Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 3 Bab 64 - Lintas Ninja Translation

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-ch-64-di-lintas-ninja-translation

Bab 64
Mbak-Mbak (Kuat)

Pekerjaan paruh waktuku untuk mendapatkan uang tambahan selama liburan musim panas berlanjut. Aku dapat mempelajari sebagian besar detail pekerjaan dalam waktu sepekan, mungkin karena itu merupakan toko buku bekas kecil milik pribadi. Aku kira, pengalaman yang aku peroleh dari pekerjaan paruh waktu yang aku lakukan secara diam-diam saat masih SMP sangat berguna. Dalam hal ini, aku memang jago dalam pekerjaan kantor, tetapi itu lain cerita dengan bilang, "Kalau begitu bergabunglah dengan OSIS saja...". Aku rasa itu merupakan suatu keuntungan, tetapi sekarang aku merasa itu cuma sebuah renungan tambahan... Urusan lain, ya, mari kita selesaikan urusan lain terlebih dahulu. Tampaknya tidak ada banyak tanggung jawab. Aku rasa aku lebih suka aktif secara fisik ketimbang aktif secara mental.

Aku berubah pikiran dan tiba di toko buku bekas ini. Saat aku menyapa Kakek Pemilik Toko, aku mendengar suara yang asing di telingaku. Ia memutuskan untuk memainkan musik di toko untuk memanfaatkan pop-up yang aku pasang. Toko buku ini sekarang terasa lebih seperti toko penyewaan CD, tetapi apa itu sudah benar? ...Dan itu memang lagu yang sedang tren juga.

Saat aku memilah-milah buku yang aku beli dengan perasaan tidak nyaman, aku sadar kalau tanganku bergerak dengan kecepatan yang sangat lincah. J-Pop yang luar biasa, aku mungkin akan memasang penyuara telinga dalam perjalanan pulang untuk pertama kalinya.

"Ah... Eum, Pak Pegawai Toko. Di mana Anda menyimpan CD-nya?"

"..."

Musik yang kami mainkan dengan cepat jadi sebuah bumerang. Banyak orang yang salah paham. Ah, tidak... haruskah aku memasang pop-up baru? Aku tidak pernah menganggap kalau aku akan melihat hari di mana musik pop akan mengendalikan J-Pop. Apa ini toko buku bekas? Ini memang toko buku bekas.

Aku sedang memotong karton berwarna di meja kasir saat tidak ada pelanggan yang datang, lalu tiba-tiba bahuku ditepuk di atas meja kasir. Apa itu pelanggan? Ini merupakan masalah karena beberapa pecinta buku tidak bicara sama sekali, mereka harusnya bicara padaku.

"Iya, selamat datang — Eh?"

"Selamat siang, Sajou-san."

"Eum..."

Senyumannya yang anggun dan aura Mbak-Mbak dewasa yang meluap-luap. Perasaan aneh kalau dia sedang dalam perjalanan ke kampus. Senyuman tidak ternilai yang tidak berubah, tidak peduli berapa kali kalian melihatnya.

─ ─ Sasaki-san, seorang mahasiswi, melompat-lompat!

Dia tidak tiba-tiba melompat-lompat, bukan? Aku harap dia suka melompat-lompat dan datang. Bisa tidak aku melompat-lompat sendiri? Sasaki-san tampak sangat lembut... Haha, aku merasa bersalah cuma dengan memikirkan itu.

Pakaiannya hari ini yaitu terdiri dari tampilan celana panjang yang keren, lain dari terakhir kali aku melihatnya dengan pakaian yang tertiup angin. Dia mengenakan jaket berwarna krem yang terbuat dari kain yang tipis, yang membuatku berpikir kalau dia mengenakan pakaian formal, tetapi itu tidak berlengan dan bahunya nampak, dan mataku tertuju pada lengannya yang putih mulus.

Saat aku benar-benar melihatnya di depanku, dia itu sangat cantik... ...dan kilauan di bahunya sangat terang sampai-sampai kalian akan mengira bahu itu menyilaukan sinar cahaya yang tertiup... ...Toko buku bekas ini bisa dengan mudah meledak. Maafkan aku, Kakek.

"Lama tidak berjumpa, Sasaki-san. Sudah sepekan yang lalu. Kamu mampir ke toko buku bekas. Apa kamu sering membaca buku?"

"Sudah lama sekali aku tidak ke sini — Iya, hobiku itu membaca, jadi aku selalu membawa beberapa buku."

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi di sini, apa kamu tinggal di dekat sini?"

Hmm, tidak, tunggu sebentar. Mengapa kamu bertanya pada seorang cewek di mana dia tinggal? Mana mungkin seorang cewek cantik kayak dia menjalani seluruh hidupnya tanpa waspada pada cowok. Kata-kata itu sudah keluar, aku yang b*j*ngan ini pasti sudah dibenci olehnya!

"Iya, itu benar."

...Ha-Hah? Itu jawaban yang sangat bagus... tetapi tunggu dulu, ada apa dengan senyuman ini, bukannya itu terlalu polos? Apa mungkin cewek secantik ini tumbuh jadi semulus ini setelah terpapar oleh mata penasaran cowok-cowok b*j*ng*n saat SMP dan SMA? Hei, hei, hei! Bukannya aku sudah meninggalkan era Jepang yang sekarang! Era baru sudah dimulai!

"Aku sudah dengar kalau kamu bekerja paruh waktu sebelumnya, tetapi aku tidak menyangka kalau kamu bekerja di toko buku ini. Aku sangat senang bertemu denganmu lagi."

"Akulah yang senang, Sasaki-san. Kamu tampak jauh lebih dewasa ketimbang sebelumnya. Apa kamu dalam perjalanan ke kampus hari ini?"

"A-Aku malu kalau kamu pikir aku sudah dewasa... ...tetapi sekolahku itu tidak terasa seperti kampus, kamu tahu?"

Sasaki-san tampak malu-malu... Aku penasaran berapa banyak mangkuk nasi yang bisa aku habiskan sekarang. Aku juga lebih bersemangat saat aku memikirkan seluruh cowok tampan yang sudah menyatakan perasaan mereka padanya, kemudian menghilang begitu saja, dan sumpitku malah melangkah lebih jauh. Guehehehe.

"...Eh, benarkah begitu?"

"Iya, karena itu cuma khusus putri, ...jadi rasanya itu tidak terlalu terbuka."

Apa... katamu? Sasaki-san bukan cuma "mahasiswi cantik" tetapi dia juga "mahasiswi cantik dari universitas khusus putri"? Ada apa dengan nama merek dagang itu, aku merasa seperti akan dikenakan biaya cuma karena menyentuh bahunya! ...Berapa harganya?

"Jadi begitu... ...Apa itu sebabnya Sasaki-san jadi dewasa dan putih mulus? Aku yakin itu."

"Fufufu, aku sudah terbiasa. Sajou-san cepat sekali memujiku, ya."

"Geuhh."

Aku tidak bisa menahan erangan. Apa, memangnya aku seburuk itu...? Karena itu sangat terang-terangan, aku merasa seluruh tubuhku sedang dibersihkan. Aku kira akulah yang sudah menghilang... Kakek, karyawan paruh waktumu akan hilang mulai hari ini. Maafkan aku.

....Hah, tampaknya kamu punya banyak waktu luang, Sasaki-san. Aku tahu itu, tetapi dia tampaknya tidak menganggapku sebagai seorang cowok sama sekali. Dia menganggapku lebih seperti "cowok SMA yang lebih muda". Itu memang bagus karena aku akan dimanjakan tetapi... tidak, apa yang kamu pikirkan? Kamu itu seorang pelayan toko sekarang, dan minimal jangan lupakan sopan santun.

Saat aku menyingkirkan pikiran nakalku dan menoleh ke Sasaki-san, dia tiba-tiba berubah serius dan menundukkan kepalanya padaku.

"Sekali lagi, terima kasih sudah menyelamatkan Kou-kun — adikku tempo hari. Berkatmu, Sajou-san, ia tidak berakhir dalam masalah. Seperti yang kamu bilang, aku juga memeriksa tas sekolahnya dan tidak mendapati goresan tertentu dan aku merasa sangat lega."

Oh, ooh... ...Apa? Adikmu... ...Ah, maksudmu Kouta-kun? Pesona dewasa Sasaki-san membuatku lupa akan kenangan pertemuan pertama kami. Iya, kalau dipikir-pikir, aku sudah melakukan sesuatu yang baik, bukan?

"Ah, itu bagus... ...Setelah itu bagaimana kabar Kouta-kun? Apa ia jadi takut untuk keluar dan tidak mau meninggalkan rumah?"

Kalau ia sudah jadi hikikomori* di usia yang masih dini, itu akan mempengaruhi kehidupan masa depannya di SMP. Akan sangat buruk kalau ia jadi canggung di sekolah dan orang-orang mulai berbisik-bisik di belakangnya. Sulit untuk dipercaya kalau kehidupan SMP-nya yang akan jadi terasa tertekan datang sejak ia masih SD.

(TL Note: Hikikomori adalah istilah Jepang untuk fenomena di kalangan remaja atau dewasa muda di Jepang yang menarik diri dan mengurung diri dari kehidupan sosial.)

"Aku rasa kehadiran Sajou-san amatlah penting buatnya. Hari ini, ia juga bermain ke luar rumah. Ia bilang padaku kalau ia akan menjauhi tempat-tempat sepi."

"Iya, aku yakin ia sudah mengetahui secara langsung betapa menakutkannya hal itu dan aku senang mendengarnya. Aku tidak berpikir itu karena aku, selain itu, aku pikir insiden ini tidak akan mengarahkannya ke arah yang lebih buruk."

"Iya, aku juga harap begitu. Aku malu bilang kalau... ...aku belum pernah banyak bicara dengan cowok sebelumnya, jadi aku juga sudah belajar banyak."

"Apa?"

Dia belum pernah banyak bicara dengan seorang cowok sebelumnya, katanya? Kamu itu cewek yang cukup terlindungi... Tidak, tidak, tentu saja tidak. Kalau aku jadi ayahnya, aku pasti akan menjauhkannya dari cowok. Aku juga tidak akan pernah percaya pada cewek yang bilang, "Aku akan menikah dengan Ayah saat aku besar nanti!" Karena dia itu tipe orang yang benar-benar menerima tanpa ragu. Kalau aku mau, aku akan membuatnya menulis surat nikah dan menyimpannya (gila).

"Bagaimana bilangnya ya... ...kamu pasti sangat disayangi oleh orang tuamu."

"I-Itu benar, tetapi mereka itu terlalu protektif."

Tetapi dia tidak tampak malu padaku. Apa itu karena dia seorang mahasiswi? Lagipula, pada usia itu, kamu akan naik level dari sekadar pelajar biasa, bukan? Baik itu karakter baik maupun buruk akan tumbuh dewasa seiring bertambahnya usia. Mahasiswi itu juga pelajar, tetapi tidak seperti pelajar SMA, mereka mesti melakukan banyak hal dengan mandiri, aku kira mereka tidak punya waktu untuk takut pada cowok SMA.

"Jadi—"

Toko buku bekas ini memang biasanya sepi pengunjung. Berkat hal ini, aku dapat mengobrol dengan Sasaki-san meskipun kami ada di seberang meja kasir. Meskipun aku tidak bisa mengikutinya pada topik buku, tetapi dia cukup perhatian untuk membuka obrolan denganku dengan cara yang santai. Ada apa dengan perasaan seperti dipeluk ini...? Ini membuatku merasa seperti dikelilingi oleh aroma yang harum saat berdiri di depannya...

Tidak, ini tidak bagus... Saat kamu berdiri di depanku, aku bisa melihat anu yang cukup besar, kamu tahu? Apa itu? Apa itu pesan tersembunyi yang bilang, "Datanglah ke sini kapanpun"? Kalau aku meminta dengan serius, aku rasa, dia akan memelukku dengan ekspresi kesulitan di wajahnya, dan juga memberikan kesan tidak bermoral...

Tidak, sungguh, Mbak ini memang berbahaya. Aku merasa seperti akan tertelan kalau aku tetap kayak gini... Agak disesalkan, tetapi aku akan bilang padanya kalau kami sudah terlalu dekat.—

"Ah, Sajou-san... Ada debu di rambutmu..."

"..."

Maukah kamu jadi ibuku sebentar saja?

Author Note: Ah?

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

←Sebelumnya          Daftar Isi           Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama