Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 7 Bab 165 - Lintas Ninja Translation

Bab 165
Pembukaan Festival Budaya

[Festival Budaya SMA Swasta Kōetsu ke-49 ─ 'Brand New World ~Menuju Era Baru~'! akan segera dibuka mulai sekarang!]

Panggung khusus telah dipasang di gimnasium. Di atas podium, Hasegawa-senpai, Ketua Panitia Pelaksana Festival Budaya, dengan ceria mengumumkan pembukaan Festival Budaya melalui mikrofon, dan para hadirin bersorak di tempat tersebut. Aku memang tidak terlalu peduli pada hal itu, tetapi saat aku melihat seorang cewek berkacamata yang berpenampilan serius, bersuara lantang dan ceria itu, aku berpikir "Ah, dia imut sekali!". Saat mereka bersorak semakin keras, suaramu jadi jauh lebih menggairahkan ketimbang yang aku kira, Senpai.

Tema Festival Budaya tahun ini yaitu mengejar kebaruan, sehingga banyak pertunjukan yang agak berteknologi tinggi. Kelas kami menggunakan tombol-tombol yang dapat diaktifkan secara nirkabel untuk mempromosikan "Kompetisi Teka-Teki", dan kami juga membuat topi sutra yang tampak kayak itu akan terbang dari kepala pengunjung (yang, ngomong-ngomong, tetap saja tidak berhasil). Sementara siswa-siswi kelas dua belas mengadakan banyak penampilan yang standar, siswa-siswi kelas sebelas mengadakan penampilan yang lebih futuristik. Namun, apa kompetisi balap mini 4WD* itu futuristik atau tidak itu masih jadi misteri.

(TL Note: 4WD (four wheel drive) sebuah trek khusus balapan mobil-mobilan yang berjalan otomatis menggunakan baterai, di Indonesia sendiri juga sempat viral di era akhir 1990-an sampai awal 2010-an, dan merk yang paling terkenal yaitu Tamiya.)

Ironisnya, "tradisi lama" masih jadi kendala tersendiri buat para anggota Panitia Pelaksana Festival Budaya pada tahap persiapan, tetapi tampaknya ini merupakan awal yang mulus buat pelaksanaan ajang ini yang sebenarnya. Aku kira, dia memang masih terikat pada Panitia Pelaksana Festival Budaya, selain Natsukawa, karena dia masih bertanggung jawab dari segi manajemennya. Untuk saat ini, mari kita bersatu dan menyaksikan dia berkembang sendiri.

Segera setelah ajang pembukaan usai, konser kolaborasi Paduan Suara dan Marching Band dimulai. Mulai saat ini, siswa-siswi dan pengunjung bebas untuk pergi dari sini. Kalau pun mereka tetap ada di gimnasium, mereka dapat menyaksikan konser ala kadarnya, lalu setelah itu ada juga pertunjukan oleh Ekskul Musik Ringan dan oleh para sukarelawan dari Asosiasi Alumni. Untuk seseorang kayak aku, yang sudah diberikan sif dan ditentukan sejak awal, inilah saat di mana aku mesti pergi dari tempat ini.

"—Selanjutnya, pertanyaan kedua! 'Binatang apa yang ada di dalam kamar mandi?'"

"Itu dia! Kapibara!"

"Bukan."

"Eh, itu jutek sekali."

Siswa-siswi SD yang duduk di sebelahku tertawa terbahak-bahak. Para orang tua yang menyaksikan dari belakang ruang kelas juga tertawa ringan. Aku kira mereka menganggap ini jauh lebih menarik lagi saat mereka mendapati seorang cowok dengan wajahnya mengintip keluar dari tudung kostum boneka anjing yang longgar dan diperlakukan dengan jutek.

Kompetisi teka-teki yang diadakan oleh kelasku, kalau boleh aku bilang sendiri, itu lumayan rumit. Intinya, seorang kosplayer disiapkan di samping penjawab teka-teki. Memang belum ada naskah khusus yang aku siapkan, tetapi pada dasarnya, aku mesti mendampingi para peserta dengan membuat lelucon dengan anggapan aku tidak menjawab teka-teki dengan benar dan pasti akan salah. Ini mirip kayak acara varietas di televisi, di mana cewek yang bertugas sebagai MC akan mendorong kami untuk menjawab. Oleh karena itu, ditertawakan oleh anak-anak dan orang tua yang ikut serta merupakan tujuan utamanya. Namun, mengapa Īhoshi-san memilihku untuk jadi salah satu kosplayer itu masih jadi misteri.

"Selamat. Oke, silakan, ini ambil hadiahmu."

"Yei!"

Shirai-san, berpakaian kayak seorang penyihir, memberikan sebungkus permen dengan gaya ala Halloween pada seorang siswa SD. Siswa SD itu dengan senang hati memberikannya kembali pada ibunya. Fiuh, ternyata kamu itu masih anak-anak, ya? Seandainya saja aku itu kamu, aku sih jauh lebih memilih untuk melihat ke arah Shirai-san ketimbang permennya.

Kelima orang peserta, dan termasuk aku sebagai seorang kosplayer, saling berkompetisi dan melakukan adu cepat, dan kalau ada yang menjawab pertanyaan dengan benar, kami akan memberikannya hadiah dan segera digantikan oleh lima orang peserta berikutnya. Dengan cara ini, yaitu mengulang proses kompetisi adu cepat satu per satu dan bergiliran, jumlah peserta jadi semakin banyak, sampai-sampai semakin banyak orang yang dapat diikutsertakan. Sebenarnya, aku dengar kalau permen-permen yang digunakan sebagai hadiah menghabiskan biaya yang paling mahal.

"Hei, Yamazaki, jangan sampai asal-asalan menebak."

"Apa maksudmu jangan asal-asalan menebak? Aku saja tidak dapat menebak apa-apa sejak awal."

"Itulah yang aku takutkan."

Yamazaki, yang memerankan kosplayer dan berpakaian kayak serigala, bilang begitu dengan penuh percaya diri di halaman belakang di balik tirai ruang kelas kami. Itulah yang aku takutkan... ...meskipun ia tidak jago dalam teka-teki, namun tanpa ia sadari, ia bisa saja akan memberikan jawaban yang benar, dengan gaya siswa SD. Iya, memang tidak masalah kalau ia melakukannya sesekali, tetapi aku khawatir kalau cewek-cewek yang bertugas jadi MC akan mengeluhkan hal itu nantinya.

"Maafkan aku, Sajou-kun. Aku mestinya dapat mengalihkan jawabannya padanya dengan jauh lebih baik lagi."

"Ah, tidak, menurutku itu tidak ada masalah sama sekali, kok."

Iihoshi-san, yang agak gugup, meminta maaf padaku. Memang benar kalau kata "Bukan!" itu cukup tajam, tetapi... ...Aku itu memang bukan seorang pelawak... ...Jadi dia tidak perlu minta maaf padaku soal itu. Dia mau pergi ke mana? Ada kualitas sebagai Ketua Kelas di dalam dirinya saat dia sedang serius dengan hal-hal semacam itu.

Persiapan untuk kompetisi teka-teki ini jelas memberikan semacam perubahan buat cewek-cewek. Aku yakin itu merupakan bagaimana mereka menjadi tipe penyembuhan. Mengapa orang-orang beranggapan kalau aku lebih jago dalam hal semacam ini merupakan sebuah misteri buatku. Apa jangan-jangan Iihoshi-san salah paham soal sesuatu padaku?

Aku, Yamazaki, Nakazato, dan Iwata, yang berperan sebagai kosplayer secara bergiliran, menyelesaikan sif kami, kemudian empat orang cowok lainnya mengambil alih peran kami di siang hari. Apa jangan-jangan ini cuma imajinasiku saja, atau apa aku merasa kalau tingkat aspek visualnya semakin mendingan mulai dari sif di siang hari ke kloter ketiga? Apa ini cuma imajinasiku saja...?

"Ah, Sajou-kun..."

"Mbak Jago*. Kerja bagus."

"M-Mbak Jago, itu apaan sih...?"

(TL Note: Konsepnya di sini mirip kayak Bang Jago, tetapi ini untuk cewek, kalau di bahasa Jepang aslinya di sini Meijin.)

Ichinose-san merupakan salah satu orang yang bertugas menyiapkan teka-teki ini. Di saat cewek-cewek lainnya mengumpulkan pertanyaan untuk teka-teki ini dari internet dan media sosial, dia justru meninggalkan sebuah legenda dengan membuat 30 buah pertanyaan teka-teki orisinil buatan dia sendiri. Dari sudut pandangku, Ichinose-san merupakan orang yang aku kenal dengan cukup akrab, tetapi dari sudut pandang orang-orang, dia merupakan seorang cewek misterius yang akhir-akhir ini jadi imut. Mereka bilang, "Eh, bukannya Ichinose-san itu sebenarnya hebat?" dan mereka mulai memanggilnya "Mbak Jago". Hatiku cukup terluka saat aku pikir aku akan kehilangannya. Jadi tidak usah dipikirkan.

"Kalau Sajou-kun memanggilku begitu, hmm... ...Aku jauh lebih suka kalau kamu memanggilku kayak biasanya, itu jauh lebih bagus."

"Ah, iya. Maafkan aku, Ichinose-san."

Aku agak kecewa saat mendapati dia menundukkan kepalanya, menatap ke arah bawah dan dengan jelas menolak panggilanku. Aku kira dia mungkin merindukanku, tetapi aku rasa "Insiden menjauh dari pangkuan Sajocchi" yang lalu belum lama ini, telah memberikan sedikit jarak di antara kami berdua satu sama lain...? Aku berhasil mencegah kecanggungan ini dengan mengirimkan pesan di ponsel pintarku seakan-akan tidak ada yang terjadi waktu itu, tetapi menurutku aku telah membuat sedikit hambatan....

"Apa Sasaki-san bilang padamu kalau dia akan datang pada siang hari? Apa dia akan datang setelah istirahat makan siang?"

"..." 

"...Eum, Ichinose-san?"

Saat aku barusan memanggilnya "Nyonya Jago", dia menoleh ke arahku dengan malu-malu, lalu dia menundukkan kepalanya dan tidak menatap ke arahku lagi. Eh, apa dia sangat tidak suka dipanggil begitu? Aku sendiri jauh lebih suka kalau aku dipanggil "Abang Jago" ketimbang apapun. Aku penasaran apa dia tidak akan semarah itu....

"...Betapa imutnya."

"Eh?"

"...Guguk."

Kamu jauh lebih imut dariku, loh.

Ups, tadi itu nyaris saja. Aku nyaris saja menggodanya secara refleks. Itu cuma titik lemahku saja... ...Aku mesti melakukan sesuatu soal titik lemah ini...!

Ichinose-san mengelus-elus kain kostum boneka anjing yang aku kenakan untuk merasakan sensasi teksturnya. Senyuman di wajahnya sangat imut. Aku mesti berhati-hati, oke? Kalau dia terlalu banyak melakukan hal itu, aku akan mengibaskan ekorku, dan membuat masalah lagi dengan Ichinose-san kali ini, bukan?

"Ah. Menurutmu, apa aku mesti mengenakan ini? Haruskah aku tetap mengenakan ini? Apa aku mesti mengenakan ini selagi kita pergi berkeliling-keliling dengan Sasaki-san?"

"Ah, tidak..."

Aku tidak akan tampak imut biarpun aku mengenakan selimut yang dibuat agar tampak kayak seekor anjing ini... ...Ichinose-san memang memberikan respons positif soal ide ini, tetapi Ashida terus-terusan tertawa terbahak-bahak padaku. Pastinya akan jauh lebih imut kalau Ichinose-san yang mengenakannya ketimbang aku. Aku yakin seratus orang lainnya juga akan bilang begitu.

"Ah, tidak usah dilepas. Kenakan saja."

"Heh?"

Saat aku hendak melepaskan kostumku untuk menjemput Sasaki-san, Iihoshi-san, yang sedang menyiapkan pertanyaan untuk MC, turun tangan dan menyela kami. Aku merasa ada sesuatu yang keterlaluan dari apa yang dia bilang padaku barusan.

"Sajou-kun, kamu akan pergi berkeliling-keliling bersama Mina-chan dan kouhai kalian, bukan? Kenakanlah ini sambil berkeliling-keliling  dan mengiklankan kelas kita. Ada tulisan kelas 'X-C' di bagian belakangnya."

"Eh, bukannya kita akan menyerahkan kostum ini pada kosplayer berikutnya?"

"Kita masih punya sisa dua buah kostum lagi. Jadi tidak apa-apa kalau paling tidak ada salah satu dari kita yang keluar sambil mengenakan kostum ini. Jadi, selamat beriklan, ya."

"Eh, tunggu...!"

Kancing kostum boneka binatang yang aku coba lepaskan ternyata tidak dapat aku lepaskan, punggungku didorong dan kami diantar keluar kelas secara paksa. Lalu, kami terkejut oleh betapa cepatnya kejadian yang mendadak itu. Tidak, tunggu, eh...? Wajah macam apa yang mesti aku pakai di hadapan mata orang-orang lain yang melewati kami dan melihatku...?

"Eum, Sajou-kun...."

"Ichinose-san...!"

"Hyauh...!?"

Aku secara alami, langsung meraih lengan Ichinose-san dan menariknya mendekat ke arahku. Memang terlalu sulit untuk sendirian saja dalam situasi semacam ini...! Aku butuh Ichinose-san agar tetap ada di sampingku, bersamaku tanpa motif tersembunyi apapun!

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-seri-7-bab-165-bahasa-indonesia-di-lintas-ninja-translation

"Mari kita... ...sama-sama jadi pusat perhatian..."

"Ah."

Mata Ichinose-san berkeliaran bolak-balik. Aku dapat melihat kebingungan darinya. Namun, aku sama sekali tidak berniat untuk melepaskannya dariku dengan cara apapun. Pada awalnya, kami memang sudah berencana untuk pergi berkeliling-keliling bersama, termasuk Sasaki-san juga, jadi tidak apa-apa, bukan? Benar begitu, bukan?

"Ah, benar juga, Sasaki-san."

Itu benar sekali, mari kita temui Sasaki-san. Kalau itu terjadi, itu mungkin akan meredakan tatapan orang-orang di sekitar kita. Lagipula, Sasaki-san itu seorang siswi SMP yang mengenakan seragam SMP seakan-akan dia sedang kosplay. Aku yakin mata orang-orang pasti akan tertuju ke arahnya. Kami pun akan menatap ke arahnya juga.

"—Ah, Fūka-chan."

"Ah, apa dia sudah menghubungimu?"

"Iya... ...Dia bilang kalau dia sudah ada di sini, dan dia sedang mencari kita."

"Eh, apa kamu serius? Seandainya saja kita dapat menjemputnya di gerbang sekolah. Di mana dia berada sekarang? —Hmm?"

Saat aku hendak bertanya di mana keberadaan Sasaki-san, aku merasakan tepukan di pundakku. Apa-apaan ini...!? Sikap kayak seorang nona muda ini... ...kerendahan hatinya untuk tidak memanggil orang lain tanpa ragu-ragu... ...Tidak salah lagi, ini pasti Sasaki-san yang barusan kami bicarakan.—

"—Abangku ada di mana?"

Dia memang Sasaki, sih, tetapi ternyata dia sangat berbeda dari orang yang aku maksud.

Author's Note: Karakter baru.

TL Note: 

• Makin lengket aja Wataru dan Mina, hehe.

• Yang penasaran dengan bentuk karakter barunya ada di sampul di bab sebelumnya, oke? Mengapa tidak ditampilkan, Min? Well, itu karena ada aturan tidak tertulis di mana kami tidak akan memasukkan sampul di bab yang ada ilustrasinya, dan kebetulan bab ini ada ilustrasinya jadi tidak kami letakkan sampul di sini.

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

Follow Channel WhatsApp Resmi  Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

Baca juga:

 [Manga Short Story Special Extra] - Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha - Okemaru-sensei Cerita Pendek Manga Jilid 5 Edisi Spesial

←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama