Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 1 Bab 6 - Lintas Ninja Translation

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-ch-6-di-lintas-ninja-translation

Bab 6
Siapa, Ya?

Sepekan sudah berlalu sejak itu. Dan hari ini, aku juga mengalami hari yang hambar.

Sekarang, aku dapat merasakan adanya jarak antara aku dan Natsukawa. Padahal, aku rasa ada jarak di antara hati kami sejak dulu... Tetap saja, berkat hal itu, banyak guru yang tampaknya sudah lupa kalau aku ini seorang pelawak di kelas yang juga jatuh cinta dengan Natsukawa Aika… Iya, aku memang masih mencintainya sampai saat ini.

Siswa-siswi di kelas sesekali bertanya, "Apa yang terjadi baru-baru ini?". Meskipun aku menunjukkan sebuah reaksi, aku mencoba menipu mereka dengan jawaban yang lembut.  Jujur saja, mustahil mereka bisa memahami apa yang aku rasakan meskipun aku memberi tahu mereka…

Aku melakukan itu karena aku sadar kalau itu merupakan langkah pertama menuju kehidupan sehari-hari yang tenang dan tentram. Bahkan, aku mulai mengerti. Tetapi, kegembiraan semacam itu dihancurkan oleh kehadiran seorang pengunjung yang tiba-tiba.

"Hei, kamu itu Sajou-kun, bu–kan?"

Perkembangan ・ Cerita yang ・ Tidak Terduga 

Tiba-tiba, ada seorang cewek datang ke arahku, yang sedang duduk di bangkuku, dan berkata begitu.

Seorang cewek berambut coklat cerah, dia memang tampak seperti cewek yang santai, tetapi dia tidak tampak seperti seorang gyaru. Suasananya itu bak seseorang yang akan memperkenalkan kosmetik yang direkomendasikan saat program berita pagi. Iya, singkatnya, dia imut.

[TL Note: Di Jepang, Gyaru yaitu, seorang wanita yang mengikuti tren fesyen yang biasanya ditandai dengan rambut berwarna cokelat atau pirang, pakaian mencolok, dan aksesori.]

"Kamu salah orang, kali?"

"Ahahaha, aku ti–dak mungkin salah orang!"

Kalau kamu sudah tahu, kamu tidak perlu memastikan lagi identitasku terlebih dahulu…

Tampaknya, cewek itu bicara padaku tanpa tujuan apapun. Aku mungkin tidak punya keterampilan untuk melihat seseorang cuma dengan melihat wajahnya, tetapi aku masih dapat merasakan ada yang salah dari senyumannya.

"Kamu sudah menemukan dengan baik. Akulah satu-satunya di kelas ini, yang bernama Sajou Wataru."

"Ehー? Berhentilah bicara dengan cara yang membingungkanー!"

"Oke. Jadi, kamu dari kelas mana?"

Di akhir sapaanku, aku berencana untuk mengungkapkan apa yang cewek itu mau dariku. Rasanya akan ada yang salah dengan langsung menanyakan namanya, jadi aku menanyakan kelasnya. Sebenarnya, itu merupakan taktik gaya Efek Domino yang akan memberiku namanya dalam satu pertanyaan.

"Ah, aku rasa kamu belum mengenalku, ya? Aku  Aizawa Rena dari kelas sebelah! Pengin tahu tiga ukuran*ku juga?"

(TL Note: Tiga ukuran itu biasanya ukuran bagian tubuh intim wanita atau kain penutupnya.)

"Ah, tidak juga."

Bahaya… aku hampir saja mendapatkan informasi fantastis darinya. Tetapi, dia ini memang yakin dan pede ya? Itu memang masih belum cukup besar untuk dibanggakan… Tetapi tetap saja, itu menyenangkan di mataku. Tunggu, apa aku sebenarnya cowok yang tidak peduli dengan ukuran selama ini? Baiklah, ukuran apapun itu, ayolah! Aku akan menyambut kalian.

(TL Note: Jadi gila dia!)

"Bukankah kamu itu terlalu pede? Jadi, Aizawa-san, yang imut dan dapat terus terang padaku ini, apa yang kamu mau dariku?"

"Ayolah, sampai bilang kalau aku itu imut, padahal tidak begitu…  ...Ngomong-ngomong, aku melihatmu tempo hari! Saat itu, Sajou-kun sedang membeli "SimCat"!"

"Eh, yang benar?"

Tampaknya, dia melihatku membeli kelanjutan dari seri manga yang aku beli sejak pertengahan masa SMP-ku, yang aku beli kelanjutannya sampai yang terbaru baru-baru ini. Bukan masalah kalau dia melihatku, tetapi aku membelinya dalam jumlah banyak, jadi aku merasa agak malu karena dia sudah tahu apa yang aku lakukan akhir pekan lalu. Itu benar! Aku tidak jalan-jalan dan bermain dengan siapapun!

(TL Note: Sad!😭.)

"Aku juga suka seri itu… Tetapi, aku tidak akan mengakui sinetron aksi langsung yang aku lihat di televisi tempo hari!"

"Aku juga mengerti perasaan itu…!"

Aku sangat mengerti perasaan itu. Tetapi bahkan tanpa bilang begitu, aku sudah tahu kalau di luar sana, pasti ada banyak rekan sejawat yang seperti itu. Kalau semua orang itu berkumpul, aku akan berdandan sebagai karakter utama "SimCat" dan bersama-sama melakukan kampanye pemberantasan aksi langsung (live-action). Tunggu, kalau itu terjadi, bukankah aku yang akan membuat film aksi langsungnya sendiri?

"Aku tidak pernah berpikir kalau ada seseorang yang dekat denganku yang menyukai seri itu juga! Makanya aku mau mengobrol denganmu!"

"Siapa karakter pendukung favoritmu?"

"Itu Ku-chan, anak kucing yang dipelihara oleh sang heroin, Sakuya, selama 10 tahun!"

"Oke, kamu lulus."

Seekor anak kucing diperkenalkan ke karakter utama oleh sang heroin. Meskipun itu anak kucing, anak kucing itu berkata, "Aku sudah bersamamu sejak aku masih kecil!", pada karakter utama, dan ia bereaksi seperti "Apa? Hah?", dan adegan itu sangat lucu. Kecerdasan Buatan tipe kucing yang datang dari masa depan ke masa kini, nyatanya, selain ia bisa bicara, anak kucing itu tetap bersikeras kalau ia itu anak harimau. Meskipun anak kucing itu kecil, karakternya itu mendalam.

"Aku tidak percaya ada rekan sejawatku dari kelas sebelah..."

"Aku juga merasakan hal yang sama. Lagipula, itu membagi kepenggemaran antara yang suka dan tidak suka."

"Benar begitu, bukan?"

"Ah! Jam pelajaran akan segera dimulai! Sampai jumpa lagiー!"

"I-Iya, sampai jumpa lagi."

Aizawa, yang tiba-tiba muncul bagaikan badai dan membangkitkan seleraku, pun meninggalkan kelasku.

Benar-benar cewek yang ceria… Aku memang sempat meragukannya sebentar, tetapi mungkin dia benar-benar tidak punya motif di balik hal itu. Tetapi, aku masih belum mengubah ide kalau dia itu tipe cewek yang agak bijaksana.

"Ah…"

Aku perhatikan bahwa orang-orang di sekitarku sedang melihatku. Aku tiba-tiba bangkit dan aku melihat Natsukawa di sebelah kiri seperti itu sudah jadi kebiasaan.

"Hmmf."

"Aah…"

Ups, dia berpaling dengan momentum yang bagus. Dapat dibilang kalau semua itu tadi dilihat oleh Natsukawa. Di depan seorang cewek yang selalu (secara sepihak) terlibat denganku sampai saat ini, aku mengobrol dengan cewek lain dengan serunya... Keburukan seorang cowok, itu membuatku merasa bersalah.

Jauh dari jadi pacar Natsukawa, aku bahkan mungkin bukan teman di matanya... Iya, itu benar, Natsukawa Aika itu pacar semua orang! (※Namun, sama sekali tidak ada yang tidak bisa menyentuhnya.)

Tetapi tetap saja, bahkan setelah kupikir berkali-kali, ada aku yang sedang bahagia. Tidak ada cowok yang dapat tetap tenang kalau diajak ngobrol oleh cewek imut kayak dia. Betul, kan...? Aku yakin itu!

Sungguh, cowok itu semuanya memang bodoh.

"Sajou-kun〜."

 "…"

Itu merupakan saat istirahat makan siang. Seorang cewek yang sangat akrab, yang aku temui baru-baru ini mendatangiku. Saat dia melipat tangannya ke belakang, dia melompat dan mendatangiku, kesannya dalam benakku yaitu kalau dia lebih dari seseorang yang licik, dia itu seperti seorang heroin yang muncul di 'Manga Shounen'.

[TL Note: Manga Shounen, itu manga untuk para cowok.]

"Oh, belum lama ya, sejak terakhir kali kita bertemu. Tetapi, ada apa?"

"Mari kita makan siang bersama! Mari kita mengobrol tentang "SimCat"?"

"Eh? O-Oke…"

Aku menjawab dengan ragu, dan membawa bangku kosong di sekitarku dan mempersilakan dia duduk. Aku tidak dapat mengikuti kecepatan perkembangan ini.

Hari ini merupakan pertemuan pertamaku dengannya. Dan ini merupakan kedua kalinya aku bertemu dengannya. Apa ada seseorang di luar sana yang mendekati titik ini cuma karena mereka punya selera manga yang sama? Iya, mustahil, kalau aku melakukan hal yang sama pada Natsukawa, dia akan bilang, "Menjijikkan!" tepat di wajahku, dan aku akan terpesona oleh kekuatan kata itu.

Tiba-tiba aku merasakan seseorang menatapku dan melihat ke sekeliling.

"...!"

Bagaimanapun, sekeliling memperhatikan kami. Beberapa cowok mengarahkan ujung pensil mekanik mereka ke arah kami.

Tidak bagus... Ini tidak bagus!

"Ah, Aizawa… Kalau kita akan makan bersama, mengapa kita tidak pindah ke suatu tempat? Kita akan terlalu mencolok di sini."

"Eh…! Wah! Itu benar!"

Aizawa membaca suasana dan menjawab sambil berbisik. Mungkin dia sadar kalau kami menarik perhatian, dia mulai membereskan kotak bekal yang sudah dia taruh di atas meja… ...Tetapi tetap saja, tidak ada tanda-tanda kalau dia merasa malu dan tersipu.

Apa itu tergantung pada orangnya? Tidak, ini saja masih belum cukup buatku untuk meragukan dia.

Setelah itu, kami pun pergi ke koridor dan memikirkan tempat yang bagus.

"Kafetaria… aku yakin bangku di sana sudah penuh."

"Ah, kalau begitu, ikuti saja aku, aku tahu tempat yang bagus!"

Aizawa bilang kalau dia tahu tempat yang bagus, jadi aku memutuskan untuk mengikutinya. Dia tampaknya punya tempat khusus untuk makan bersama teman-temannya. Tetapi tetap saja, aku mau dia menjauhkanku dari tempat yang akan membuat kami terlalu mencolok, tetapi kebahagiaan ini punya seorang cewek cantik yang menemaniku…. Untuk saat ini? Aku putuskan untuk menikmati momen ini dulu.

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama