Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 1 Bab 10 - Lintas Ninja Translation

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-ch-10-di-lintas-ninja-translation

Bab 10
Siapa Itu Natsukawa Aika

Tidak lama kemudian, aku menatap Aizawa dari samping. Bulu matanya sangat panjang

Eh? Apa dia selalu seimut ini? Aku tidak dapat menahan diri untuk tidak menatapnya.

Jantungku memang berdegup kencang, tetapi dengan meremas pipiku sendiri, aku bisa mendapatkan kembali ketenanganku.

Iya, ini merupakan saat-saat yang amat penting.

"Aizawa… kamu tahu, sebelum aku bertemu dengan Natsukawa, aku pernah ditolak oleh cewek lain."

"Eh, Sajou-kun ditolak?"

"Iya, ceritanya waktu itu aku masih SMP."

Aku penggemar dari seorang idola bernama  Natsukawa Aika. Tidak lebai untuk bilang kalau kebaikanku padanya itu melebihi cinta, dan itu tidak dapat disebut sekadar 'cinta' lagi. Tidak seorang pun yang boleh menyimpan dendam pada seseorang seperti Natsukawa Aika.

"Iya, cewek itu menolakku dengan cara yang sangat buruk. Itu kayak, "Kamu itu cowok yang menjijikkan." atau "Bagaimana bisa kamu mengatakan hal semacam itu?", Bagaimanapun, itu dengan cara untuk menyangkal keberadaanku. Iya, kalau aku pikir-pikir lagi sekarang, itu mungkin tidak sepenuhnya salah."

"Itu, hal semacam itu…"

"Ngomong-ngomong, setelah itu, saat aku berjalan menyusuri koridor, cewek yang menolakku muncul di depanku bersama pacarnya. Dan pacarnya bisa, "Berani-beraninya kamu melakukan hal yang tidak menyenangkan itu pada pacarku.", kira-kira begitulah."

"…"

"Aku dipukuli dan dibuat jatuh. Saat itu, Natsukawa Aika sedang berjalan di belakangku, dan wajahku terdorong ke dadanya."

"Eh!"

"Lalu, Natsukawa berteriak dan marah, dan membuatku memakan seluruh tamparan dari tangannya."

"Eeeh!?"

"Dan, aku pun jatuh cinta."

"Mengapaaa!?"

"Aku bercanda."

Natsukawa Aika berdiri tepat di tempat aku dibuat jatuh. Dia terkejut dan menyuruh kami untuk menceritakan keseluruhan ceritanya, Dan, pacar cewek itu berseru, "Ia telah melakukan kesalahan!", sambil menunjuk ke arahku.

Tetapi, Natsukawa malah marah pada pacar itu, dan juga pada cewek yang menolakku. "Apa yang kalian lakukan itu, menginjak-injak martabat orang lain. Itu merupakan hal terburuk yang dapat kalian dilakukan!", itulah yang diteriakkan Natsukawa pada mereka.

Banyak siswa-siswi yang setuju dengan ucapannya yang penuh amarah itu. Ngomong-ngomong, berkat hal itu, aku jadi terselamatkan, dan pengin tahu lebih banyak soal Natsukawa, jadi aku mulai mengejarnya.

…Semua itu cuma hoaks, penipuan besar, yang aku ceritakan pada Aizawa.

(TL Note: Padahal Mimin udah serius-serius dengerinnya.)

"...Natsukawa Aika itu bukan cuma imut, tetapi dia juga cewek yang baik hati. Aku yakin kalau aku dapat melakukan apa saja jika itu untuknya. Padahal, meskipun aku tidak melakukan apa-apa, Natsukawa tampaknya dapat melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri."

"…Apa benar begitu? Jadi begitu ya."

Pada kata-kataku, Aizawa mengangkat kakinya yang sudah terentang ke tanah dan menahan lututnya di bangku. Aku tidak mau Aizawa berpikiran buruk soal Natsukawa. Makanya aku menjadikan Natsukawa sebagai "Cewek yang mengerti perasaan seseorang yang sedang patah hati".

…Ngomong-ngomong, aku yakin kalau Natsukawa benar-benar mengerti perasaan itu! Karena itu Natsukawa, yang sedang kita bicarakan ini!

"Makanya aku jadi penggemar berat Natsukawa."

"Oke... Hmm?"

Aku mesti memberitahukan ini pada Aizawa. Bahwa, aku itu bukan pacarnya Natsukawa dan aku tidak bisa jadi seperti itu. Aku bukanlah seorang penghibur yang membuat orang tertawa dengan menunjukkan upaya putus asaku dengan mencoba mengeluarkan seseorang dari jangkauanku, dan aku juga tidak akan mempertahankan peran untuk membuat jam pelajaran jadi terasa lebih hidup. Aku mesti bilang padanya kalau aku cuma makhluk biasa. Manusia yang banyak melakukan kesalahan.

"…Eh? Apa maksudmu penggemar?"

"Natsukawa Aika itu idola semua orang, aku memang percaya diri untuk bilang kalau aku itu penggemar nomor satunya."

"Tunggu sebentar! Bukannya kamu pacaran dengan Natsukawa-san?"

"Satu-satunya yang akan aku berikan persetujuanku untuk pacaran dengan Natsukawa, cuma seorang cowok tampan!"

"Tidak, bukan itu maksudku!"

Ayolah, Aizawa Rena! Janganlah terlalu bingung begitu! Itu hukuman karena mencoba menyakiti idolaku, Natsukawa Aika! Kamu mesti tahu kesalahpahamanmu. Meronalah wajahmu! Oooh! Imut sekaliii!!!

"Semua orang tahu itu, tetapi aku rasa, dalam kasus Aizawa, yang cuma bisa melihat pacarnya saja, mungkin tidak tahu soal itu?"

"…Eh? Mungkin, itu memang benar."

"Natsukawa itu cewek yang baik. Aku sangat yakin untuk bilang bahwa aku akan selalu terus mendukung Natsukawa meskipun aku sudah punya pacar yang bukan dirinya."

"Eh! Eeeeh!? Dari sudut pandang seorang cewek, perasaan itu terlalu rumit…"

"Kamu tahu, semua cowok memang seperti itu. Dan, bahkan beberapa cewek yang sudah punya pacar, mereka masih asyik dengan idola tampan, bukan?"

"Uhh... Kalau kamu bilang begitu..."

Kalau Arimura-senpai itu benar-benar cowok yang terburuk, ia semestinya tidak mudah teryakinkan saat Aizawa mau putus dengannya, dan akan terus berusaha untuk menjaga hubungan dengan Aizawa. Seorang cowok pun, akan peduli dengan statusnya sendiri saat melihat seorang cewek, dan berpikir apakah cewek itu cocok buatnya atau tidak, dan yang terpenting, Aizawa itu sangat imut. Cuma karena ia benar-benar jatuh cinta pada Natsukawa Aika, ia tidak akan peduli lagi dengan cewek lain, itu bukan sifat cowok untuk melakukan hal itu. Kalian lihat, kita semua itu makhluk yang serakah.

Kalian tahu, penampilan kalian itu cuma bagian terluar dari hati kalian. Jadi, meskipun Arimura-senpai tidak secara khusus mencoba untuk punya gaya rambut yang baru atau berdandan agar terlihat lebih tampan, dia punya suasana dan kepribadian yang keren dari seorang "senpai yang dapat diandalkan". Saat itu, saat ia ditanya soal cewek favoritnya dan menjawab "Natsukawa", aku rasa ia tidak berencana untuk serius menjadikan Natsukawa pacarnya untuk saat ini. Aku pikir ia menjawab dengan perasaan seperti 'Aku itu penggemarnya'. Namun, perasaan itu sudah berubah jadi perasaan bersalah pada Aizawa. Kalau memang begitu, semuanya bisa diselesaikan dengan cepat.

"Oh, waktu istirahat makan siang hampir berakhir."

"Kamu jadi tidak bisa makan bekal makan siangmu. Maaf, ya…"

"Jangan khawatir. Dan, aku akan mengomeli Ashida lagi nanti."

"Tidak, tidak usah… Mungkin, Ashida-san barusan ingin melindungi Natsukawa-san, dan aku rasa dia tidak berniat buruk padaku."

"Eh? Si Ashida itu? Melindunginya?"

Aku pikir Ashida mengeluarkan kata-kata begitu cuma ingin mencari permusuhan dan kedengkian. Soalnya, Ashida tahu kalau aku itu tidak pacaran dengan Natsukawa, dan dia tahu kalau Natsukawa itu membenciku. Dia pasti tahu kalau Natsukawa tidak akan tersakiti meskipun Aizawa merebutku. Serius, deh, aku tidak begitu mengerti dengan apa yang kamu maksud, aku penasaran apakah ada hal-hal yang cuma dapat dipahami oleh cewek.

"Iya, terserahlah. Ngomong-ngomong, kalau kamu terlalu berharap banyak dari seorang cowok, itu cuma akan menyakitimu."

"Kamu tidak perlu mengeluarkan一 kata-kata yang tidak perlu begitu. Sajou-kun juga, ya, jangan terlalu berharap banyak dari seorang cewek."

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja."

Aku tidak berharap atau mengharapkan apapun darinya, dan aku tidak berencana terlalu serius untuk mendapatkannya. Kalau aku dapat membangun hubungan yang baik dengannya, itu saja sudah lebih dari cukup. Berkat itu, aku merasa bahwa hidupku sudah diperpanjang sekitar 5 tahun belakangan ini*. Sangat mengejutkan untuk memahami hal itu dan membiarkan diriku tertipu.

(TL Note: Sudah terwujud Mas, soalnya novel/bab ini dari 2018, diterjemahkan 2023.) 

Tampilan belakang keberangkatan Aizawa itu benar-benar diremajakan. Melihat Aizawa saat ini, aku rasa cara bicaranya dengan lemah lembut merupakan dirinya yang asli. Sangat menakutkan untuk mencoba membutakan orang lain cuma dengan menggunakan pesonanya. Padahal, aku sudah dibutakan olehnya.

Pondok itu awalnya merupakan tempat penuh kenangan Aizawa dan Arimura-senpai. Aku seharusnya tidak terlalu sering mendekatinya lagi.

Iya, aku juga tidak berpikir kalau aku akan datang ke sini sendiri kecuali ada seseorang yang mengajakku.

Kalau saja aku tidak mengejar-ngejar Natsukawa. Sudah pasti, Aizawa juga tidak akan mencoba mendekatiku, dan mungkin aku harusnya tidak mengalami masalah seperti itu sama sekali. Tetapi, fakta bahwa aku dapat mengenal seorang cewek cantik itu sekadar kebahagiaan semata buatku, itu sampai ke tingkat mekar dengan selimut lembut di ranjang. Yang aku sadari dari peristiwa ini yaitu, dalam hal menghindari masalah, penting buat mengenal diri sendiri jadi lebih baik.

 "…"

Dan kalau saja aku melakukan itu dari awal. Aku mungkin tidak perlu merasa sedikit kesepian begini.

Wo-Woi, aku rasa aku agak mengharapkan sesuatu.

Author Note: 

Kesimpulannya, cowok itu sama bodohnya dalam urusan cinta.


Translator Note:

Ini merupakan postingan terakhir kami sebelum Idul Fitri 1444 H. Taqabalallāhu Mina wa Minkum, Shiyāmanā wa Shiyāmakum. Minal Aidin wal Wal-Fāizin. Semoga amal ibadah puasa kita tahun ini diterima oleh Yang Maha Kuasa, dan mohon maaf lahir dan batin. Kami dari Lintas Ninja Translation mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H.". Sampai jumpa pada update-an berikutnya!

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/


←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama