OreShira [WN] - Seri 1 Bab 3.5 - Lintas Ninja Translation

 

oreshira-3.5

Bab 3.5
Ia Sopan Di Tempat Kerja Paruh Waktu

Di malam saat buku pegangan siswaku dikembalikan padaku, aku bekerja paruh waktu seperti biasanya.

Aku mengkhawatirkan orang yang mengembalikan buku itu padaku, tetapi memikirkannya saja tidak akan membantu. Itu tidak akan merubah apa-apa.

Tetapi, meskipun aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku padanya, untuk saat ini aku simpan saja di pikiranku dan konsentrasi dengan kerjaanku.

[Hiiragi-san, biar aku saja yang mengerjakannya.]

Saat aku hendak mengambil kotak kardus dari rak bagian atas di belakang toko untuk pemasokan, aku didekati dari belakang. Aku tidak perlu berbalik arah untuk mengetahui siapa itu. Menilai dari suaranya, itu pasti Tanaka-kun.

[Terima kasih banyak!]

[Tidak, aku cuma menyadari kalau ada kertas yang hilang dari meja dan datang ke sini untuk mengambilnya sendiri.]

Aku berpindah dan menyerahkan tempat di mana aku berdiri beberapa saat yang lalu, dan ia langsung masuk dan menurunkan kotak kardus itu. Sangat senang melihatnya dengan mudah menurunkan kotak kardus itu, yang mana itu berat buatku untuk kutangani sendiri.

[Biar aku yang tangani ini, jadi tolong tutup kasirnya, Hiiragi-san.]

Aku berterima kasih padanya karena aku kesulitan dikarenakan beratnya, dan ia bilang itu memang semua yang mesti ia lakukan dan pergi.

Tetapi tetap saja, ia itu benar-benar jantan. Aku memang sudah membimbing Tanaka-san beberapa kali sejak saat itu, dan ia benar-benar persis seperti kesan pertama saat aku melihatnya. Pada dasarnya, ia berbicara dengan lembut dan sangat enak untuk diajak bicara, dan ia tidak keberatan kalau aku memperlakukannya dengan nada kuat dan agak jutek. Ia itu seseorang yang melakukan apa yang diinstruksikan padanya. (TL English Note: Ngomong-ngomong, sang pengarang tiba-tiba mengubah honorifik -kun menjadi -san, karena suatu alasan.)

Bahkan dengan sikap jutekku dan aura tidak ramahku, ia pasti orang yang baik dari lubuk hatinya, karena ia masih baik hati padaku meskipun aku begitu padanya.

Aku belum pernah bertemu seseorang seperti itu sebelumnya dan karena itulah, aku perlahan mulai mempercayainya sebagai seseorang. Ironisnya, berdandan seperti ini membuatku bisa selamat dari mata orang-orang di sekitarku untuk pertama kalinya dan aku akhirnya dapat bernapas lega.

[Hiiragi-san.]

Ketika aku menyelesaikan sifku dan meninggalkan ruang loker, Tanaka-san sudah menungguku.

[Apa ada yang salah?]

[Terima kasih lagi atas bantuanmu hari ini.]

[...Memangnya aku sudah membantumu, ya?]

Ia menundukkan kepalanya dan berterima kasih padaku, tetapi aku tidak ingat telah melakukan sesuatu sehingga perlu mendapatkan terima kasih. Malahan, ia sudah menyelamatkanku barusan.

Bingung dengan sikapnya, aku tanya alasannya.

[Aku punya masalah dalam mengurus pelanggan yang mengeluh, yang datang hari ini, dan kamu bertukar tugas denganku.]

[...Ahh, jadi itu yang terjadi. Jangan khawatir soal itu. Itu sudah menjadi tugasku.]

Ia mengingatkanku pada insiden yang terjadi pada saat sifku. Aku secara samar-samar mengingat saat itu, mengatakan hal semacam itu yang terjadi dulu.

Ia menjatuhkan piring saat menyajikannya, dan si pelanggan mengeluh soal ini-itu, jadi aku yang menanganinya.

Meskipun ia sudah di sini selama beberapa hari, ia mungkin masih baru pada beberapa aspek di bisnis ini, dan karena aku punya lebih banyak pengalaman, aku mau menolongnya. Iya, aku sebenarnya ditunjuk oleh manajer sebagai pengawasnya, jadi aku sekadar memenuhi peran itu.

Aku bilang padanya tidak usah khawatir soal itu karena aku melihatnya sebagai salah satu tugasku, tetapi ia tampak agak tidak senang.

[Tidak, mana mungkin aku tidak mempedulikannya! Apa kamu punya masalah yang bisa aku bantu? Mungkin saja aku bisa bantu.]

Ia menatapku dengan ekspresi serius. Mungkin ia berusaha memenuhi kewajibannya dengan caranya sendiri. Ia berterima kasih padaku beberapa kali di masa lalu, jadi mungkin saja itu merupakan salah satu alasannya.

Karena inilah, aku agak bingung dengan fakta bahwa ia tidak bisa tinggal diam dengan kata-kataku, tetapi ketulusan ini menyegarkan dan membuatku sedikit senang.

Akan tidak sopan untuk mengabaikan tawarannya, dan sambil memikirkan apa yang ingin kulakukan, aku mengingat sesuatu yang membuatku sedikit kesulitan.

Aku memutuskan untuk menerima tawarannya, karena pengetahuanku saat ini tidak terlalu membantu dan pendapat dari seseorang dari lawan jenis tampaknya dapat dijadikan sumber terpercaya.

[...Kalau begitu, bolehkah aku mendiskusikan satu hal denganmu?]


←Sebelumnya          Daftar Isi           Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama