganggu oleh penampilan Takane-san.

"Terima kasih, Takane-san. Aku bermaksud untuk memberi tahumu sendiri, tetapi aku tidak memberanikan diriku sendiri untuk melakukannya."

"Tidak, aku juga.... maafkan aku, aku ingin bertanya tentang itu sebelumnya, tetapi aku tidak punya kesempatan untuk mengobrol denganmu."

"Kalau begitu, aku akan mengonfirmasinya dengan guru nanti dan kita akan bertukar posisi bangku."

"Iya. Mari kita pergi memberi tahu guru bersama."

Watanabe-san, yang duduk di sebelahku, dan Takane-san mendiskusikan pertukaran posisi bangku. Dengan kata lain, aku akan duduk di sebelah Takane-san karena beberapa alasan hari ini.

Kami baru saja mulai berpacaran denganku, dan sekarang dia akan duduk di sebelahku. Aku merasa sangat bahagia mengetahui kalau kami akan bisa memiliki banyak waktu bersama.

"Selamat pagi, Nagi- Senda-kun..."

"Selamat pagi."

Takane-san menata rambutnya dengan kuncir kuda untuk penjasorkes. Dengan rambutnya yang panjang dan halus terikat, dia tampak jauh lebih hidup daripada saat dia menurunkannya.

–Itu hanya sebuah komentar yang datang keluar dari mulutku saat aku mencoba untuk tetap setenang mungkin.

Untuk bilang kalau dia imut memang meremehkan. Setelah Takane-san menyapaku, aku mengambil bangkuku. Aku mengikuti setiap gerakannya dengan mataku, meskipun aku tahu aku harus menahan diriku.

Lalu, Takane-san dengan santai melirikku.

Mata kami berhadapan. Dia tersenyum dan lalu menatap ke depan. Aku tidak bisa apa-apa selain menatap punggungnya sambil aku terganggu oleh kuncir kudanya yang bergoyang, tetapi aku akhirnya mengalihkan lirikanku ke depan.

Guru seharusnya berada di sini secepatnya. Itu hanya seperti yang aku pikirkan hal-hal yang hambar semacam itu– ketika, 

–Seorang siswi berjalan di depanku.

Itu adalah Asatani-san. Dia jelas sekali melihatku.

Tetapi aku bukanlah seorang yang dia inginkan. Dia berdiri di sebelah meja Takane-san dan dengan ringan menepuk bahunya.

"Selamat pagi, Takane-san. Rambut itu, benar-benar imut."

"Terima kasih banyak. Asatani-san juga, kamu tampak hebat hari ini."

Takane-san menjawab dengan cara yang menunjukkan tidak ada keraguan sedikitpun. Itu seolah-olah dia tahu kalau Asatani-san ingin mengobrol dengannya.

Pada dasarnya, kami menjaga fakta bahwa kami mulai berpacaran sebagai sebuah rahasia dari semua orang. Itulah mengapa Takane-san memilih untuk memanggilku 'Senda-kun'.

Namun, Asatani-san tahu tentang aku dan Takane-san. Berhasil atau tidaknya kami menjaga hubungan kami sebagai sebuah rahasia, itu bergantung padanya. Kami tidak memiliki apapun yang ingin dikatakan padanya.

"Aku mendengar tentang itu. Kamu sangat atletis iya kan, Takane-san?"

"Itu... Aku hanya bagus di olahraga..."

"Lagi, kamu rendah hati. Salah satu dari siswa yang berasal dari SMP yang sama dengan Takane-san bilang kalau kamu hebat dalam segala hal."

Jika Takane-san seorang selebriti, rumor semacam itu akan menyebar akan masuk akal.

Namun, jika Asatani-san sangat tertarik dan bahkan menanyakan seorang siswa dari SMP yang sama dengan Takane-san tentangnya, kemudian hal-hal mulai tampak sedikit mencurigakan.

"Aku tidak lebih dari seorang siswi, tetapi aku percaya diri dalam kekuatan fisikku."

"Mari kita bekerja keras bersama. Jika kita semua bekerja keras, aku rasa kita bisa mendapatkan nilai yang bagus."

"Iya. Aku akan melakukan yang terbaik. Ini akan menjadi hari yang seru."

Itu hanya percakapan biasa, seperti obrolan di antara teman. Karena kami hanya akan berada di kelas yang sama dalam waktu yang singkat, masih ada banyak kecanggungan, tetapi ketidaknyamanan tidak definitif.

Jadi mengapa aku begitu serius? Aku yakin kalau aku tidak terjebak atau apapun yang seperti itu sama sekali.

Asatani-san berjalan kembali ke bangkunya, dia tidak melihatku kali ini.

Apa yang dia bicarakan dengan Takane-san adalah tentang tes kebugaran fisik. Jika aku akan mengalami kesulitan pengukuran, aku ingin mendapatkan catatan (rekor) yang bagus.

"Aku tidak tahu kalau Kiri-chan dan Takane-san sebegitu dekat."

Watanabe-san yang duduk di sebelahku berkata pada dirinya sendiri. Dari luar, mereka tampak bergaul dengan baik, jadi mungkin aku hanya terlalu memikirkan hal-hal.

Namun, meskipun aku penasaran tentang mereka, kami dipisahkan oleh jenis kelamin, jadi aku tidak akan mengambil tes fisik bersama Takane-san dan kelompok Asatani-san.

Kami hanya akan melihat kelompok mereka dalam olahraga setelah menyelesaikan lompat jauh berdiri dan melempar bola tangan di luar ruangan.


←Sebelumnya          Daftar Isi           Selanjutnya→


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama