Genjitsu de RabuKome Dekinai to Dare ga Kimeta? [LN] - Epilog Jilid 3 - Lintas Ninja Translation

Baca-Rabudame-LN-Epilog-Jilid-3-Bahasa-Indonesia-di-Lintas-Ninja-Translation

Epilog
Siapa yang Memutuskan bahwa Segala Sesuatu yang Lancar itu Akan Berakhir dengan Lancar?

"─Saat ini kami sedang dalam proses penghitungan suara. Mohon bersabar sebentar hingga hasil pemungutan suara final."

Suara siaran sekolah terdengar di seluruh area sekolah. Sementara itu, aku berada di atap, membereskan peralatan yang digunakan buat upacara pidato.

─Hari inilah hari H Pemilihan Umum Ketua OSIS. Upacara dan pemungutan suara baru saja berakhir, dan kami kini menunggu hasil penghitungan suara.

Biasanya, aku akan bersantai di kelas, tetapi karena aku dimarahi oleh Ibu Toshikyo di akhir upacara, aku bantu-bantu beres-beres, meskipun aku tidak ada hubungannya dengan itu.

Menurut Ibu Toshikyo, itu karena aku "Kebetulan berada dalam jangkauan pandang Ibu," tetapi aku rasa makna sebenarnya, "Kerjakan itu sebagai hukuman karena kamu membuat masalah." Beliau pasti masih menyimpan dendam soal apa yang terjadi beberapa hari yang lalu. Beliau benar-benar sensitif akhir-akhir ini.

Aku menghela napas, menyimpan meja lipat, dan menepukkan kedua tanganku.

...Oke, itu barang berat terakhir. Untungnya aku sudah tuntas sebelum hujan mulai turun.

Langit mendung hari ini jauh berbeda ketimbang cuaca musim panas yang menyegarkan yang kita rasakan belakangan ini. Musim kayaknya mundur selangkah, dan angin terasa dingin di lengan baju pendekku.

Memang sudah lewat jam ekskul, tetapi semua orang menunggu di kelas masing-masing buat hasil Pemilihan Umum Ketua OSIS. Lapangan yang biasanya ramai di bawah sana kosong, dan suara bising dari gedung sekolah bergema di kejauhan.

"─Ini dia, itu yang terakhir."

"Ah, terima kasih."

Tiba-tiba, Torisawa muncul dengan spanduk yang digulung di bawah lengannya. Awalnya, aku kesulitan membawa barang-barang itu sendirian, tetapi Torisawa kebetulan lewat dan menawarkan bantuan, dan sejak saat itu kami bekerja sama.

Aku menyimpan spanduk itu di tempat yang telah ditentukan.

"Sudah selesai, kita selesai!"

Aku menghela napas dan meregangkan lenganku, meletakkan tanganku di pinggangku.

"Tidak usah khawatir soal pemeriksaan akhir dan mengunci pintu, aku yang akan mengurusnya. Terima kasih atas bantuannya."

"Itu bukan apa-apa, sungguh."

Jawab Torisawa dengan santai, tangannya masih di sakunya.

Torisawa sama sekali tidak tampak berkeringat. Aku penasaran dari mana Torisawa mendapatkan kekuatan itu, mengingat tubuhnya yang kurus.

Torisawa tersenyum dan berbicara.

"Oke, anggap saja ini sebagai bayaran buat jasamu. Hasilnya bahkan lebih menghibur ketimbang yang aku duga."

"Ah, begitu ya."

Menulis lagu saja sudah lebih dari cukup, tetapi aku rasa aku masih berutang pada Torisawa.

"Mendirikan Pengurus OSIS baru itu memang sangat lucu, tetapi kalau dipikir-pikir, itu memang pilihan terbaik. Buat orang itu, lebih baik tidak ada batasan kayak tradisi dan adat istiadat."

Lanjut Torisawa, jelas merasa puas pada dirinya sendiri.

Kalau dipikir-pikir─

"Torisawa, kamu kan pernah bilang sebelumnya bahwa kamu tidak tertarik pada Hino— Sachi itu sendiri, bukan?"

"Hmm?"

"Jadi, apa yang kamu dapatkan dari semua ini? Jujur saja, aku tidak melihat bagaimana kamu diuntungkan dari itu."

Aku mengutarakan keraguanku. Mengingat kepribadian Torisawa, ia bukanlah tipe orang yang mau memperbaiki sekolah atau membantu orang lain; Ia terlalu proaktif buat sekadar bosan.

Torisawa mengangkat bahu dan melonggarkan dasinya sebelum menjawab.

"Begini, aku cuma dapat menikmati hal-hal yang melampaui pemahamanku."

Hal-hal yang melampaui pemahaman Torisawa...?

Aku mengernyitkan jidatku dengan bingung, dan Torisawa melanjutkan dengan santai.

"Terlalu tajam punya kelemahan. Aku dapat memprediksi kebanyakan hal."

Wah, bahkan saat Torisawa memuji dirinya sendiri, rasanya sama sekali tidak menyebalkan...

"Tunggu, jadi kamu dapat membaca pikiran orang lain? Atau meramalkan masa depan?"

"Tentu saja tidak."

Iya, aku tahu itu. Tetapi kadang-kadang, wawasan Torisawa begitu tajam sehingga aku jadi penasaran.

"Dengan kata lain, aku dapat entah mengapa tahu bagaimana sesuatu akan berakhir. Atau apa batas maksimalnya, termasuk diriku sendiri."

Torisawa mendengus, terdengar tidak terlalu terkesan.

"Aku dapat melihat batas-batas di segala hal. Dan begitu aku melihatnya, aku mau tidak mau menyadarinya. Akibatnya, kebanyakan hal tetap berada dalam batas-batasku sendiri."

Batas-batas...

Itu memang agak abstrak dan sulit dipahami, tetapi aku merasa paham maksud Torisawa.

Jadi, kamu iri pada mereka yang tidak peduli dengan batas-batas... ...Tidak, mereka yang bahkan tidak memikirkan keberadaannya, bukan?

Mendengar kata-kata itu, aku terkejut.

Itulah komentar yang tidak kayak Torisawa.

"Yang pertama yaitu orang itu. Meskipun begitu, aku kesal karena dia kepikiran buat berhenti, jadi aku mau menariknya kembali dengan cara apapun. Itu saja," kata Torisawa.

Lalu Torisawa mendengus.

"Jadi, kali ini segalanya berjalan cukup lancar. Aku tidak tahu sejauh mana kita dapat melangkah dari sini."

Lalu, Torisawa berbalik dan mulai berjalan menuju pintu keluar.

Langkah Torisawa tampak enteng dan ceria.

"Ah─"

Lalu, seakan-akan baru saja teringat sesuatu, Torisawa menoleh kembali dan bilang─

"─Jadi, begitulah. Aku mengandalkanmu, Nomor Dua."

Torisawa menyeringai, mengangkat salah satu sudut bibirnya dalam senyuman yang sinis.

Mengangkat satu tangan, Torisawa berjalan pergi dengan langkah cepat dan segar.

"...Torisawa benar-benar mengatasinya dengan cara yang keren dari awal hingga akhir."

Jujur saja, aku merasa penilaian pada Torisawa agak berlebihan─

Aku akan berusaha sebaik mungkin buat memenuhi harapan tersebut.

"─Maaf atas penantiannya. Kami akan mengumumkan hasil Pemilihan Umum Ketua OSIS."

Ah, kayaknya sudah selesai. Aku mesti kembali ke ruang kelas.

Sambil mendengarkan siaran, aku memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

─Menyambut "heroin" baru bernama Sachi.

Tentu saja, kisah komedi romantis harian yang lebih menyenangkan akan dimulai dari sini.

"Proyek Kisah Komedi Romantis"-ku semakin cepat dan terus berlanjut.

Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F

Baca juga:

• ImoUza Light Novel Jilid 1-5 Bahasa Indonesia

Baca juga dalam bahasa lain:

• Bahasa Inggris / English

←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama