Tomodachi no Imouto ga Ore ni Dake Uzai [Light Novel] - Jilid 1 Interlud 1 - Lintas Ninja Translation

[Peringatan 15+ Ke Atas!]

baca-imouza-jilid-1-intelud-1-bahasa-indonesia-di-Lintas-Ninja-Translation

Interlud 1
Perasaan Mashiro

Aku cuma mau meringkuk di ranjangku dan menghabiskan sisa hariku sebagai roti kayu manis panggang. Aku mau jadi kerang yang terjaga di dalam cangkangnya di pantai; Siapa yang membutuhkan dunia luar saat kalian dapat diayunkan dengan lembut oleh ombak selamanya?

Aku merasa kayak gitu buat waktu yang lama. Bahkan sampai sekarang pun aku masih merasa kayak gitu. Aku tahu kalau itu merupakan keinginan yang mustahil. Tetapi itulah mengapa aku pindah sekolah.

Jujur saja, aku senang karena bertemu Aki lagi. Iya, meskipun Aki melihat sekilas celana dalamku. Celana dalam yang barusan aku ambil secara acak dari laci pagi itu. Meskipun merasa malu, aku senang. Senang karena Aki berbicara padaku seakan-akan tidak ada yang berubah sejak dulu. Aki juga belum berubah sedikit pun.

"Aku akan mengadakan pesta penyambutan buatmu pada hari Jum'at."

Aki mengucapkan kata-kata itu berulang kali. Dalam perjalanan ke sekolah, di sekolah, di depan apartemenku... ...Raut wajah Aki setiap kali ia mengundangku membuat hatiku sakit. Aku tahu kalau Aki berusaha bersikap baik. Bahkan setelah sekian lama, aku tahu kalau Aki memang kayak gitu. Aku tahu karena, bahkan saat kami tidak bertemu, aku telah memperhatikan apa yang Aki lakukan selama ini.

Makanya aku mau membuat perubahan. Kalau aku melakukannya... ...Kalau aku mengulurkan tangan padanya, mungkin aku juga dapat berubah.

Betapa salahnya aku.

Siapa kouhai yang berkeliaran di sekitar Aki? Aku belum pernah melihat kouhai itu sebelumnya. Aku sudah tahu soal Kohinata Ozuma dan Ibu Kageishi Sumire dari menguping obrolan Aki dan Ayah.

Tetapi aku tidak tahu kalau ada seorang cewek cantik kayak gitu yang bergaul dengan Aki juga. Bukan cuma itu, tetapi mereka berdua berlarian kayak pasangan yang paling mesra yang pernah aku lihat.

Tunggu. Semua ini cuma karena cemburu. Cemburu yang buruk dan mengerikan. Semua perasaanku cuma berdasarkan potongan-potongan kenangan dan informasi yang aku kumpulkan selama kami berpisah. Itu semua dangkal sekali. Memangnya siapa aku sampai-sampai aku cemburu pada adiknya temannya Aki?

Aku sangat senang saat Ayah menyarankan buat menjadikan Aki sebagai pacar palsuku, meskipun aku malu buat mengakuinya. Makanya rasa putus asa yang melandaku saat aku melihatnya — Kohinata Iroha — begitu dahsyat.

Aku sudah tahu apa yang kalian pikirkan. Aku rasa itu payah juga.

Saat banyak hal yang rusak di sekolahku yang sebelumnya, aku mulai benci berangkat ke sekolah. Lalu, aku mengetahui soal Aliansi Lantai 05, dan akhirnya aku jadi dekat dengan mereka semua...

"'Berhentilah menguntitku'?" Aku mencemooh pilihan kata-kataku sendiri.

Siapa yang sebenarnya penguntit di sini? Akulah yang memohon pada Ayah buat mengizinkanku masuk ke sekolah yang sama dengan Aki, dan bahkan membuatku berada di kelas yang sama dengannya. Akulah yang bersikap curang.

Aku membenci kenyataan kalau aku memperlakukan Aki dengan sangat buruk, cuma karena rasa cemburu yang menusuk dadaku. Aku benci akan kemungkinan kalau aku mencoba mendekati Aki, aku mungkin akan dijauhi. Aku benci karena sudah ada seorang cewek yang begitu akrab dengan Aki.

Yang paling aku benci, aku berada di posisi yang sama persis dengan posisiku sebelum pindah. Menyedihkan, membenci diri sendiri, dan kesepian.

Aku benci segalanya. Bagaikan anak keras kepala yang menolak buat melakukan apa yang ibunya bilang merupakan yang terbaik.

Jum'at... ...Itu besok.

Aku berguling di ranjang, dan menatap dinding di sampingku. Dinding yang menghubungkan kamarku dengan Kamar 502.

Aku penasaran apa Aki tidur tepat di sisi lain dinding ini. Aku mendapati diriku sendiri menyipitkan mataku secara alami, tetapi tentu saja itu tidak cukup buat memberiku penglihatan sinar X yang aku perlukan buat mengetahuinya.

Aku bergumam di dalam selimut. "Aku tidak akan pergi ke pesta bodoh kalian."

Kalau cuma ada aku dan Aki, mungkin aku dapat menghadapinya. Tetapi aku tahu pesta itu akan dipenuhi oleh tamu-tamu yang penuh dengan senyuman dan obrolan yang ceria. Aku tidak dapat melakukannya. Aku tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang-orang kayak gitu.

Meskipun aku mencoba buat berbicara dengan Aki empat mata, ia akan direbut oleh cewek lain yang lebih ceria dan lebih jago berbicara ketimbang aku. Lalu, siapa yang tersisa buat aku ajak bicara? Orang asing, itulah orangnya. Di tempat yang asyik dan dikelilingi oleh banyak orang, aku cuma akan merasa semakin kesepian.

Aku benci memikirkan hal itu. Mustahil aku akan pergi. Tidak peduli seberapa besar aku mencintai Aki, dan berapa kali ia mengajakku, aku tidak akan pergi.

Catatan Admin:

• Sesuai janji Mimin, bab-bab ini saja yang akan kami update di blog pekan ini, mengingat ini yang akan diadaptasi di Episode 2 animenya menurut Mimin. Sampai jumpa lagi pekan depan di blog, atau membaca lanjutannya di Rewards Trakteer buat yang mau.

Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F

←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama