Bab 66
Cewek yang Dilindungi
Setelah memasuki waktu liburan musim panas selama kurang dari sepuluh hari pada paruh kedua bulan Juli, aku merasakan rasa frustrasi yang misterius, meskipun aku masih punya waktu liburan lebih dari sebulan. Tetapi kali ini, aku melakukannya dengan baik, termasuk dengan tugas-tugas musim panasku. Aku mesti bangun lebih awal karena pekerjaan paruh waktuku, tetapi saat gaya hidupku teratur, aku punya pola pikir positif yang misterius. Sedikit di antara pekerjaan paruh waktuku, atau saat aku dalam mode serius.
Terlebih lagi, aku bahagia karena aku bertemu seseorang melalui perbuatan baikku.
"Selamat pagi, Sajou-san."
"Selamat pagi, Sasaki-san."
Tidak layak, Sajou Wataru. Seorang mahasiswi yang imut mencintaiku.
Setiap kali dia mengunjungi toko buku bekas, dia selalu mencariku. Sasaki-san akan bilang, "Sajou-san!" dengan ekspresi jutek di wajahnya, dan aku akan melongo dan berkata "Ah, selamat datang", dan menunjukkan sikap acuh tak acuh yang membuatnya mengacungkan jempol ke bawah. Tidak bisakah kamu menemukan seorang cowok yang lebih tampan dari cowok ini dari kampus yang sama denganmu?
"Seperti biasanya, sinar matahari pada musim panas dan Sasaki-san sangat mempesona."
"Ah, kamu bilang begitu lagi. Kamu benar-benar 'genit', bukan, Sajou-san?"
"Kalau aku 'genit', maka karakter positif di kelasku akan jadi tukang pesta..."
Tidak peduli bagaimana dia melihatku, aku tidak akan pernah jadi kekasih dari seorang cewek cantik seperti dia, jadi mudah buatku untuk mengungkapkan pujian soalnya. Kalau aku menggoda Sasaki-san, dia cuma akan menganggap itu sebagai lelucon.
"Tu-Tukang pesta? Tukang pesta itu apa?"
"Oh, tidak..."
Terkadang, Sasaki-san menunjukkan sikap "cewek yang dilindungi" seperti yang aku bilang sebelumnya. Inilah tingkat yang aku alami di masa awal masuk SMP dan SMA. Aku juga tidak tahu apa arti "genit" sampai baru-baru ini. Saat aku bilang padanya kalau dia tidak perlu mengingatnya, karena itu memang ungkapan yang sudah agak kuno, dia dengan jelas mengatakan kalau dia tidak mau. Sulit untuk menjelaskan bahasa anak muda dengan kata-kata karena semuanya sangat sensasional...
"Maafkan aku soal itu. Aku penasaran apa aku tidak memberikan pengaruh buruk pada Sasaki-san dengan berhubungan dengan anak kecil kayak aku..."
"Tidak... ...Sajou-san itu bukan anak kecil. Kamu itu pahlawan buatku dan Kou-kun."
(TL Note: Entah mengapa, Admin jadi keinget serial animasi 'Shiva' dari India, hehe.)
"Tidak, ha ha ha, kamu jago dalam memujiku."
Terlalu baik...? Dia sangat jago memujiku sampai-sampai aku kira dia mencoba merayuku. Seorang pegawai toko buku bekas dengan celemek lusuh di lehernya kayak aku mana mungkin bisa jadi pahlawan... ...karena aku tidak bisa melakukan salto. Kalau aku memulai dengan tendangan, aku akan panik dan mematahkan punggungku. Omong kosong, tendangan Sajou! (Serangan lemah)
"Iya, akulah yang tidak tahu soal dunia... ...dan tampak seperti anak kecil di depanmu, Sajou-san."
"Eh, hei, hei, ada apa?"
Kalau itu cuma kalimat basa-basi, Sasaki-san juga cukup jago dalam hal itu. Mengapa dia terus mencoba untuk memujiku? Dia kayak bunga poeny saat berdiri, seperti bunga poeny saat duduk, dan kayak bunga bakung saat berjalan, jadi aku tidak paham mengapa dia kehilangan kepercayaan dirinya.
"Begini, sebenarnya aku terjebak dalam belajarku."
"Apa?"
Belajar? Katanya 'Belajar', Mbak ini? Aku malah bukan cuma terjebak, aku hampir keluar dari jalur... Oh, astaga, dia membangunkanku secara mendadak, ini tekanan super. Yang aku lihat cuma kenyataan... ...kalau aku mulai kehilangan minat untuk kuliah...
"Bicara padamu, Sajou-san, itu perubahan kecepatan yang bagus. Itu membuatku merasa seakan-akan aku itu salah satu dari orang dewasa dan seakan-akan aku pintar."
"..."
Eum, iya... iya. Kamu bilang sesuatu yang kejam dengan senyuman yang sangat indah. Ah, begitu. Apa aku membuatmu merasa seperti orang dewasa karena aku bertingkah kekanak-kanakan? Senang rasanya bisa berputar-putar. Aku hampir berpikir, mari kita bicara tanpa henti. Iya, lagi.
Tidak, tetapi, Eh... Apa kamu punya niat itu di balik kunjunganmu? Lagipula, aku rasa aku tampak sangat bodoh buatmu, aku pikir itu ide yang sangat buruk untuk bicara pada seorang cowok yang bodoh dan merasa pintar...
Karena kamu cantik, jadi aku akan memaafkanmu.
Iya, dia itu seorang mahasiswi di universitas khusus putri (yang sangat penting). Aku yakin kalau tingkat materi belajarnya di sana ada pada tingkat yang akan mengambil nilai 'SAN'-nya kalau itu aku... ...Jadi tidak heran kalau dia terjebak.
"...Heh...?"
"Sajou-san...?"
Saat aku mengejek diriku sendiri, Sasaki-san memiringkan kepalanya dengan ekspresi tercengang di wajahnya. Sial, dia membuat gerakan yang imut di sana-sini, aku tidak bisa menghentikan jantungku berdebar-debar. Kalau begini jadinya... ambil saja tubuhku... tiga kali lipat lebih besar dari pukulan pusar! (Menghancurkan diri sendiri)
"Tidak, kalau aku bisa membantu Sasaki-san, aku akan bekerja sama sebisa mungkin. Silakan gunakan aku sebanyak yang kamu bisa."
"Eh...? Gunakan, apa itu?"
"Iya, gunakan aku sebisa mungkin."
Entah itu Sasaki-san ataupun Natsukawa-san, tidak ada yang lebih membahagiakan buatku selain berguna buat cewek-cewek cantik. Aku pun bekerja paruh waktu untuk tujuan itu saat SMP. Pada akhirnya, aku hampir tidak pernah menyumbangkan apapun pada Natsukawa, tetapi berkatnya, aku dapat membeli banyak gim dan item.
"Kalau begitu... Kamu sekolah di SMA Terpadu, Sajou-san, apa kamu punya trik khusus rahasia untuk belajarmu?"
"Ah, ada satu yang sangat mudah dipahami."
"Eh? Apa itu, kasih tahu aku dong?"
Ah, kamu punya selera yang tinggi untuk itu... ...Apa kamu seburuk itu dalam belajarmu?
Trik khusus untuk belajar, ya... ...aku tidak bercanda, kemampuan saat ini memang biasa saja... ...tetapi motivasiku lain dengan saat aku mengikuti ujian masuk SMA. Saat itu, aku merasa bisa belajar selamanya..., ...aku tidak ingat kalau itu sulit.
"Iya, ini memang bukan metode, ini cuma sebuah kisah pengalaman..."
"Tidak apa-apa, aku tidak keberatan...! Tolong beri tahu aku!"
"Itu... Umpan balik langsung dari apa yang kamu pelajari."
"Umpan balik..., apa itu?"
Kalau ini terjadi, aku tidak keberatan kalau aku agak terbuka dalam situasi ini. Aku rasa aku tidak akan bilang apa-apa meskipun mulutku robek, tetapi kalau dia cuma menganggapku sebagai alat untuk membuatnya merasa lebih baikan, maka aku tidak peduli lagi.
"Dalam kasusku, semakin banyak aku belajar, semakin dekat kemungkinan aku bisa masuk di sekolah yang sama dengan cewek yang aku sukai."
"Eh...!? Ce-Cewek yang kamu sukai!?"
Awalnya, nilai-nilaiku itu ada di rata-rata. Di saat itu, aku mendengar kalau "SMA Kōetsu itu SMA yang mau dituju oleh Natsukawa Aika". Aku tahu bahwa kalau aku belajar dengan giat, aku tidak akan terlambat, jadi aku dapat menggunakan motivasiku yang tiada habisnya untuk melanjutkan ke SMA yang sama dengan Natsukawa. Ini jelas merupakan "trik belajar". Bagaimana kabarmu, para b*jingan pekerja keras?
"Apa kamu masih menyukainya? Apa mungkin dia sudah jadi pacarmu?"
Hei, hmm... ...Apa kamu mendengarkanku? Gawat, aku rasa aku sudah jatuh pada sensor obrolan asmara yang disukai oleh cewek-cewek. Aku rasa kita sudah melenceng dari topik belajar sekaligus. Dia memang tidak menggigit, itu cara mendekat dengan tekad untuk melahap dengan mata berbinar. Dia tampak sangat agresif sehingga ini tidak bisa dibandingkan dengan perjalanan sekolah malam.
"Iya, aku memang menyukainya tetapi aku sudah menyerah. Aku menyadari hal itu setelah aku masuk SMA kalau dia itu ada di level atas yang tidak selevel denganku."
"Ce-Cewek yang luar biasa, ...jadi kamu menyerah karena dia terlalu menarik, ya."
Kamu juga ada di level yang sama... ...Mengapa kamu mesti serendah hati itu dan tidak banyak bicara padahal kamu sangat cantik? Mengapa kamu sangat tegang dengan aku, yang merupakan anak SMA? Apa kamu ingin berputar-putar sekali lagi?
"Po-Pokoknya! Yang mesti kamu lakukan yaitu merasakan kalau motivasimu benar-benar berguna belajar. Kamu punya hal menarik yang ingin kamu tuju, kan? Bayangkan saja rasa yang akan kamu dapatkan setelah mencapai tujuan itu."
"Hal menarik yang ingin aku tuju...?"
Apa sih sebenarnya alasan utama Sasaki-san belajar? Untuk mendapatkan pekerjaan...? Aku dengar bahwa kalau kamu mau jadi pegawai negeri, kamu mesti melakukan banyak belajar dengan keras... ...Itu pasti sulit.
Tetapi misalnya, bagaimana kalau kamu menganggap kalau dengan belajar keras dan mendapatkan pekerjaan yang layak, kamu bisa membuat adikmu tersayang, Kouta-kun, bahagia? Setelah bicara padanya beberapa kali, aku mendapati kalau dia tampaknya juga punya sisi bodoh, jadi ini bisa jadi motivasi yang bagus, bukan? Meskipun sebenarnya bukan begitu...
"Misalnya, kayak aku, kamu akan bisa menghabiskan waktu dengan cowok yang kamu sukai di SMA itu nantinya."
"Su...? Co-Cowok yang aku sukai?"
"Ah, kamu belum pernah punya pengalaman dengan cowok sebelumnya, bukan?"
"Ja-Jangan kasar begitu! Aku juga pernah punya pengalaman dengan cowok!"
Apa-apaan ini!?
Aku kaget, aku benar-benar merasa ngeri... Itu benar, seorang mahasiswi cantik pasti pernah punya pengalaman setidaknya dengan satu atau dua orang cowok. Tidak mungkin bagi seorang cewek cantik kayak dia untuk ada di tempat yang terbuka. Kalau aku ini seorang cewek cantik, aku akan membuat sepuluh orang untuk membayar untukku.
Aku tiba-tiba merasa mual. Mari kita selesaikan pekerjaan ini dan pulang dari sini... hmm?
"...Eum."
"~~~"
"Eum, Sasaki-san?"
Mengapa kamu gemetaran dan menunjuk-nunjukku? Apa menurutmu bicara kayak gini setiap hari itu dihitung sebagai "pengalaman dengan cowok"? Jangan konyol, Mbak, kalau kamu seorang cewek tulen, kamu akan tahu apa yang aku maksud dengan "pengalaman dengan cowok". Kamu tahu, sesuatu yang lebih erotis.
—Ah, benar juga, dia ini memang cewek yang dilindungi...
"Hal semacam ini tidak bisa dihitung sebagai 'pengalaman' dengan cowok, kamu tahu?"
"Apa? Benarkah begitu?"
Oh tidak, aku mungkin sudah bilang sesuatu yang berlebihan. Hentikan! Bisa tidak kamu berhenti menatapku dengan tatapan penuh kecurigaan begitu. Ah, tidak perlu sampai berpegangan tangan untuk hubungan pertemanan dengan lawan jenis, kan? Apa kamu tidak apa-apa mengincar cowok SMA?!!
Author Note: ———Lihat di internet!!!
Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/
Baca juga dalam bahasa lain: