Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 4 Bab 105 - Lintas Ninja Translation

Bab 105
Meskipun, Penyayang Saudari

Kalau kita ingat-ingat lagi, singkatnya, aku sedang dihukum. Ini karena Yamazaki yang membangunkanku di tengah malam, waktu itu dengan notifikasi setan di ponsel pintarku, dan sebagai balas dendam, aku mengubah ikon dan nama akunku jadi sesuatu yang berbau horor dan lupa untuk mengubah itu kembali, dan itu membuat Natsukawa ketakutan. Aku ingat kalau aku lebih takut pada Ashida, Nyonya Daimyōjin* ketimbang Natsukawa.

(TL Note: Daimyōjin adalah sebutan untuk Dewi/Dewa (Kami) Penerangan / Ketampakan dalam kepercayaan Shinto.)

Hukumannya yaitu mencari tahu keadaan pada cewek yang terpaksa bersujud di lantai di depanku di tempat kerja paruh waktuku. Aku rasa mungkin maksudnya aku mesti mencari tahu, yaitu untuk menunjukkan pengertian atas situasi Ichinose-san dan mengabarkannya kembali. Natsukawa mengutamakan kenyamananku ketimbang kenyamanannya sendiri, padahal tidak ada untungnya buatnya. Dia ini Dewi macam apa? Kalau dia melakukan hal itu padaku, aku akan jatuh cinta padanya, bukan? Iya, aku memang sudah pernah jatuh cinta padanya....

[Maaf, tadi ada Kakak...]

[Ah, kakaknya Wataru?]

[Dengan enggan aku akui.]

[Jangan bilang begitu!]

Tidak. Imutnya.

Aku sedang di kamarku. Natsukawa segera membalas pesanku tepat setelah aku merasa tenang, seakan-akan dia sedang menungguku. Di sisi lain, pikiranku sedang kosong dan aku tidak kepikiran kata-kata untuk aku sampaikan. Itu karena aku kesal dengan kenyataan bahwa aku berkomunikasi dengan Natsukawa berduaan. Aku sangat bahagia...! Aku sangat bahagia...!

[Bukannya itu karena kamu bilang sesuatu yang tidak perlu...?]

[Tidak, aku tidak bilang apa-apa, kok.]

Dan hari ini, mengapa aku berkomunikasi dengan cewek SMA yang pernah aku cintai kayak gini? Kayaknya ada semacam fetish seksual saat ini. Aku memang menyukai cewek SMA, tetapi tidak harus Natsukawa juga, sih? Tidak, aku tidak salah, bukan...? Iya, ya..., A-Aku memang tidak keberatan dengannya, bukan...? Haha, aku jadi tsundere! —Oke, aku sudah mendapatkan kembali ketenanganku.

[Jadi, bagaimana jadinya?]

[Ini soal rekan kerja paruh waktuku. Eum..., dia berkeinginan untuk mandiri...]

[...Bukannya itu sulit? Buat cewek itu?]

Memang agak rumit..., namun kalau aku hendak menjelaskan hal ini pada cewek-cewek kayak Natsukawa atau Ashida, aku tidak tahu bagaimana lagi cara menjelaskan hal ini pada mereka. Ichinose-san tampaknya mengalami kesulitan, tetapi sulit juga buatku untuk menjelaskan hal itu saat ini. Maksudku, aku rasa ini terlalu berat... ...karena aku belum pernah bertemu dengan seorang cewek yang berusaha sekuat tenaga agar bisa melepaskan diri dari abangnya...

[Tidak, ini bukan kayak dia itu punya situasi keluarga yang rumit, tetapi... ...Itu karena cewek itu berkeinginan untuk mandiri, loh?]

[Apa benar begitu...? Menurutku orang itu tidak akan berkeinginan untuk mandiri kecuali dia sedang dalam situasi yang sangat serius. Dia itu cewek sebaya dengan kita dengan kepribadian pendiam, bukan?]

[Ah, iya, eum... ...itu benar, tetapi...]

[Kalau begitu, apa ada sesuatu...?]

Bagaimanapun, aku mau menyampaikan pesan ini sambil mengelak sedikit. Kalau tidak, suasana ini akan jadi 100 persen canggung. Lagipula, yang kita ajak bicara ini Natsukawa, yang sudah pernah aku ceritakan padanya, loh? Kalaupun aku menjelaskan padanya dengan jujur, dia akan mengira aku menceritakan sesuatu yang menyeramkan padanya. Setelah ini, itu akan jadi kartu truf terakhir kita, dan mau bagaimana pun, inilah satu-satunya jalan keluar kita dari situ.

[Begini, aku dengar kayaknya dia punya seorang abang. Dia berkeinginan untuk mandiri agar dia bisa melepaskan diri dari abangnya.]

[Melepaskan diri dari abangnya...? Heh, eh? Apa maksudmu?]

Eum... eum? Apa ada sesuatu yang membuatmu kesal? Natsukawa sangat menyayangi Airi-chan, jadi dia mungkin tidak mau mendengar kata-kata itu, karena dia punya seorang adik cewek.

Tetapi, walaupun aku mesti bohong sekalipun, inilah penjelasan yang aman. Agar lebih mudah untuk dibayangkan, mari kita gunakan contoh umum soal hubungan adik-kakak, cowok dan cewek.

[Tidak, begini, tidak peduli apa itu adik-kakak, baik itu cowok maupun cewek, biasanya mereka akan saling menganggap masing-masing menjengkelkan saat mereka sudah mencapai masa puber, bukan?]

[Menurutku tidak begitu, deh.]

[Ah, begitu...]

Eh? Menurutmu tidak begitu?

Maksudku, aku tidak begitu yakin soal itu saat ini, tetapi sampai saat ini aku agak merasa tidak enak soal itu. ...Eh? Apa cuma aku? Apa kakak beradik di usia minimal SMP saling menyayangi? Apakah benar-benar ada cinta dan kedamaian sebanyak itu di dunia ini? Aku hampir mati ataupun hidup. Aku seseorang yang selamat.

[Eum, mari kita bicarakan soal contohnya, oke? Kalau nanti, Airi-chan terlalu menempel pada Natsukawa, Natsukawa akan merasa terganggu, bukan?]

[Aku tidak paham apa yang kamu katakan.]

[Ah, begitukah?]

E-Eh...? Mungkin menurutnya, caraku menjelaskan padanya itu sangat buruk..., padahal menurutku, aku tidak seburuk itu dalam menjelaskan sesuatu pada orang lain, kok, aku bangga akan hal itu. Eh? Apa jangan-jangan dia bilang kalau aku sangat buruk dalam menjelaskan? Apa jangan-jangan Ichinose-san muak padaku karena aku sangat buruk dalam menjelaskan padanya? Eh... ...I-Itu lain, bukan? Hanya saja Natsukawa itu terlalu sayang pada Airi-chan, bukan?

[Aku rasa Airi tidak akan pernah mengalami hari-hari kayak gitu dalam hidupnya.]

[O-Oke! Itu benar! Tidak peduli berapa pun usia Airi-chan, dia akan menyayangimu, Kakak!]

....

...Hmm? Eum, pesan itu memang sudah dibaca, namun—

[Berhenti bilang "Kakak"]

[Ah, maafkan aku.]

Itu benar... ...Eh? Apa itu menjijikkan? Padahal menurutku itu obrolan yang cukup komunikatif, loh....

...Tidak, hmm, dianggap menjijikkan itu menjijikkan, bukan? Mari kita pikirkan lagi dengan tenang, meskipun aku memanggilnya "Kakak♪" dan terdengar seperti mengejeknya, aku bisa bilang... ...kalau ini bukanlah ejekan, ini cuma serangan verbal. Aku mau melakukan itu pada orang-orang yang sedang asyik menonton film yang mengharukan dan sedang menikmati sisa-sisa film tersebut, lalu keluar dari bioskop. Dengan satu pukulan, aku bisa menyeret mereka ke bawah kehidupan sehari-hari mereka yang biasanya.

[Oke, aku mengerti, kalau begitu, aku akan menggunakan analogi yang lain. Misalnya, andai saja Airi-chan mengajak pacarnya ke rumahmu sekitar 10 tahun lagi.]

[Hah?]

Hieh...

De-Dewi...? Aku tidak boleh bilang apa? Namun, apa kamu merasakan sesuatu? Menurutku itu agak menakutkan... ...Eh? Bukannya itu sudah sampai ke tingkat penyayang saudari? Tetapi bukannya itu sebagian besar cuma lelucon Ashida belaka?

Tidak, karena dia membiarkanku menggendong Airi-chan... tetapi bukannya seorang penyayang saudari sejati biasanya tidak akan mengizinkan hal itu? Andai saja aku ini abangnya Airi-chan, aku rasa aku akan dianggap penyayang saudari cuma karena hendak mengantarnya ke sekolah di sekolah khusus putri mulai dari SD sampai ke perguruan tinggi. Apalagi kalau sampai ada orang lain yang menyentuhnya, aku tidak akan tinggal diam...! Aku akan menyuruhnya menggosok bagian tubuhnya yang disentuh orang lain dengan sabun.

[Barusan kamu bilang apa soal Airi?]

[Ah, eum, benar juga.]

[Iya, apaan itu?]

Tidak, itu menakutkan. Ini menakutkan, menakutkan, loh. Ada apa dengan obrolan yang cepat ini? Aku dapat merasakan tekanan yang tidak bisa aku ucapkan. Aku merasa seperti aku sedang dihancurkan— Tidak, tunggu? Tekanan dari Natsukawa... ...Apakah itu berarti aku merasakan tekanan dari Natsukawa?

Dasar bodoh, tenanglah. Jangan biarkan momentum menguasaimu. Ini jarang sekali berakhir dengan bagus, loh. Hal ini mungkin juga akan membuat Natsukawa tidak nyaman lagi. Aku berusaha agar hal itu tidak terjadi. Tetaplah tenang di sini, dan jaga suasana hati Natsukawa agar tetap tenang....

[Na-Natsukawa-san...? Apa kamu marah?]

[Aku tidak marah. Setelah itu? Ada apaan? Silakan lanjutkan?]

Kamu tidak mau aku terus melanjutkan obrolan ini, bukan...?

Tidak, itu salahku, jadi mari kita hentikan saja. Sungguh menyakitkan untuk bilang begini, tetapi aku benar-benar minta maaf, jadi mari kita hentikan saja obrolan ini. Mari kita tidur siang saja dan lanjutkan obrolan ini nanti, setelah Ashida pulang dari ekskulnya. Dia itu tipe cewek yang bisa mengikuti obrolan ini dengan tepat.—

[Hei. Apa tidak bisa kita lanjutkan saja?]

[Baiklah!]

Natsukawa tidak akan membiarkanku tidur siang. Kedengarannya itu bagus. Aku jadi terkesan.

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-ch-105-di-lintas-ninja-translation

[Eum... ...ah, tidak, begini, anggap saja Airi-chan mengajak pacarnya ke rumahmu di masa yang akan datang.]

[Berapa pendapatan tahunannya?]

[Pendapatan tahunan... ...Eh?]

Pen-Pendapatan tahunan, ya? 10 tahun dari sekarang itu, Airi-chan akan berusia 15 tahun, jadi meskipun dia mengajak pacarnya, cowok itu mungkin masih berstatus sebagai pelajar SMA, bukan? Menurutku "pendapatan tahunan" bukanlah frasa yang tepat...

Tidak, tunggu, itu Natsukawa, loh? Tentu saja, dia memperhitungkan hal itu saat bertanya padamu, dasar Sajou s*alan! Aku yakin Natsukawa menginginkan kebahagiaan Airi-chan, namun apa yang akan dia lakukan kalau dia tidak memperhatikan hal yang begitu jelas...!

Eum...? Kalau dia mengajak pacarnya ke rumah, cowok itu mungkin cuma terpaut dua tahun lebih tua darinya, bukan? Kebanyakan dari mereka mungkin tidak punya pekerjaan paruh waktu, jadi anggap saja mereka belum punya untuk saat ini... ...eum... ...Anggap saja amplop Tahun Baru mereka rendah, anggap saja 10.000 yen atau mereka mendapatkan lebih dari orang tua mereka, dan uang saku mereka itu 5.000 yen per bulan... ...Kalau begitu... ...Baiklah, aku rasa mereka akan mencari uang lebih banyak untuk kado Tahun Baru. Kalau tidak, obrolan ini tidak akan berlanjut . Tidak, aku benar-benar tidak mau melanjutkan obrolan ini.

[Eum, bagaimana kalau sekitar 100.000...?]

[100.000 Dolar, ya? Kalau begitu, itu tidak masalah.]

Eh, hei, itu.

Author Note:

¥ : ×

$ : ✓

TL Note:

Rp. : ?

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

←Sebelumnya          Daftar Isi           Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama