[Peringatan 15+ Ke Atas!]
Epilog 2Tekad Mashiro
Pasti sudah bertahun-tahun sejak aku dapat meringkuk di balik selimut dengan senyuman tulus di wajahku. Cuma dengan melihat akun Iroha-chan di antara teman-teman LIME-ku, membuatku tersenyum gembira.
Aku sangat senang sekarang karena aku telah meyakinkan Ayah buat mengizinkanku pindah ke sekolah Aki. Awalnya, aku memang khawatir pindah sekolah tidak akan bermakna apa-apa, tetapi sekarang hari-hari penuh kecemasan itu sudah berlalu. Sambil menggeser-geser ponsel pintarku, aku membuka aplikasi tertentu. Aku lalu mulai berbicara di ponsel pintarku, mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya.
"Terima kasih banyak, Aki, Ozu, dan Murasaki Shikibu-sensei."
Mereka merupakan tiga orang yang membuatku terus bertahan selama aku terisolasi dari dunia. Mereka sangat penting buatku, meskipun mereka cuma mengenalku melalui layar kaca. Mereka tetap memperlakukanku sebagai salah satu dari mereka.
Aku selalu diundang ke pesta-pesta mereka, tetapi aku selalu terlalu takut buat menunjukkan wajahku, khawatir akan merusak segalanya. Aku menyembunyikan identitasku selama ini, dan sekarang aku akhirnya berhasil jadi bagian dari kelompok mereka dalam kehidupan nyata juga.
"Pengubah suara zaman sekarang memang benar-benar bagus, ya?"
Saat aku berbicara lewat panggilan teleponku, suaraku terdengar kayak suara pria yang serak. Aku menggunakan aplikasi ini setiap kali aku berbicara dengan mereka, bahkan tidak mau mereka tahu kalau aku ini seorang cewek. Aku pernah dengar kalau ini merupakan perangkat lunak yang digunakan para VTuber buat mengubah suara mereka juga, dan bahkan om-om pun dapat terdengar kayak cewek-cewek remaja yang imut cuma dengan menekan sebuah tombol. Tentu saja dapat juga sebaliknya.
Jujur saja, aku merasa sangat bersalah karena telah menipu semua orang kayak gini. Aku masih belum cukup berani buat berterus terang soal identitasku yang sebenarnya.
"Aki tidak tahu kalau aku ini Makigai Namako-sensei... ...bukan?"
Saat Aki mulai memuji karyaku kayak gitu, aku merasa wajahku akan meledak karena merasa malu. Bukan cuma merasa malu, tetapi juga merasa bahagia. Aku cuma menulis cerita itu demi melarikan diri dari kenyataan yang menakutkan, dan cuma iseng mengunggahnya secara daring. Tetapi, Aki menyukai karyaku dari lubuk hatinya yang terdalam, dan saat ia berbicara soal itu, aku dapat merasakannya.
Aku juga tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi pada hari itu. Aku melirik ke meja samping ranjangku, tempatku menyimpan satu kartu pos, yang dikirimkan padaku sebagai surat penggemar. Saat aku melihat siapa pengirimnya berbulan-bulan yang lalu, aku hampir tidak dapat mempercayainya.
"Ooboshi Akiteru... ...Apa Aki tahu kalau akulah pengarangnya? Apa Aku mengirimiku surat penggemar sebagai keisengan?"
Itulah kesimpulan pertama yang aku ambil. Kalau dipikir-pikir, hal itu cukup menyedihkan. Namun, setelah aku ketahui, ternyata itu sama sekali bukan keisengan.
Itu benar-benar surat penggemar, yang ditulis tanpa rasa malu dengan tulisan tangan yang kasar dan hitam. Hampir tidak ada warna putih yang tersisa di halaman itu, seakan-akan Aki mau menulis sebanyak mungkin. Dan di sana, terjepit di sudut, terdapat rincian kontaknya dan URL dari laman beranda Aliansi Lantai 05.
Aki memang tidak tahu siapa Makigai Namako-sensei sebenarnya, namun undangannya merupakan bukti kalau ia belum berubah selama bertahun-tahun. Aku juga menyadari kalau kebaikan Aki bukan cuma buatku, dan jujur saja, hal itu agak mengecewakanku. Namun, hal itu tidak cukup buat meredam kegembiraan yang aku rasakan karena jadi bagian dari kehidupan Aki lagi, sih.
Pada akhirnya, aku tidak dapat menahannya, dan bahkan akhirnya pindah sekolah demi Aki. Bertemu kembali dengan Aki dan menghabiskan waktu bersamanya... ...setelah melalui semua itu, perasaanku padanya bahkan lebih kuat ketimbang sebelumnya.
"Perasaanku pada Aki itu nyata dan... ...dan Iroha-chan bilang kalau mereka juga tidak berpacaran... ...jadi tidak apa-apa, bukan?"
Seketika itu juga, jantungku berdebar. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diriku. Membuka LIME lagi, aku menggulir ke bawah buat menemukan profil Aki.
Aku segera membuat akun kedua ini saat Aki meminta buat menambahkanku setelah pesta.
Aku sudah terbiasa menggunakan LIME dengan nama "Makigai Namako-sensei," sehingga punya akun dengan nama asliku masih terasa aneh buatku. Meskipun tidak dapat disangkal, aku merasakan kegembiraan yang luar biasa saat Aki meminta ID-ku.
Anehnya, aku merasa sangat takut saat melihat akun LIME-nya Aki. Bagaimana Aki akan menanggapi pesanku? Diterima? Atau ditolak? Kecemasan menghimpit perutku. Memang menakutkan, tetapi inilah yang terbaik. Itu lebih bagus ketimbang Aki tidak pernah menyadari apa yang aku rasakan.
Aku mau lebih dekat dengan Aki. Khusus buat Aki. Aku tidak bisa cuma jadi Makigai Namako-sensei buat Aki lagi; Kalau tidak, aku tidak akan mengejar Aki kayak gini.
Aku akan melakukannya!
Aku mengetikkan pesanku, menuangkan setiap tetes emosiku ke dalamnya.
Dan kemudian...
Aku menekan tombol kirim.
Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F
Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F
.jpg)