Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 4 Bab 97 - Lintas Ninja Translation

Bab 97
Di Sebelah Sang Dewi, Bagian 7

"'Kamu akan mendapatkan kabar dari cewek itu besok dan mengabarkannya pada kami.' Itulah hukuman buatmu."

"Ah..."

Itulah "hukuman" yang tiba-tiba aku usulkan pada Sajocchi karena sudah menakut-nakuti Aichi. Aichi pada awalnya enggan dengan usulan itu, tetapi aku rasa ada baiknya kalau Aichi dan Sajocchi bisa jadi lebih dekat, dengan sedikit perhitungan.

"...Dimengerti."

Kamu mengerti, Sajocchi. Kami akan menggunakan hukuman ini untuk itu... ...Baiklah, kalau dorongan kami akan membantu Sajocchi dengan mendorongnya ke belakang, maka tidak apa-apa... ...tetapi aku yakin ini sebagian besar terjadi karena Aichi sangat baik... ...benar, kan?

"..."

"..."

"..."

Jreng, dan kami bertiga pun terdiam beberapa saat. Itu karena Aichi memutuskan untuk mengambil hukuman yang dapat menyelesaikan masalah Sajocchi. Keheningan itu seperti berbunyi "Kalau begitu kita akan menggunakan hukuman ini untuk itu".

Tetapi, eum... ...aku merasa kalau ini rasanya kayak sia-sia saja—.

"Apa kamu yakin, Aichi? Padahal kita bisa saja meminta Sajocchi untuk mentraktir kita banyak minuman."

"Ha-Hal yang semacam itu..."

"Tetapi buatku sih, aku akan dengan senang hati mentraktir kalian minuman, loh?"

"Kamu tidak boleh membuang-buang uangmu!"

"Aku sayang kamu, Aichi. Kamu benar-benar sangat perhatian pada uang, ya!"

Aku tidak serius, kok! Aichi, kayaknya kamu terlalu terburu-buru, deh. Aku pikir fakta kalau Sajocchi sedang dalam suasana hati yang enak merupakan buah hasil dari perasaan cintanya. Mungkin saja ia cuma punya motif tersembunyi karena mau melihat wajah Aichi yang sedang marah. Tetapi bukannya itu agak menyimpang saat Sajocchi melakukan hal itu?

"Tidak, baiklah, tidak apa-apa, deh, aku tidak keberatan mentraktir Ashida beberapa minuman."

"Oh!? Eh!? Me-Mengapa?"

Eh!? Apa maksudmu!? Apa kamu selingkuh!? Apa kamu selingkuh, Sajocchi!? Apa kamu tidak apa-apa melakukan itu denganku!? Tidak, itu tidak bagus, aku jadi kasihan pada Aichi!? Kok kamu tiba-tiba bisa begini.—

"Aku tidak menyangka kalau kamu akan menanggapi hal ini dengan serius. Maksudmu, apa kamu menyesal...?"

"Eh, apa maksudnya itu?"

Tetapi ada juga bagian dalam diriku yang agak senang saat mengatakan itu. Sajocchi berterima kasih padaku. Sungguh di luar dugaan karena aku sering diperlakukan agak kasar olehnya... ...Aku harap ia bisa lebih menunjukkan kejujuran itu dalam kehidupan sehari-hari.

"—Meskipun itu tidak terlalu istimewa, baiklah..."

"Iya, begini... ...aku rasa itu mungkin bagus juga buat Kei."

"Heh?"

Saat aku mendongak, Sajocchi menatapku sambil memasang ekspresi polos di wajahnya, dan Aichi menatapku dengan mata yang sangat baik. Seakan-akan dia sedang menatap Ai-chan dengan penuh kasih sayang... –Tunggu, tunggu, tunggu, tunggu!? Ada apa denganmu, Aichi!?

"Hei, hei, hei, hei, kalian berdua! Kok kalian tiba-tiba bersikap baik padaku?"

"E-Euh, itu karena apa ya? Mungkin itu karena aku cuma tidak bisa menahan naluriku saja?"

"Apa yang kamu bicarakan... ...Aku berutang budi pada Kei, dan karena dia sudah melakukan yang terbaik dalam ekskul, makanya aku mau mendukungnya. Sebaliknya, lebih mudah buatmu untuk berterima kasih padanya karena kamu sudah bersikap egois setiap hari, bukan?"

"Menurutku mungkin itu juga berlaku buat teman-teman sekelas kita yang lain."

"Tung-Tunggu...!"

Ah, ini panas sekali...! Wajahku panas! Aku yakin wajahku pasti sedang memerah saat ini! Mengapa kalian berdua tiba-tiba bilang begitu? Kalian harusnya bisa ngomong dengan lebih santai! Kita sedang membicarakan masalah Sajocchi! Sekarang bukanlah masanya untuk membicarakan hal itu!

"Kei... ...kemarilah."

"Aichi, kamu benar-benar sudah membuat kakakmu ini gembira, ya!?"

Sajocchi, kamu tertawa!? Ada apa dengan senyuman bodoh itu!? Kamu tidak biasanya kelihatan kayak begitu! Apa yang sedang terjadi di sini!? Apa aku sedang bermimpi!?

"Iya, begini, tidak usah menahan diri. Ini mungkin akan membuat Natsukawa lebih bahagia kalau begitu."

"Kamu juga mesti berterima kasih pada Kei!"

"Aku memang sudah memikirkan hal ini cukup lama, tetapi bukannya Natsukawa itu terlalu menyayangi Ashida? Menurutku kayaknya itu agak aneh."

"Me-Memangnya menurutmu begitu!? Itu hal yang wajar di antara teman-teman, loh! Ti-Tidak masalah walaupun itu bukan Kei.—"

"Eh?"

"Bu-Bukan apa-apa!"

"?"

Itu bukanlah mimpi. Mereka berdua tiba-tiba mulai menggodaku. Aku penasaran apa aku mesti mengucapkan terima kasih atas sajian ini..., tetapi aku juga tidak menyangka kalau hasilnya membuat hatiku puas. Ke mana ya, aku mesti melampiaskan perasaan bahagiaku ini? Ke Ai-chan saja, ya? Haruskah aku mengelus Ai-chan yang sedang mengantuk begitu?

Sadarlah, dan tetap tenanglah.

Aku menampar wajahku sendiri dan tersadar kembali. Aichi menatapku dengan tampang terkejut di wajahnya. Iya, aku memang tidak keberatan!

Saat aku terus melakukan itu, mengabaikan tampang aneh itu, dan akhirnya aku merasa kembali jadi diriku yang biasanya. Itu karena mereka berdua itu... ...tidak ada kemungkinan untuk lengah.

"...Fiuh."

"Kamu tidak usah menampar wajahmu sendiri kayak gitu."

"Ini salah kalian berdua, Aichi!"

Ah! Tidak usah tertawa! Mereka berdua benar-benar membuatku malu! Sajocchi juga sama bersalahnya! Meskipun kamu berterima kasih, kamu tidak boleh lakukan hal-hal yang membuat cewek-cewek selain Aichi terpikat padamu! Apa kamu mendengarkanku, Sajocchi!?

...Eh? Sajocchi?

"..."

Saat aku memalingkan wajahku darinya, Sajocchi terdiam lagi, seakan-akan sedang berpikir keras. Aichi sudah memutuskan sebuah hukuman buatmu, dan menurutku itu merupakan tugas yang cukup sulit. Menurutku kamu mungkin masih canggung dengan cewek itu, dan mana mungkin dia bisa langsung berubah pikiran.

(TL Note: Mulai dari bagian ini, penggunaan sudut pandang yang digunakan berbeda dari versi LN, di mana pada versi WN ini tetap menggunakan sudut pandang Kei.)

"...Ah, maaf. Padahal aku sedang bermain dengannya."

"Tidak apa-apa, kok, Airi juga sedang tidur. Kamu juga sudah mendapatkan jatahmu."

"Eh, jatah apaan itu?"

"Bermain dengan Airi itu seperti "olahraga". Agak sulit untuk mengimbangi... ...kekuatan penuhnya sepanjang waktu."

"Keatletisan Natsukawa memang bukanlah sifat alami dari lahir."

"Hentikan, aku bukan tipe orang yang kayak gitu!"

Aku senang karena mengetahui alasannya. Aku penasaran mengapa kamu begitu tajam dalam hal ini padahal kamu tidak aktif dalam olahraga maupun ekskul manapun, tetapi aku tidak tahu kalau kamu juga punya rahasia kayak gitu. Itu memang sangat bagus tetapi aku agak tidak yakin.

"Kalau memang benar begitu, telepon aku lagi! Aku akan membantumu!"

"Be-Benarkah...?"

"Apa empat kali dalam sepekan tidak masalah, nih!?"

"Kamu tidak perlu melakukannya sesering itu!"

Aku sebenarnya ke sini lebih untuk mengisi kembali tenagaku dari Ai-chan ketimbang bertemu dengan kalian berdua! Aku pun jadi tidak merasakan lelah hari ini! Ini kayak aku menerima segalanya dengan seluruh kekuatanku? Tetapi kalau aku malah membuat Ai-chan lelah, akan lebih bagus kalau aku tidak melakukan itu.—

"Aku rasa ada baiknya kalau Sajocchi sering datang ke sini juga!"

"Eh!? I-Itu..."

"..."

Aichi melirik Sajocchi secara tidak sengaja. Sajocchi memalingkan wajahnya dengan canggung. Apa-apaan dengan sikap seperti melarikan diri kayak gitu? Bukannya kamu boleh datang ke rumah Aichi secara sah? Secara hukum (lebih ditekankan lagi). Jujur saja, Aichi tampaknya belum sepenuhnya senang dengan hal itu, jadi berhentilah memalingkan wajah di saat-saat kayak gini, ...karena itu akan sia-sia saja.

"...Baiklah, kalau Natsukawa tidak keberatan."

"Habisnya Aichi tidak keberatan, kok!!!!"

"Suaramu berisik sekali."

Sajocchi menatapku seakan-akan berkata, "Tidak usah banyak bicara.". Hei, jangan menatapku kayak gitu.

Aku penasaran apa ini merupakan masalah yang jauh lebih serius buat Sajocchi ketimbang yang aku kira...? Dari sudut pandangku, aku rasa kalau mereka berdua bisa jujur satu sama lain, mereka akan segera bisa bergaul dengan baik satu sama lain... ...apalagi Aichi. Mereka sudah melakukan dengan baik akhir-akhir ini, bukan?Berusahalah lebih keras lagi...!

"...Ah."

"..."Ah"?"

"Kamu mesti bisa... ...menggendong Airi dengan benar..."

"..."

Wah... kekuatan penghancur macam apa itu...? ..Ia menatapku dengan tegang begitu? Wajah Sajocchi memerah padam dan ia terdiam. Bukannya ia sedang mengalami demam otak saat ini? Aku rasa ia tidak mampu melakukan tindakan semacam itu. Jadi aku rasa inilah perbedaan kekuatan cewek... ...Mungkin aku mesti minum minuman halus (smoothie) besok pagi.

"..."

"...Tunggu."

"A-Ada apa...?"

Sajocchi tidak bergerak. Tidak, itu tidak benar, pikirku di dalam hati. Gak bahaya tah, Aichi bilang hal semacam itu padamu dan kamu tidak melakukan apa-apa? Itu memang tempatnya cowok untuk pamer. Makanya tidak ada jalan buatnya untuk mundur atau semacamnya.

"A-Aku mengerti... ...aku akan menggendongnya."

Wah, kalau aku harus menuangkannya dalam kata-kata, ia itu memang playboy! Aku rasa itu kurang bijaksana untuk bilang begitu dengan lantang, tetapi Sajocchi, kayaknya kamu tidak punya waktu luang.

"...Memangnya kamu bisa melakukan itu?"

Kata Aichi dengan wajah yang agak cemberut. Kalau kamu tidak menggendong Ai-chan dengan benar, dia tidak akan setuju, bukan? Mode sayang adik dari Aichi sudah diaktifkan, tetapi apa yang akan dilakukan Sajocchi?

"...Keren juga, bukan? Aku dari tadi sudah memperhatikan Natsukawa sambil menggendong Airi-chan."

"..."

Aichi ketakutan. Dia menoleh ke belakang sedikit dan aku mendapati wajahnya memerah. Sajocchi tidak menyadari hal ini karena ia sedang memalingkan wajahnya.

Guehehehe! Teruskan, teruskan, teruskan! Aku suka hal semacam ini! Aku sangat berharap bisa menyaksikan hal ini dari kejauhan! Aku tidak tahu apalagi yang mesti aku lakukan! Aku tidak tahu mengapa aku ada di sini! Aku terjebak! Mengapa!

"Jadi— —Natsukawa?"

"Bu-Bukan apa-apa..., ...bukan apa-apa, kok!"

"O-Oh...!"

Aichi berusaha untuk mengalihkan. Aku rasa dia berusaha agar tidak membiarkan Sajocchi melihat wajahnya dengan agak menunduk, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan wajahnya sama sekali. Tidak usah khawatir, Sajocchi juga tidak bisa menengok ke arah Aichi dengan benar. Seriusan, deh, ke mana perginya Sajocchi yang bermata tajam tadi?

"Ka-Kalau begitu... ...Oke."

Aichi menggendong Ai-chan lagi dan bersiap untuk menyerahkannya pada Sajocchi. Ai-chan terbangun, dengan mata yang mengantuk, "...Hmmm?" katanya dengan rasa penasaran. Imutnya, aku mau menerimanya apa adanya. Tetapi aku tidak bisa, bukan? Tenanglah, lengan kananku...! Kalau kamu sampai merusak suasana di sini merupakan kejahatan seumur hidupmu!

"...Oh."

Sajocchi mendekati Aichi dan mengulurkan tangannya. Ia tampak gugup. Kalau dipikir-pikir, Ai-chan memang sudah pernah menunggangi Sajocchi, tetapi dia belum pernah digendong dengan benar. Apa Sajocchi memikirkan sesuatu dan menahan diri untuk tidak melakukan hal itu?

"...—joc... ...hmm..."

"Hmmm..."

"..."

Sajocchi berhasil menggendong Ai-chan dengan benar. Ia kembali ke sofa dan menggendong Ai-chan dan mengelus kepala dan punggungnya, persis seperti yang dilakukan oleh Aichi. Ah... ...Sajocchi sudah layak jadi seorang abang. Pemandangan ini yang sangat baru... ...bukannya ini jarang terjadi? Bolehkah aku memotretnya? Tidak, tidak usah, aku bisa melihatnya sepanjang waktu.

"Hei, Ashida— Natsukawa, juga?"

Saat aku mengangkat ponsel pintarku tanpa pikir panjang, Sajocchi menatapku dengan tampang mengeluh. Saat aku perlahan menoleh ke samping, Aichi juga memegang ponsel pintarnya dengan ekspresi wajah yang aneh kayak tidak tertahankan. Sajocchi tampak tidak nyaman. Iya, bersabarlah, Sajocchi. Kalau kamu mengembalikan Ai-chan saat ini, aku tidak akan pernah memaafkanmu.

"...Elus Airi lagi."

"O-Oh..."

Aichi memberikan arahan. Meskipun Sajocchi agak bingung, tetapi ia mengalihkan perhatiannya pada Ai-chan sekali lagi dan mulai mengelus-elus dan mengusap-usap rambut dan punggungnya dengan lembut. Ai-chan menggosok-gosokkan pipinya ke dada Sajocchi sambil berkata, "Mmm...". Kayaknya dia merasa senang. Bagus sekali... ...Aku juga mau dimanja kayak gitu oleh Ai-chan.

Saat aku sedang kepikiran kayak gitu, Aichi tiba-tiba mulai bergerak.

"Eh?"

"Eh?"

Aku dan Sajocchi, kami berdua mengeluarkan suara kami. Aichi pindah ke samping Sajocchi. Eum... Eh? Aichi? Aku penasaran apa aku ketinggalan sesuatu..., ...apa yang akan kamu lakukan?

"..."

"...Hah."

Sajocchi, jangan mengeluarkan suara-suara yang aneh, dong.

Aichi duduk di sebelah Sajocchi dan mulai mengelus-elus rambut Ai-chan yang digendong oleh Sajocchi. Tampak jelas kalau Sajocchi mulai bertingkah mencurigakan, seakan-akan ia tidak tahan lagi dengan jaraknya yang begitu dekat dengan Aichi.

Eh, Apa-apaan ini? Memangnya kalian pasangan suami istri? Apa yang sedang kalian pamerkan padaku? Tidak, itu memang hal yang bagus dan mau aku lihat, bukan...? Aichi sangat berubah drastis. Dia pindah ke sebelah Sajocchi kayak dia sedang kerasukan. Dia sudah memasang mode kakaknya secara penuh. Dari sudut pandang orang luar, mereka sudah seperti pasutri baru, tetapi mereka bisa saja akan jadi sempurna kalau bukan karena Sajocchi yang jelas-jelas memasang wajah kesal... ...Tetapi bukannya ini saat yang tepat buat kalian untuk membangun toleransi kalian pada hal itu untuk saat ini?

Ah, Sajocchi sudah mencapai batasnya. Dia menatapku dengan tampang yang berkata, "Tolong aku!". Tidak bisakah kamu terus kayak gini agak lebih lama lagi? Ah, kamu sudah tidak sanggup? Apa boleh buat..., ...akan aku coba semampuku untuk membantumu.

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-ch-97-di-lintas-ninja-translation

"Hei Aichi, jangan tinggalkan aku sendirian!"

"Eh—Eh!? Eh!? A-Aku..."

"Sajocchi sudah mencapai batasnya, jadi mengapa kamu tidak kembali ke posisi semula, oke?"

"—!!? Ah... ...Ah..."

Aichi segera menoleh ke samping dan wajahnya memerah saat bertemu wajah Sajocchi. Aku sangat terkejut sampai-sampai aku kehilangan kata-kata. Bolehkah aku bilang ini sekali lagi? Apa sih yang sedang kalian pamerkan padaku?

"—...Kabur!"

Ah, berani-beraninya kamu bilang begitu di depanku, ya?

Author Note: Eh?

TL Note: Seperti biasa sudut pandang Wataru juga akan kami terjemahkan, sebagai Bab 98.1, setelah Bab 98 tentunya.

Support Kami: https://trakteer.id/lintasninja/

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

←Sebelumnya          Daftar Isi           Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama