Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 3 Bab 67 - Lintas Ninja Translation

Bab 67
Niat Kakak

Es Kopi Latte dari toko serba ada. Dengan gradasi yang tercipta oleh kopi berwarna coklat tua yang dicampur dengan susu, orang-orang yang haus akan panasnya dan para Selebgram saat ini berteriak kegirangan, aku mencoba untuk melihat apa aku bisa membuat ulang itu di rumah. Siapkanlah segelas sambil menjelajahi internet di ponsel pintarku. Ambillah es dingin dan ucapkanlah mantra.

"Ayo keluarlah, Meteor Es!"

Es akan mengeluarkan suara denting saat dilempar dengan wajah yang sangat serius. Tancapkanlah sedotan GaeBolg di tengahnya, tuangkanlah susu seputih dan semurni permulaan dunia, dan tuangkanlah kopi panas dengan lembut di atasnya.

—Sempurna. Ini memang lebih dari sekadar gradasi. Perbedaan berat antara kopi dan susu menciptakan pemisahan antara keduanya bagaikan air dan minyak. Ini bukan lagi latte, ini cuma susu dan kopi. Kalian... ...Kapan sih kalian berdua jadi bagaikan mentari dan rembulan?

(TL Note: Ini Kopi Dalgona, kah?)

"Gabungkan."

Balikkanlah es batu yang mengambang dan aduklah sedikit. Setelah melakukan semua ini, akhirnya kamu berhasil membuat ulang Es Kopi Latte dari toko serba ada. Aku sangat gembira, dan rasanya seperti aku sedang berlibur di musim panas itu memang luar biasa. Aku mengambil foto dengan ponsel pintarku untuk mengenang momen tersebut, dan mengaduk itu dengan pengaduk plastik murahan untuk menggabungkan segalanya.

Lalu, sebuah tangan dengan cepat melintas di depanku.

"Terima kasih."

"Kakak, nanti dulu."

"Cepat buat lagi sana."

"Sesuai keinginan Anda, Yang Mulia."

Setelah aku berhasil membuat itu, mudah untuk membuatnya lagi, hanya mengulangi proses yang sama, meteor es, masukkanlah sedotan GaeBolg, dan gabungkan! Saat aku menengok ke samping dan tiba-tiba aku melihat tatapan yang lebih dingin dari es menatapku.

"Nah, ini dia."

"Hmm."

Aku menuruti Kakak sebagaimana biasanya, bukan karena aku mengalah padanya. Itu merupakan sebuah refleks...—Benar, refleks. Sama seperti saat aku memejamkan mata saat ada sesuatu yang datang padaku, tubuhku bergerak dengan sendirinya saat aku merentangkan dagu. Oh tidak..., hal itu terukir di dalam jiwaku...

"Kakak santai-santai saja hari ini. Kakak biasanya pergi ke sekolah atau bimbel."

"Mengapa? Memangnya Kakak tidak boleh diam saja di rumah?"

"Hei, kaki Kakak. Lima detik sebelum Kakak gunakan untuk menendangku."

Dia itu Kakak yang mengerikan. Kakak masih tampak hebat meskipun di rumah, memangnya Kakak ini orang yang suka menangkap serangga? Apa Kakak mengenakan pakaian dalam? Jangan bilang Kakak tidak tahu malu pada diri Kakak sendiri di usia Kakak saat ini...?

Saat aku berpikir bagaimana aku akan hancur di sebelah anak penangkap serangga ini, Kakak menatapku dengan mata datar sambil mengaduk Es Kopi Latte buatanku menggunakan sedotan.

"Jangan lihat aku kayak begitu... ...Kakak malu, ya?"

"Bisa tidak kamu datang ke sekolah besok lusa dan membantu Komite Disiplin?"

"Eum... ...Kakak mau bicara lebih banyak soal... ..Eh? Membantu Komite Disiplin?"

Mengapa aku mesti membantu di Komite Disiplin? Bukannya Kakak itu pengurus OSIS? Apa mungkin dia tidak cuma bertanggung jawab atas OSIS, tetapi juga Komite Disiplin dari belakang layar*? Maksudku, mengapa aku harus datang ke sekolah?

(TL Note: Seperti yang dilakukan oleh karakter Iino Miko dalam seri Kaguya-sama.)

"Besok lusa? Mengapa aku mesti datang ke sekolah?"

"Tanggal 6 Agustus. Cuma siswa-siswi kelas dua belas yang masuk sekolah, dan saat mereka masuk, siswa-siswi kelas sepuluh dapat menunjukkan pemandangan sekolah pada calon peserta didik baru tahun depan."

"Jadi apa yang terjadi... ...kalau begitu? Mengapa kita bicara soal Komite Disiplin?"

Aku itu 100% canggung dengan Ketua Komite Disiplin sekarang. Aku tidak mau bekerja keras lagi, dan aku mau memberikan semua kecemerlangan yang aku punya. Aku belum lama ini menolak untuk bergabung dengan Komite Disiplin, jadi tidak bagus kalau dia melupakanku begitu saja...?

"Uji kunjungan sekolah dari siswa-siswi SMP. Amanah sudah dimandatkan pada Komite Disiplin."

"Apa? Bukannya guru-guru yang bilang kalau mereka yang akan melakukan itu?"

"Dalam gambaran kasarnya, memang iya. Tetapi siswa-siswi saat ini yang melakukan tugas yang sebenarnya. OSIS tahun lalu yang membuat keputusan itu, jadi Rin yang mesti menanggung semua itu sekarang."

"Kalau OSIS...?"

"Kami sudah melebihi kapasitas tugas itu untuk waktu yang lama. Kalau kami menghabiskan seluruh waktu kami untuk acara itu, kami akan menanggung lebih banyak selama waktu yang normal."

"Itu merupakan akumulasi yang buruk."

Jadi seluruh waktu yang tidak kalian untuk acara akan berkurang. Apa-apaan itu? OSIS itu lebih kayak norma-norma siswa-siswi, mereka itu meniru dunia korporat. Tidak ada yang namanya program kesejahteraan, itu yang membuat ini semakin buruk...

"Mengapa mesti aku?"

"Kakak berutang budi padanya. Jadi bantulah dia."

Apa kalian berdua ini benar-benar bersahabat? Aku tidak mendapatkan kesan kalau Kakak yang mengambil tindakan. Itu membuat hatiku tegang saat aku berpikir kalau Shinomiya-senpai itu satu-satunya orang yang menganggap Kakak sebagai temannya membuat dadaku sesak... ...Obrolan macam apa yang Kakak lakukan dengannya saat kalian cuma berdua saja? Aku agak penasaran.

"Rin sering membicarakanmu akhir-akhir ini, jadi tolonglah dan lakukanlah sesuatu."

"Hah?"

"Apa kamu menyuruh Kakak untuk tidak mempertahankan rasa permusuhan yang aneh? Bagaimana Kakak mesti bereaksi melihat seorang teman sekelas cewek Kakak berhubungan baik dengan adiknya Kakak sendiri?"

"..."

...Memangnya aku peduli kalau Kakak berutang peduli padanya? Pasti merepotkan untuk membuat Senpai yang aneh itu bicara pada Kakak dengan serius saat dia sangat sibuk dan penuh kebencian. Meskipun begitu, aku sudah sadar kalau Shinomiya-senpai ini lumayan peka.

...Akan tetapi, ini akan jadi jauh lebih merepotkan kalau aku biarkan begitu saja.

"Aku tahu, aku paham, aku cuma mesti membantunya, bukan? Aku akan melakukannya demi Kakak."

"Ah, bukannya itu akan membuatnya bahagia? Kakak yakin Dia pasti tidak mau dibenci olehmu, kan?"

"Hentikanlah, Kakak membuatku merasa tidak nyaman dengan mengatakan hal-hal semacam itu."

"Tidak, buat Rin, kamu mungkin punya hubungan dengannya dengan Kakak di antaranya, bukan?"

Eh? Benarkah begitu? Bukannya dia merasa perhatian denganku karena aku ini adiknya Kakak? Yang benar saja, deh... Kakak bilang kayak gitu lagi. Kakak mencoba untuk menyanjungku untuk membuatku merasa lebih enakan sehingga aku bisa mentraktir Kakak minuman, bukan? Tetapi, bagaimana? Saat Kakak seusiaku, Kakak tidak bisa cuma bicara dengan satu atau dua orang cewek yang lebih tua, bukan? Kakak pasti tidak bisa berbicara  semudah aku, bukan? Dasar b*jingan gagap.

Aku ini raja patah hati.

"Ah, Shinomiya-senpai?"

'Apa...? Siapa ini... ...kok cowok? Kaede ke mana!?"

"Kakak tidur di sebelahku."

"Jangan bertingkah kayak kamu itu pacar Kakak."

"Te-Te-Te-Te-Telingaku! Telingaku akan copot! Telingaku akan copot!"

'Eh, eh!? Sajou!? Mengapa jadi ada kamu!?'

Aku setuju untuk membantu Shinomiya-senpai atas permintaan Kakak. Ini merupakan sebuah misteri apa seorang cowok dengan spesifikasi biasa saja kayak aku dapat membantu atau tidak, tetapi iya, aku punya spekulasi lain jadi mari kita lihat saja dulu.

Saat aku meminjam akun Kakak di aplikasi perpesanan dan menelepon Shinomiya-senpai, dia sangat terkejut saat mendengar suaraku. Apa dia ini benar-benar menguasai hal spiritualitas semacam itu? Ah... Kakak itu? Baru saja, telingaku berkata, "Aku masih mungil".

"Sudah lama sekali tidak bicara, ya, Shinomiya-senpai. Aku mau bicara padamu sebentar, jadi aku pinjam ponsel pintar Kakak."

'O-Oh, begitu, ya? Kaede, lepaskan telinganya. Jadi, ada urusan apa kamu denganku?'

Telingaku, dilepaskan. Aku kira telingaku akan copot. Aku cuma bercanda saja, tetapi Kakak tidak bisa menahan diri, ya. Telingaku jadi merah. Abaikan saja Kakak... Daun telingaku tidak agak melebar, kan?

"Besok lusa, kamu kesulitan untuk acara tes kunjungan sekolah siswa-siswi SMP, bukan? Aku akan membantumu. Kalau kamu bertanya, aku tahu ini dari Kakak."

'A-Apaan itu... ...Kamu tidak usah khawatir soal itu, ini tugas yang akan dilakukan oleh Komite Disiplin mulai tahun ini.'

Apa...? Dia menolaknya dengan lembut...?

Sahabat Kakak saja bilang begitu, tetapi bagaimana menurut Kakak? Secara pribadi, aku mau menerima kata-kata sahabat Kakak apa adanya — dan mari kita lakukan. Kakak bilang padaku untuk pergi dan menemuinya secara langsung dan memintaku melakukan sesuatu soal tugas ini. Baiklah, s*alan, akan aku lakukan.

Iya, aku sudah terlahir kembali. Selama belasan hari selama liburan musim panasku, aku berbincang-bincang dengan seorang Mbak-Mbak mahasiswi berulang kali, dan aku tahu "kenyamanan jadi orang dewasa"! Ada banyak kecanggungan di masyarakat ini. Kalau kalian tidak bisa mengatasi level ini, kalian tidak bisa jadi orang dewasa...!

"Tidak usah khawatirkan itu sendirian. Aku memang mau bertemu Shinomiya-senpai secara pribadi."

'Apa——○▽※△☆□※◎★○——?'

I-Itu...? Reaksinya berbeda yang aku harapkan? Aku kira dia akan bereaksi lebih mirip seperti reaksi Sasaki-san, kayak, "Kamu bercanda lagi—.". Dia memang bilang sesuatu dengan sangat cepat, tetapi aku tidak bisa mendengarnya sama sekali.

Kakak? Ada apa dengan ekspresi sangat terkejut di wajah Kakak? Aku tahu aku mesti belajar sopan santun sebagai anggota masyarakat. Hei, apa Kakak terkejut? Ada apa dengan tatapan bodoh itu? Eh, tunggu, "jelaskan"?

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-ch-67-di-lintas-ninja-translation

"Eum...? Aku mendengar suara yang putus-putus, apa kamu baik-baik saja?"

'A-Ah... ...aku baik-baik saja——tetapi...! Apa yang kamu bilang tiba-tiba?!'

"Iya, tidak usah khawatir soal itu, itu cuma ocehan anak kecil. Apa kamu tidak punya sisa tugas tambahan? Komite Disiplin punya citra bahwa mayoritas anggotanya berasal dari kalangan cewek berkat adanya Shinomiya-senpai... ...Apa kalian tidak kekurangan cowok untuk tugas yang berat?"

OSIS itu sudah sibuk dengan acara-acara selain tugas-tugas administratif biasa. Dengan begitu, ada kemungkinan situasi yang sama juga berlaku buat Komite Disiplin. Di situlah tempatku untuk mengawasinya.

'Omong kosong, kamu ini... ...Iya, itu memang bagus — Tidak bagus, sih, tetapi bagus juga, dan aku akan memujimu atas dedikasimu yang luar biasa. Kalau kamu memang bersikeras sampai sejauh itu... Iya, aku akan memintamu untuk membantuku sedikit untuk tugas angkut-mengangkut.'

"Aku paham... ...Itu sih memang tugas yang biasa dilakukan oleh cowok."

'Eh, Apa kamu tidak suka itu?'

"Mana mungkin. Kalau itu demi Shinomiya-senpai, aku bersedia melakukannya."

Saatnya untuk menunjukkan hasil kerja kerasku, mengangkat buku-buku dalam kardus yang sudah aku kerjakan selama pekerjaan paruh waktuku sehari-hari... ...Aku tidak tahu apa aku ini br*ngsek atau semacamnya, tetapi kalau Neo I... ...kalau aku berusaha keras, aku akan mampu berkomunikasi dengan bosku!

Maksudku, dari kedengarannya, tidak ada lagi perasaan malu, bukan? Apa aku benar-benar masih perlu membantu Komite Disiplin? Oh, maksudnya "berutang budi" padanya. Kakak  punya tanggung jawab yang aneh, bukan? Dia juga meminjamkan catatannya dari kelas sepuluh. Aku tidak bisa jadi tampan karena aku tidak punya rujukan semacam itu, tetapi tidak masalah karena aku merasa punya wajah yang tampan.

"Oh, s*alan, kita itu memang adik-kakak, ya..."

Saat aku menoleh ke samping, dan Kakak mengucapkan kalimat misterius dan mulai menggaruk-garuk kepalanya. Aku memang tidak terlalu paham apa yang sebenarnya terjadi, tetapi Kakak menyadari kemiripannya denganku. Kakak tidak perlu merasa tidak enak begitu...

'Kaede! Kaede! Aku tidak yakin apa ini aman untuk menganggap kalau kita sudah impas...!?'

"Ah, I-Iya, itu bagus, bukan? Lakukan semaumu. S*alan...!"

Kakak yang mengaduk Es Kopi Latte semu dengan entengnya sambil membuat ombak dan tampak menyusahkan. Dia dengan enggan membalas Shinomiya-senpai, yang kayaknya salah paham akan sesuatu. Aku terkejut melihat hubungan mereka yang agak aneh. Aku kira Shinomiya-senpai itu tipe orang yang akan lebih cenderung bermasalah dengan Kakak, tetapi...

Tetapi itu manis sekali...  ...Apa itu sebabnya Kakak menunjukkan kekuatan Kakak sebagai seorang kakak padaku, Kak Sajou Kaede?! Baru-baru ini, aku menyaksikan kekuatan seorang kakak yang jauh lebih besar ketimbang itu! Dibandingkan dengan sifatnya yang lembut dan mudah menerima kekuatannya sebagai seorang kakak, s*alan itu...

Ah, maafkan aku, tolong jangan ambil buku catatanku.

Author Note: Bagaimana dengan latte atau semacamnya?

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

←Sebelumnya          Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama