Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 6 Bab 144 - Lintas Ninja Translation

Bab 144
Konflik Cowok-Cowok

Selain persiapan dari Panitia Pelaksana Festival Budaya, persiapan untuk penampilan dari masing-masing kelas juga sudah dimulai dengan sungguh-sungguh. Natsukawa dan Sasaki mengerjakan tugas mereka seperti biasanya, tetapi mereka berdua juga mesti menangani perubahan apa saja yang mungkin terjadi pada materi penampilan kelas kami. Mereka berdua juga bertugas sebagai penghubung ke Panitia Pelaksana Festival Budaya di masing-masing kelas. Ini semua merupakan suatu tantangan... ...Aku akan melakukan apa saja yang aku bisa, tetapi aku tidak bisa keluar kelas dan ikut campur seenaknya saja karena kelas ini dipimpin oleh Wali Kelas Kami, Ibu Ōtsuki, dan Ketua Kelas Kami, Īhoshi-san.

"Apa kamu... ...akan datang hari ini?"

Natsukawa bertanya padaku saat semua orang di sekitar kami mulai bergerak, mungkin karena bangku kami ada di depan dan di belakang. Ini merupakan hari ketiga sejak struktur organisasi baru pada Panitia Pelaksana Festival Budaya mulai diterapkan. Berkat tim pekerja dewasa yang dipimpin oleh Hanawa-senpai, semuanya berjalan dengan sangat lancar, tetapi kayaknya Natsukawa dan yang lainnya yang ada di kelas sepuluh belum menyelesaikannya, tetapi mereka masih merasa canggung untuk mengalihkan perasaan mereka ke tempat lain dan bicara denganku.

"Maafkan aku, aku cuma membantu-bantu kalian. Aku ini bukanlah anggota Panitia Pelaksana Festival Budaya, jadi kalau aku pergi ke sana lagi, orang-orang di sekitarku mungkin akan penasaran "Mengapa kamu ada di sini?". Karena di sana sudah ada Gou-senpai — Ishiguro-senpai, jadi menurutku tidak akan ada masalah. Begitulah menurutku, kayaknya orang itu mulai menggunakan gerak kakinya dengan lebih enteng karena berbagai alasan."

"Begitu ya..."

"Natsukawa, kamu tidak perlu khawatir soal itu, kamu akan baik-baik saja, kok. Pikirkanlah dengan tenang, oke? Berbeda dengan kita, orang-orang di tim baru ini akan membantu kita sepanjang hari, bukan cuma saat istirahat makan siang dan sepulang sekolah. Dari segi kemajuan kita ini masih belum seberapa dibandingkan dengan yang sebelumnya. Kamu tidak perlu terlalu khawatir soal itu."

"Eh? I-Iya..."

Hal yang sama juga terjadi padaku saat aku masih bekerja paruh waktu, tetapi meskipun kita bekerja dalam sebuah tim, terkadang kita tidak mendapatkan informasi apapun soal situasi saat ini. Aku sering mendengar para senpai-ku saling bicara satu sama lain dan berpikir, "Hah? Apa kamu sudah bertindak sampai sejauh itu saat ini?". Bukannya aku ada di posisi yang lebih tinggi ketimbang Natsukawa, tetapi itu wajar saja kalau mereka tidak akan mengetahuinya kecuali kalau kita memberi tahu mereka.

"Menurutku kamu tidak perlu mengkhawatirkan soal itu saat ini, sih... ...tetapi kalau ada yang ingin kamu tanyakan, kamu boleh menanyakan apa saja padaku, oke...?"

"Ah... ...eum."

Saat aku bilang padanya kalau konter Sajocchi selalu terbuka lebar buatnya, Natsukawa mendongak ke atas, seakan-akan bilang, "Baiklah, kalau begitu.". Aku menunggunya, mengira kalau dia ingin mengajukan sebuah pertanyaan, tetapi kayaknya dia tampak bingung, seakan-akan dia sedang kesulitan untuk mengungkapkannya dengan kata-kata.

"Iya, meskipun itu tidak ada hubungannya dengan tugasmu.—"

"Natsukawa, mari kita pergi."

"..."

Saat aku barusan mencoba untuk mendengarkan pertanyaannya, meskipun dia kesulitan dalam mengungkapkannya dengan kata-kata, aku mendengarkan sebuah suara yang membuatku marah dari sampingku. Itu merupakan suara Sasaki.

"Hei, dasar kamu ini, padahal kamu bisa memanggilnya dengan pengaturan waktumu yang agak lebih tepat, bukan?"

"Ah, tidak, begini... ...Maafkan aku."

"A-Ah... ...Tidak, aku tidak keberatan, sih."

Saat aku menatap Sasaki kayak sedang mencoba untuk jadi menyebalkan, mengejutkannya, ia meminta maaf dengan tulus, aku pun penasaran apa ia sengaja melakukannya atau tidak. Karena hal itu terjadi, aku tidak punya pilihan selain mundur dengan tenang. Meskipun ia itu masih cowok yang sangat tampan, tetapi menurutku ia masih merasa kurang percaya diri ketimbang sebelumnya. S*alan... ...Meskipun begitu, menurutku ia semakin tampan karena kerendahan hati dan pengertiannya yang meningkat... ...Menurutku ia laksana seorang protagonis yang tumbuh melalui pertempuran. Apa ia merupakan karakter pertama dalam seri ini yang menerapkan mode baru...?

"—Sampai jumpa lagi, oke...?"

"Ah, iya."

Seakan-akan itu tidak terlalu penting, Natsukawa tidak menanyakan apapun padaku dan cuma mengikuti Sasaki sambil membawa barang-barang yang mereka perlukan. Meskipun aku terinspirasi oleh ide untuk menjemur pohon di awal musim dengan angin yang berhembus dalam benakku, aku tidak dapat meluangkan waktu istirahatku, jadi aku cuma menatap Sasaki, yang menatapku dengan tatapan bingung dan menyuruhnya untuk "Lanjutkan saja!". Lalu Sasaki memikirkan hal itu sambil meninggalkan ruang kelas bersama Natsukawa.

"'Sajocchi! Roti itu bukan roti, tetapi bisa tebak atau tidak, roti-roti jenis apa yang tidak enak dimakan!?"

"Roti kismis."

"Itu sih cuma karena Sajocchi saja yang tidak mau makan roti itu... ...Jawaban yang tepat itu roti uguisu*!"

(TL Note: Roti Uguisu / Uguisu-pan : Roti khas Jepang berbentuk Burung Bulbul dan di dalamnya memiliki rasa kacang hijau.)

"Apaan sih yang kamu bicarakan?"

Aku lebih menyukai camilan kacang polong. Dalam hal ini, aku juga tidak terlalu menyukai kacang yang terlalu manis. Aku tadinya mengira itu merupakan sejenis kacang-kacangan seperti zunda-mochi (mochi kedelai hijau), tetapi ternyata itu sejenis kacang hijau, aku merasa dikhianati. Pertama-tama, mengapa keduanya punya nama yang rumit kayak "uguisu" dan "zunda"?

Ashida tiba-tiba datang, cemberut dan bilang "Hei—!" dan duduk lesu di bangku tempat Natsukawa duduk, menundukkan kepalanya.

"Tidak—, saat aku masih kecil, aku dulu salah mengira kalau makanan itu memang "burung bulbul sungguhan". Aku tidak suka makanan itu."

"Jadi apa dulu kamu mengira kalau kikurage* (ubur-ubur telinga kayu) itu ubur-ubur sungguhan?"

(TL Note: Ini salah satu jenis jamur)

"Eh? Memangnya bukan, ya?"

"Tidak, tentu saja itu benar."

"Aku juga tidak suka makanan itu. Ubur-ubur terdampar di pantai itu menjijikkan."

...Apa jangan-jangan aku barusan berbohong pada seseorang...? ...Ah, baiklah. Ini merupakan kesalahpahaman kecil yang lucu. Malahan, aku dulu mengira kalau Uguisu punya lebih banyak warna dan lebih karma yang mendalam. Aku juga yakin ada anak lain selain Ashida yang salah. Cukurukuk.

"Menurutku mengadakan kompetisi kuis sebagai penampilan kelas kita itu membosankan, loh? Para senpai kelas dua belas selalu mengadakan kedai kopi, rumah hantu, band, dan lain-lain."

"Iya, bukannya Festival Budaya untuk siswa-siswi kelas sepuluh memang kayak gitu? Festival Budaya untuk angkatan kita merupakan pengenalan jenjang sekolah berikutnya yang diperuntukkan buat siswa-siswi SMP, bukan? Menurutku punya kelas kita itu tidak terlalu buruk, kok."

"Aku memang pernah mengadakan hal semacam itu waktu SMP, tetapi kalau kita mengadakannya saat masa SMA kita, itu akan jadi sangat serius."

"Mungkin lebih mirip kayak seekor semut ketimbang sekumpulan semut yang berkeliling-keliling sekali."

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-seri-6-bab-144-bahasa-indonesia-di-lintas-ninja-translation

Ada orang-orang yang akan berkeliling-keliling sambil membawa kamera video. Dari segi keaktifan, masa persiapan mungkin merupakan waktu yang paling menyenangkan untuk sekadar berkumpul dengan semua orang dan bersenang-senang bersama.

"Fuhehe... ...Aroma badan Aichi."

"Hei, berhentilah bersikap bodoh. Itu merupakan tempat sucinya Natsukawa. Ini bukan tempat buat Ashida bisa seenak jidat mengendus-endus. Kalau kamu mengerti, aku yang akan mengambil alih tempat ini!"

"Sajocchi dan cowok-cowok tidak boleh."

Cih... ...Aku tidak tahu mengapa tangan itu ada di sana! Mengapa aku tidak memikirkan hal itu sampai saat ini!? Ini merupakan meja yang selalu digunakan oleh Natsukawa, jadi tidak mengherankan kalau aromanya kayak aroma badan Natsukawa! Mengapa aku tidak dimasukkan ke dalam golongan cowok-cowok!?

"Baiklah, semuanya taruh bangku kalian masing-masing ke belakang! Kalau begitu, yang cowok-cowok akan berpencar dan pergi berbelanja, dan yang cewek-cewek akan membuat dekorasi! Sekarang, mari kita mulai bekerja!"

Ibu Ōtsuki menepukkan tangannya untuk menyatukan semua orang. Para anggota ekskul olahraga, yang dekat dengan posisi bangkuku, berdiri dengan malas sambil berkata sesuatu kayak, "Wah!". Īhoshi-san tampak lega. Siswa-siswi di kelas kami tidak dapat mengatur hal-hal semacam itu, jadi mungkin ada baiknya Wali Kelas kami merupakan tipe orang yang suka berbaur bersama siswa-siswinya.

"Baiklah, aku akan kembali ke posisi bangkuku."

"Kalau Ibu mau bersusah payah, Ibu bisa saja meminta Natsukawa membawa bangkunya ke belakang bangkuku."

"Kamu yang akan menggantikannya."

Dadah! Ashida pun pergi. Mengapa kamu datang ke sini? Kamu punya keterampilan komunikasi yang baik, jadi tidak semestinya kamu sering berpindah-pindah. Lihatlah, kita telah membuat sedikit keributan di sekitar posisi bangkumu yang aslinya.

Kalau bangku kita tidak cepat-cepat dipindahkan, bagian depan akan mampet, jadi mari segera kita pindahkan.

"Begini, aku suka rasa sayang antar cewek."

"Mengapa kamu tidak bilang itu dengan lebih kayak b*jingan? Aku akan dapat masalah kalau kamu bilang begitu dengan wajah datar."

Saat kami keluar dari pintu masuk lift, obrolan Yamazaki dimulai. Aku memang tidak suka dengan isinya dan isinya sulit dipahami, tetapi ada baiknya kalau kita tidak punya banyak hal untuk dibicarakan. Iya, apapun isinya itu.

"Begitukah? Apa itu karena posisi bangku Ichinose-san dan Shirai-san?"

"Itu benar! Dan Okamocchan juga! Setiap kali mereka selalu berada dalam jarak yang dekat dan saling bercanda! Apa ini surga?"

"Apa Yamazaki akhirnya sadar akan pesonanya sendiri?"

Aku memandang Ichinose-san dari sudut pandang seorang wali, dan menurutku aku lebih tertarik pada kisah hubungan Natsukawa dan Ashida yang jauh lebih pedih. Terlebih lagi, Natsukawa juga senang bahkan saat dia bilang "Hentikan!" pada Ashida, jadi aku juga merasa senang. Akhir-akhir ini, posisi bangku Natsukawa terlalu dekat dengan posisi bangkuku, jadi aku tidak bisa mengawasi mereka... ...Sekarang, karena aku ada di sana, cuma ada kami bertiga. Ah, itu bagus, sih.

"Apa kalian tahu? Ichinose-san mulai agak terbawa suasana akhir-akhir ini, loh."

"Seriusan?"

Kalau dipikir-pikir, kayaknya aku sudah jarang mendengar keluhan darinya soal Shirai-san atau sejenisnya melalui pesan akhir-akhir ini. Sampai beberapa waktu yang lalu, dia curhat padaku, seperti: "Aku tidak bisa berkonsentrasi pada bukuku.". Tetapi akhir-akhir ini, aku merasa kalau mereka sudah semakin mengenal satu sama lain, dengan dia mengirim pesan-pesan padaku kayak "Shirai-san itu ternyata menyukai hal-hal semacam ini" dan "Okamocchan itu ternyata tipe orang yang kayak gini". Kayaknya dia dan Sasaki-san juga mulai saling berbagi rekomendasi buku.

"Apa yang mesti aku lakukan sekarang?"

"Kalau kalian mau berjuang dengan serius, posisi terbaik yaitu tetap berada di tempat kalian berada seperti sekarang. Dengar, jangan pernah mencoba untuk melibatkan diri kalian sama sekali. Itu cuma akan membuat kalian semakin dilihat. Saat kalian terlibat, kalian akan kehilangan apa yang berharga buat kalian... ...Dengar, aku memang sudah pernah terlibat dengan Ichinose-san saat pekerjaan paruh waktuku, tetapi kami berdua belum sedekat itu, bukan?"

Namun, kami saling bertukar pesan setiap malam, sih.

"Sajou...!"

"Eh? Aku agak khawatir dengan Okamocchan, sih!"

"Iwata! Hei!"

"Okamocchan, ya..."

Iwata, seorang anggota Ekskul Bisbol, ikut serta ke dalam obrolan secara normal. Jadi tipenya itu cewek kayak Okamocchan, ya... ...Dari yang aku lihat, Okamocchan itu tidak senang dengan cara kedua teman ceweknya itu saling akrab satu sama lain dan kayaknya dia belum ingon jatuh cinta pada seorang cowok pun...

Shirai-san dan yang lainnya kayaknya akan segera memberi tahu cewek-cewek lain begitu mereka menemukan seorang cowok yang mereka sukai, tetapi Okamocchan kayaknya merahasiakan itu untuk dirinya sendiri. Sebenarnya, menurutku dia mungkin benar-benar berpikir kalau dia ingin sekali jatuh cinta pada seseorang. Lagipula, Shirai-san dan Okamocchan mungkin sama-sama menyukai Sasaki... ...Meskipun cara mereka memandang Sasaki sama dengan caraku memandang Natsukawa saat ini.

"Begini, Sajou, Mengapa sih kamu bisa bicara pada cewek-cewek secara normal padahal kamu itu tidak tampan?"

"Iya, aku sendiri cuma terbuka pada Natsukawa, jadi aku tidak peduli dengan cewek-cewek yang lain. Cewek-cewek juga mulai membicarakan banyak hal padaku dengan mengingat hal itu. Tidak ada ruang buat mereka menyadarkanku. Selain itu, kamu sendiri itu tidak setampan."

"...Kalau dipikir-pikir lagi, Sajou ini ternyata seorang ahli cinta, ya... ...meskipun ia sudah beberapa kali ditolak."

"Dan kamu masih bicara dengan Natsukawa-san dengan cara yang normal. Hubungan macam apa yang kalian punya saat ini?"

"Iya... ...Apa kami berada di grup obrolan yang sama itu dihitung? Kami sudah saling mengenal selama hampir dua tahun..."

"Grup obrolan yang sama? Ashida juga ada di grup obrolan yang sama dengan kalian, bukan? Apa sih yang kamu lakukan, Sajou? Lakukan sesuatu agar kamu tidak bersentuhan tubuh dengan Ashida! Kalian membuat jantungku berdebar kencang!"

"Aku pun bisa bicara dengan Okamocchan dan yang lainnya secara normal! Ada apa denganmu!?"

"Seriusan, ada apa denganmu?"

...Kalau kalian membandingkannya kayak gini, Sasaki, yang bisa dengan mudah menarik hati cewek-cewek, kayak cowok-cowok normal, sebenarnya sungguh cukup luar biasa dalam kehidupan nyata. Menurutku ia benar-benar akan bereinkarnasi di dunia lain suatu hari nanti. Aku bahkan dapat melihat adiknya, Yuki-chan, mengejarnya.

Author's Note: 

—Aku akan pergi sekarang.

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

←Sebelumnya          Daftar Isi           Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama