Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 6 Bab 150 - Lintas Ninja Translation

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-seri-6-bab-150-bahasa-indonesia-di-lintas-ninja-translation

Bab 150
Dibandingkan dengan Aku

Kalau dipikir-pikir, aku belum pernah punya seorang senpai pun kayak aku saat ini sebelumnya. Saat aku masih SMP, aku rasa aku punya perasaan sesat bukan cuma pada para senpai tetapi juga pada semua orang yang ada di sekitarku. Meskipun aku tidak menyebutkannya dengan lantang, aku sangat sibuk dengan kehidupan sehari-hariku sehingga aku jadi egois dan beranggapan "Aku sih tidak peduli dengan orang lain...", dan aku tidak tahu apa itu karena ketidakstabilanku sebagai seorang siswi SMP atau itu karena kurangnya kelonggaran mental di dalam hatiku. Yang aku ingat saat ini cuma, aku selalu berada di ujung bangkuku pada masa itu.

Mungkin aku cuma merasa canggung saja. Namun, meskipun sebelumnya, aku tidak tahu bagaimana berinteraksi untuk menghadapi keberadaan "para senpai". Kalau dipikir-pikir lagi, mungkin mustahil buatku untuk lolos dan bergaul dengan para senpai meskipun Sasaki-kun ada di sana. Makanya pada saat itu, aku tidak mencoba untuk mempertahankan hubunganku dengan mereka, tetapi justru malah membuat mereka berada dalam suasana hati yang buruk.

Saat Sasaki-kun memanggil Inoue-senpai, dia tampak bingung sesaat sebelum dia menganggukkan kepalanya. Itu saja sudah menunjukkan kalau mereka belum sepenuhnya menerimaku. Namun, meskipun begitu, pada akhirnya, aku terbawa suasana dan berakhir di dekat tanah.

"Begini..., ...Natsukawa-san."

"...!"

Saat aku sedang berkomentar dengan Sasaki-kun, yang mencoba untuk menjembatani kesenjangan di antara kami, Inoue-senpai, yang berjalan di depanku bersama Ogawa-senpai, berbalik dan mulai berbicara padaku. Aku teringat pada tatapan permusuhan di mata mereka saat itu, jadi aku pun terdiam.

"Begini, maafkan aku. Soal beberapa hari yang lalu."

"Eh...?"

Senpai meminta maaf sambil membalikkan separuh badannya ke arahku. Aku tergagap karena aku tidak tahu apa yang mesti aku bilang pada kata-kata yang tidak terduga itu. Aku sangat gugup sampai-sampai pikiranku jadi kosong. Aku takut kalau aku akan menyinggung perasaan mereka lagi, jadi aku cuma bisa meregangkan punggungku.

"Tidak, begini... ...Aku tidak tahu apa pada saat itu aku sudah kelewatan dalam bicara, sih! Pada saat itu, aku merasa kesal pada segala, bukan cuma pada Natsukawa-san saja. Hmm, begini, aku tersadar saat Taka dan temannya sedang dalam suasana hati yang buruk saat itu tepat di depanku."

"Taka, siapa...? ...Eh, Sasaki-kun?"

"Euh..."

Dilihat dari apa yang mereka bicarakan, kayaknya Sasaki-kun dan temannya sedang mengalami suasana hati yang buruk saat itu. Apa jangan-jangan... ...mereka berkelahi?

"Sasaki-kun, apa kalian berkelahi...?"

"Tidak, begini, kami tidak benar-benar berkelahi... ...Begini, lebih tepatnya, kami cuma saling marah-memarahi saja..."

"Tidak, ia itu sangat marah. Aku belum pernah melihat cowok yang kayak gitu sebelumnya. Aku juga tidak tahu bagaimana cara menghentikannya, dan aku sangat takut padanya... ...Jadi aku merasa seperti, 'Apa yang mesti aku lakukan?'"

"Begini, aku juga begitu..."

Inoue-senpai dan Ogawa-senpai saat ini tampaknya tidak punya suasana hati untuk berkelahi yang sama persis kayak yang mereka lakukan padaku sebelumnya, tetapi sebaliknya aku mendapatkan kesan aneh bahwa mereka kayak anak-anak anjing yang sedang tertekan dan lucu. Mereka kayak sedang menyusut.

Sasaki-kun bilang kalau mereka cuma "saling marah-memarahi". Fakta bahwa ia tidak bertindak seakan-akan mereka hendak berkelahi, aku tahu kalau tidak ada kekerasan yang terjadi di antara mereka. Tetapi tetap saja, fakta bahwa cowok itu membuat Inoue-senpai dan Ogawa-senpai, yang masih jengkel padaku, melakukan hal ini menunjukkan bahwa cara teman Sasaki-kun marah pada mereka pasti sangat buruk. Aku dapat memaklumi bagaimana rasanya takut cuma karena seorang cowok yang merasa jengkel pada mereka. Aku yakin, kalau saat aku masih SMP, aku pasti akan mengubah sikapku yang tadinya sangat takut sampai-sampai membuat pendirianku jadi miring.

"Kalau kamu ingat-ingat, ia pernah membuka pintu ruangan ini beberapa hari yang lalu, saat itu ia pernah bilang kalau ia itu adik dari Ratu Ekkou..."

"Ra-Ratu Ekkou...?"

Aku mendengar sebuah kata yang asing yang muncul. Entah bagaimana aku langsung paham apa itu "Ekkou", karena terkadang cewek-cewek di kelasku menyingkat SMA Kōetsu kayak gitu. Masalahnya yaitu yang dimaksud di sini adalah "Ratu Ekkou". Aku penasaran siapa sebenarnya yang mereka bicarakan. Meskipun aku sudah mengetahui siapa itu, memangnya dia punya seorang adik yang tampak sangat menakutkan, dan sesama kelas sepuluh dengan kami? Aku pun belum pernah mendengar apapun soalnya bukan rumor soalnya sekalipun.

"Begini, makanya... ...Maafkan aku soal segalanya."

"Maafkan aku..."

"Ah! Iya! Tidak apa-apa, itu—"

Dua orang senpai itu meminta maaf padaku dengan tampak agak canggung. Segala kata-kata dan tingkah laku mereka menunjukkan bahwa mereka benar-benar meminta maaf. Di tengah-tengah, aku memang tidak benar-benar dapat memahami apa yang mereka bilang, tetapi situasi di mana dua orang senpai itu meminta maaf padaku membuatku merasa kasihan pada diriku sendiri, dan aku akhirnya merespons mereka dengan cara yang aneh, memilih kata-kataku dengan putus asa dan menerima permintaan maaf mereka.

"Hmm, begini... ...Begitu juga kali ini, kami mengajak Natsukawa untuk mampir ke ekskul kami. Kami tidak mau semua ini terasa canggung terus-menerus."

"Ah, eum... ...Begitu ya."

Bolehkah aku beranggapan bahwa kecanggungan di antara aku dengan kedua senpai ini sudah sirna? Itu memang benar, sih, tetapi itu lebih mirip kayak ada sesuatu yang lain yang lebih menarik dalam benakku... ...Meskipun aku memang dikejutkan oleh perasaan yang aneh kayak gitu, tetapi aku tetap memutuskan untuk mengangguk saja untuk saat ini. Bagaimanapun juga, aku merasa lega karena keadaan tidak akan jadi semakin buruk untuk saat ini, aku pun mengikuti Sasaki-kun dan yang lainnya dengan tenang.

Sebagai SMA yang menerima banyak sumbangan dana abadi, di sekolah ini, ada lapangan sepak bola yang megah di tanahnya. Ada lereng yang landai dari tepi pagar menuju lapangan, di mana kalian bisa duduk dan menonton pertandingan di sana. Tadinya aku kira cuma aku saja satu-satunya siswi yang menonton ekskul ini, tetapi saat aku tiba di sini, ada beberapa cewek di sana-sini. Menurutku mereka itu kayak para penggemar ekskul ini, dapat dilihat dari jeritan mereka yang konstan dan pelan. Aku agak iri karena mereka semua yang ada di sini bersama dengan teman-teman mereka. Aku penasaran bagaimana jadinya kalau ada Kei ada di sebelahku saat ini, tetapi aku tidak dapat membayangkan kalau dia duduk di pinggir lapangan untuk menonton cowok-cowok itu, jadi aku pun tertawa. Sebaliknya, dia akan tampak jauh lebih jago dalam berlarian di tengah lapangan.

Aku membayangkan kalau mereka akan mengadakan pertandingan latihan, karena ini disebut tur ke Ekskul Sepak Bola, tetapi tampaknya tidak kayak gitu secara tiba-tiba. Yang terpenting, Sasaki-kun bergabung dengan kami di siang hari saat ini. Tim ini berlatih menggiring bola dengan kerucut di lapangan dan latihan mengoper bola dengan cara dasar. Penekanan khusus pada hal ini diberikan untuk siswa-siswi kelas sepuluh.

"Wah, Taka mengajak seorang cewek yang sangat imut ke mari."

"Bukannya itu Natsukawa Aika? Dia terkenal imut bahkan di kalangan siswa-siswi kelas sebelas."

"Eh? Bukannya ada yang bilang kalau dia sudah punya pacar?"

Aku merasa agak tidak nyaman karena aku mendapat tatapan dari berbagai arah dari anggota Ekskul Sepak Bola. Jujur saja, aku merasa agak takut saat seorang senpai cowok, yang tidak aku kenal, bilang di depanku kalau ia mengenaliku dan entah mengapa ia mengira kalau aku sudah punya pacar. Rasanya aneh juga karena ia tidak mencoba bicara langsung padaku. Meskipun ia melakukan itu sekalipun, aku tidak tahu aku mesti berkata apa padanya.

Sasaki-kun sesekali melambaikan tangannya ke arahku. Saat aku membalas lambaian tangannya sedikit, Sasaki-kun tersenyum bahagia dan pundaknya ditepuk oleh cowok-cowok di sekitarnya. Aku harap aku tidak mendapatkan kesalahpahaman yang aneh dari siapapun....

Pada awalnya, ada banyak tatapan penasaran dari mereka, tetapi saat tiba waktunya buat mereka untuk berlatih, mereka semua berkonsentrasi pada bola di depan mereka. Mereka berlatih dengan gerakan yang tidak akan pernah dapat kalian saksikan dalam pertandingan sepak bola di televisi, menangkap bola-bola yang sulit dengan kaki mereka, dan seterusnya, dengan cara yang tidak akan pernah dapat aku tiru. Kalau dipikir-pikir, sudah lama sekali aku tidak menyaksikan orang-orang bergerak dengan sangat lincah kayak gitu dalam sebuah acara olahraga secara langsung. Menurutku itu layak untuk ditonton.

Inoue-senpai dan Ogawa-senpai sedang sibuk di sudut lapangan. Mereka hendak membagikan botol minuman dan handuk pada para anggota yang sedang beristirahat, dan mereka juga hendak mengambil binder dan menulis atau menggambar sesuatu di dalamnya. Kayaknya banyak yang mesti mereka lakukan sebagai Manajer Ekskul Sepak Bola.

"Itu hebat..."

Ini juga merupakan contoh-contoh hal yang dapat mereka kerjakan.

Terlepas dari semua yang telah terjadi sampai saat ini, sih. Meskipun mereka telah meminta maaf padaku. Apa yang menyebabkan Sasaki-kun, Inoue-senpai dan Ogawa-senpai mau bekerja keras bukanlah karena Panitia Pelaksana Festival Budaya, tetapi karena inilah. Sebenarnya, mereka mau datang ke ekskul mereka, tetapi mereka lebih memprioritaskan Panitia Pelaksana Festival Budaya meskipun mereka mau berusaha yang sebaik mungkin untuk hal yang aku anggap menyenangkan. Memang benar kalau mereka jadi anggota Panitia Pelaksana Festival Budaya mungkin bukan karena keputusan mereka sendiri. Tetapi tetap saja, aku tidak bisa serta-merta beranggapan kalau ini sepenuhnya salah buat para senpai untuk meninggalkan Panitia Pelaksana Festival Budaya pada saat itu.

Karena aku sendiri tidak mengerjakan apa-apa, aku pun tidak tergabung dalam ekskul mana pun, dan aku juga tidak banyak berguna buat mereka.

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

Baca juga:

 [Manga Short Story Special Extra] - Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha - Okemaru-sensei Cerita Pendek Manga Jilid 5 Edisi Spesial

←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama