Bab 185
Kejutan
Seorang senpai cewek yang sudah pernah aku lihat sebelumnya, mengenakan dasi kupu-kupu, muncul dari samping panggung dengan membawa mikrofon yang dihias dengan cerah. Dia itu seorang MC pesta, bukan? Aku yakin dia itu anggota Ekskul Penyiaran dan Drama, dan sering tampil sebagai salah satu MC pada upacara pembukaan dan penutupan. Aku yakin aku akan melihat senpai itu di televisi sebagai seorang penyiar wanita dalam beberapa tahun mendatang.
Saat musik latar belakang berubah jadi tempo lambat "Zuncha, Zuncha", lampu kembali ke warna normalnya dan terfokus pada senpai itu.
"'Selera fesyen ditentukan oleh wajah kalian'. Mari kita akhiri kutukan semacam itu. Halo, hadirin sekalian. Akulah MC Kurahashi dari Ekskul Penyiaran dan Drama SMA Kōetsu."
Itu keren. Dia merupakan seorang penyiar radio sekolah.
Kurahashi-paisen punya tampilan yang tajam kayak seorang MC pesta dan selalu mempertahankan ekspresi kosong di wajahnya. Aku yakin itulah sebabnya dia sangat populer. Apa mereka memaksa senpai itu melakukan itu? Tadinya aku kira dia dipaksa melakukan itu, tetapi sudut tangannya yang memegang mikrofon mungkin kayak orang yang sedang memperkenalkan lagu populer. Aku rasa dia mungkin sedang dalam suasana hati yang baik di dalam hatinya....
'Ekskul Fesyen di SMA kita banyak terbawa oleh tren fesyen yang terus berubah. Musim gugur tahun ini, saat aku bangun di pagi hari dan menyalakan televisi, aku melihat tren fesyen yang sama sekali berbeda ketimbang tahun lalu. Apa maksudnya itu? Selalu saja kami, cewek-cewek SMA, yang menciptakan tren fesyen. Bisakah kalian para orang dewasa mengikuti tren tren fesyen masa kini — dengan kecepatan kami?"
Bukankah itu gebrakan yang terbaik...?
Tempat tersebut dipenuhi dengan suara penonton yang heboh. Di sisi lain dari Natsukawa dan Ashida, ada seorang cewek yang berdiri agak jauh di sebelah kiriku berkata, "Hore!!" sambil melompat-lompat. Aku dikejutkan oleh lengannya yang terangkat, dan aku pun mundur. Ini kayak rumahnya cewek-cewek, dan aku yakin aku cuma akan tampak buruk kalau aku juga melompat-lompat sebanyak yang dia lakukan... ...Aku rasa aku cuma akan duduk dalam diam sambil menonton ajang ini dengan tenang.
Setelah MC Kurahashi memberikan sambutan, ada penjelasan singkat mengenai aplikasi pemungutan suara dan musik latar belakang pun mulai berganti lagi. Kayaknya kompetisi ini akan segera dimulai.
'Baiklah, mari kita mulai dengan kontestan yang pertama, seorang siswi dari kelas dua belas. Tahun lalu, Takemoto Megumi mengenakan pakaian Tiongkok yang agresif dengan warna rambut yang cerah. Tahun ini, dia mengenakan seragam militer yang berani dengan rambut hitam pendek dan mantel yang panjang, sebuah perubahan total dari tahun lalu, saat dia memberikan kesan yang tidak dapat disangkal kalau dia merupakan seorang cewek yang tinggi dan berani!'
Apa ini sebuah kosplay!?
Seorang senpai yang merupakan kontestan pertama muncul di atas panggung dengan senyuman tanpa malu-malu dan takut-takut... ...dan memamerkan jati dirinya pada para penonton. Kalian bisa tahu dari penampilannya yang anggun kalau dia sudah terbiasa. Dia pasti sudah pernah tampil di atas panggung ini tahun lalu. Sebuah video yang tampak kayak senpai ini tahun lalu diputar di monitor selama beberapa detik. Wah, pakaian Tiongkok! Itu pakaian Tiongkok!
"Ah, jadi kayak gitu penampilannya..."
"Ini hampir mirip kayak Halloween. Benarkah begitu, bukan, Sajocchi?"
"Eh? Ah, benar juga."
"..."
Natsukawa menurunkan pandangannya ke arah lantai dan menutup mulutnya. Ashida menyebutkan hari Halloween — Mungkin karena penekanan ini yang bertepatan pada hari ulang tahun Natsukawa. Ada berbagai macam komplikasi saat hari penting tumpang tindih dengan hari ulang tahun kalian... ...Aku juga begitu.
Setelah itu, ada beberapa kostum kosplay lainnya dilanjutkan, lalu di paruh kedua, ajang peragaan busana ini yang hampir mendekati ajang aslinya, dimulai dengan nama "Majulah Para Mahasiswi! Khusus Pakaian Pribadi". Aku punya kesan bahwa ajang pelajar kayak gini cenderung menampilkan kostum yang terbuat dari bahan yang lebih murah, tetapi tidak tampak kayak gitu... ...Aku dapat melihat betapa seriusnya Ekskul Fesyen ini.
"..."
"..."
Saat aku tiba-tiba menoleh ke arah kananku, aku mendapati baik Natsukawa maupun Ashida sedang memandang dengan terpesona ke arah atas panggung. Berbeda dari saat para kontestan mengenakan kostum kosplay, mereka tampak tertarik dengan cara yang berbeda. Aku pernah melihat Natsukawa dan Ashida mengenakan pakaian santai, tetapi mereka tidak tampak kayak gitu. Mungkin mereka masih belajar. Namun, aku tidak bisa bilang begitu, karena aku itu tipe orang yang membeli barang-barang trendi secara acak.
Selagi aku sedang memperhatikan sosok Natsukawa dengan cermat agar tidak ketahuan, MC Kurahashi mulai memperkenalkan kontestan berikutnya.
'Kontestan berikutnya yaitu seorang siswi kelas sepuluh, dialah Shinonome–Claudine Marika! Dia memanfaatkan ciri khasnya sebagai seorang blasteran Prancis, dan dia akan menantang para senpai-nya dengan bahan pakaiannya sendiri! Akankah dia dapat memamerkan nilai diri yang sebenarnya!?'
"Ah, itu dia!"
Sebuah nama dengan campuran huruf-huruf alfabet Inggris horizontal yang sudah tidak asing lagi. Aku langsung kepikiran, 'Ah...! Aku yakin aku ingat nama itu!', perasaan ini memang masuk akal, tidak ada keraguan karena dia seorang nona muda. Aku kepikiran kalau dia memang seorang blasteran Jepang-Prancis, tetapi pada awalnya aku tidak tahu kalau itu nama Prancis.
"Apa dia itu cewek yang kamu dukung, Sajocchi?"
"Hmm... ...Iya. Kami memang sudah bukan orang yang asing lagi. Aku jadi tertarik untuk memilihnya."
"...Mmm."
Kami sudah bertemu dan bertatap muka beberapa kali. Sejauh ini, dia punya citra sebagai seorang nona muda yang sombong, namun agak polos, namun penampilannya, yang punya sedikit darah Barat di dalam dirinya, tentu saja membuatnya menjadi kontestan yang unggul dan sempurna. Meskipun mereka terlibat dalam suatu pengaturan pertandingan dan hal-hal lain yang dapat dianggap lalai, aku rasa mereka akhirnya tidak perlu melakukan hal-hal semacam itu.
"Ngomong-ngomong, pakaian jenis apa itu—?"
Aku menatap ke atas panggung dan tidak dapat berkata-kata.
Hal yang menarik perhatianku yaitu rambut pirangnya yang berkilau.
Rambut itu seakan-akan terbungkus dengan aura, bergoyang mengikuti arah langkah megah pemiliknya dan meninggalkan partikel cahaya di belakangnya. Saat aku menggosok-gosok kelopak mataku untuk mengetahui apa pemandangan misterius itu cuma ilusi saja, aku menyadari kalau itu bukanlah kesalahpahaman.
"...Hoh..."
Beberapa saat kemudian, sebuah logika mulai terbentuk di kepalaku. Cahaya tersebut merupakan pantulan dari pencahayaan, dan apa yang tampak kayak partikel cahaya itu kemungkinan besar merupakan partikel debu yang beterbangan di udara. Aku akan menyadari kenyataan kalau dia tidak berdaya dan menegur diriku sendiri karena telah merusak hal itu.
Namun, meskipun begitu, sikapnya, yang mengubah semua unsur di sekelilingnya jadi pesonanya sendiri, merupakan sesuatu yang patut dikagumi dengan sepenuh hati tanpa syarat.
Baju turtleneck putih pucat lengan panjangnya yang cuma memperlihatkan sedikit bahunya. Bagian tumit dari sepatu bot coklatnya menonjolkan panjang kakinya yang ramping. Tatanan merah yang digunakan untuk celana pendek longgar dan topi loper korannya sangat menonjol, tetapi di atas segala itu, rambut pirangnya yang berkilau punya penampilan yang sulit dikalahkan.
Itulah momen saat kata "imut" berubah jadi kata "cantik" — Aku rasa aku sudah menyaksikan hal itu secara sekilas.
"Wah...."
"Itu luar biasa..."
Baik Ashida maupun Natsukawa tampak kewalahan saat melihat pemandangan kontestan yang sesungguhnya. Aku juga khawatir dengan reaksi orang-orang di sekelilingku, tetapi anehnya, tatapan mataku justru tertuju pada kumpulan partikel cahaya di atas panggung itu.
—Kamu sungguh hebat, Nona Muda.
Penampilannya sangat bagus sampai-sampai aku sangat terkesan. Jantungku berdetak semakin cepat, kayak saat aku pertama kali tersentuh oleh kebaikan Natsukawa. Kalau aku mesti menunjukkan perbedaan antara kedua detak jantung itu memang bukanlah pada kebaikan, tetapi pada kekerasan pesona. Dia telah menunjukkan perbedaan di kelasnya dengan kehadirannya yang berwibawa, apa dia ada di sana atau tidak. Pasti sangat menakjubkan untuk cuma berjalan-jalan dan meyakinkan kalian kalau itu merupakan sebuah pertunjukan.
"...Ah, nomor 21, ya?"
"Aku rasa dia tidak membutuhkan label itu..."
"Kalau dia tidak memakai label itu, kita tidak akan tahu nomor pesertanya..."
Kehadiran kecil yang mengurangi pesona seorang nona muda yang serius. Sebuah label bundar dengan bercatatkan nomor "21" yang ditulis dengan huruf-huruf hitam pekat yang besar tertempel di pinggang nona muda itu. Iya, mau bagaimana lagi, kita tidak dapat memilihnya kalau kita tidak tahu nomor pesertanya. Hal yang sama juga berlaku untuk para senpai dan peserta lainnya.
Nona muda itu membalikkan badannya, menyisir bagian depan rambut pirangnya yang sebatas pinggangnya dan melangkah dengan anggun ke belakang panggung. Itu sungguh luar biasa... ...Dengan memanfaatkan pesonanya itu sejak awal, aku yakin kalau tidak ada yang tidak cocok buat nona muda itu untuk tampil menawan kalau dia mau. Bahkan aku, seorang cowok, merasa iri padanya.
♦
Setelah menyaksikan penampilan puncak dari para senpai, para nona muda dan juga Ekskul Fesyen yang telah menyempurnakan diri mereka masing-masing, pencahayaan ruangan dan musik latar belakang di aula gimnasium berubah jadi sesuatu yang lebih tenang. Tampaknya di sinilah akhir dari penampilan para kontestan.
'Aku yakin cowok-cowok yang ada di tempat ini pasti terpesona pada penampilan cewek-cewek yang menarik. Aku punya kabar buruk dan mengecewakan buat kalian. Cuma satu orang saja dari 30 orang kontestan ini yang bisa kalian pilih jadi favorit kalian. Saat ini, jangan beranjak dulu. Waktu yang menentukan buat para kontestan telah dimulai saat ini.'
Itu hebat sekali, MC Kurahashi.
Setelah mengacungkan jempol tanda terima kasih atas kepuasan mereka, para senpai dan peserta lainnya yang menjadi kontestan untuk ajang tersebut muncul dari kedua sisi panggung dan berbaris secara berurutan. Aku kira sudah waktunya buat kita untuk memilih. Kamu tidak perlu dipertanyakan lagi, Nona Muda. Kamulah si nomor satu.
"Sudah aku duga, cewek yang jadi pilihan Sajocchi itu hebat. Aku pun ikut terkesan juga."
"Benar begitu, bukan? Aku yang membesarkannya. Dan itu bukan berarti aku terpaksa jadi penggemar beratnya."
"Kamu bahkan tidak membesarkannya."
Tsukkomi dari Natsukawa yang akurat membuatku terkejut saat mengeluarkan ponsel pintarku. Saat aku meluncurkan aplikasi yang ditunjuk, layar aplikasi tersebut akan dialihkan ke layar tempat di mana kita dapat memilih kontestan. Apa aplikasi ini tidak menampilkan nama sang kontestan....? Eum? Kalau aku ingat-ingat, nona muda itu bernomor 21, bukan? Kalau aku melakukan kesalahan di sini, aku mungkin akan dimarahi. Aku rasa dia tidak akan dapat mengidentifikasi hal itu dengan tepat.
Jujur saja, Aku memilih nomor 21. Terlepas dari apa dia memintaku untuk memilihnya atau tidak, hasilnya sempurna. Kamu layak mendapatkannya karena kamu sudah melakukan yang terbaik, Nona Muda.
Saat aku bertanya pada Natsukawa dan Ashida, mereka tampaknya juga memilih nona muda itu. Tampaknya banyak sekali dari mereka yang mendukungnya karena mereka juga sesama siswa-siswi kelas sepuluh. Aku berharap aku juga terlahir sebagai seorang cowok blasteran Barat... ...Dan punya nama kayak, Sajou-Bouillabaisse Wataru. Nama yang sangat unik, bukan...? ...Apa itu Bouillabaisse?
'Oke, waktu pemungutan suara sudah ditutup! Kami mohon kalian tunggu sebentar sementara kami sedang menghitung suaranya!'
"Aku tidak mengenal orang lain, yang seperti Rin-sama."
"Aku yakin kalau dia ikut serta, dia akan mengenakan pakaian cowok. Kayak pakaian kepala pelayan laki-laki, misalnya. Aku dapat membayangkan jeritan nyaring dari cewek-cewek dalam benakku..."
"Hentikan itu, kamu membuatku semakin ingin menyaksikannya ikut serta dalam kontes ini."
"Aku akan mencoba untuk memintanya ikut serta lain kali."
"Benarkah!?"
"Iya, aku yakin aku bisa memintanya melakukan itu. Meskipun kemungkinannya itu ikut serta itu sedikit."
"Memangnya menurutmu Senpai itu siapa...?"
Sementara kami membicarakan hal itu, musik latar belakang jadi semakin keras dan pencahayaan di atas panggung jadi semakin terang. Para kontestan dari ajang tersebut mulai keluar dari belakang panggung dan berbaris di atas panggung di depan para penonton. Nona muda blasteran berambut pirang itu tampak menonjol di antara kerumunan. Dia tampak lebih puas dengan penampilannya ketimbang yang lainnya, dan meletakkan tangannya di pinggulnya dengan ekspresi puas di wajahnya. Dia mesti tampak kayak orang dewasa sampai akhir.
Lalu, nona muda itu mulai menatap ke sekeliling bangku penonton untuk mencari-cari sesuatu atau seseorang.
"Cewek itu... ...Pasti dia sedang mencariku!?"
"Tidak, bukan kamu."
"Tidak, bukan kamu."
Tidak apa-apa kalau aku berekspektasi tinggi, bukan!?
Karena aku dipandang dengan mata putih oleh mereka berdua, mungkin karena aku tampak menonjol, tetapi aku benar-benar melakukan kontak mata dengan nona muda itu di atas panggung. Aku memang tidak asing dengannya, jadi aku mengacungkan jempolku buatnya dengan ekspresi serius di wajahku.
"Cewek itu memasang tampang 'Bukan kamu!' di wajahnya."
"Tidak, dia malu-malu saja. Aku tahu itu."
"Tidak, kamu tidak tahu itu."
"Kalau dipikir-pikir lagi... ...Aku mengingatnya sebagai cewek yang cukup pemarah..."
Upaya terbaikku untuk bersikap tegar ditolak mentah-mentah, dan nona muda itu kayaknya menyerah untuk mencari seseorang dan berubah jadi boneka manekin, menatap lurus ke arah depan ruangan.
'Perhitungan suara kini telah selesai dihitung. Kalau begitu, mari kita lanjutkan! Agenda berikutnya yaitu pengumuman hasilnya!'
Ada banyak kebisingan di sekitar kami. Aku yakin mungkin mereka bertanya-tanya siapa yang memberikan penampilan terbaik. Kriteria penilaian memang berbeda dari sudut pandang cowok dan sudut pandang cewek, dan ada kemungkinan suara akan tersebar secara tidak terduga, tidak seperti aku yang baru saja dibutakan oleh mataku. Ayolah, Nona Muda... ....Apa dia yang akan mendapatkan juara pertama?
'Festival Budaya ke-49 SMA Kōetsu — Kōetsu Fashion Collection! Siapa cewek yang akan jadi pemenang hadiah utama tahun ini? Hmm, mari kita lihat! Hasilnya!'
Seluruh tempat ini jadi gelap dan genderang drum mulai berbunyi. Di atas gimnasium, kru pencahayaan mulai bekerja keras, menggerakkan lampu dalam pola angka delapan. Ada sesuatu... ...yang membuatku agak sedih karena sifat sosialku sebagai orang perusahaan yang mengawasi di belakang layar....
'Hadiah Utama diberikan pada — Cewek ini!'
Der, diiringi dengan dentuman keras pukulan dram, seluruh pencahayaan menyatu dan membentuk secercah cahaya yang tertuju ke satu titik. Dan siapa yang ada di ujungnya—?
'Kontestan dengan Nomor 21! Hadiah utama dimenangkan oleh siswi kelas sepuluh! Dialah Shinonome-Claudine Marika!'
"Ah...!"
Suara sorak sorai dan tepuk tangan terdengar dari seluruh ruangan itu. Siulan jari terdengar dari mana-mana. Kayaknya, semua penonton merasa puas dengan hasil itu. Aku sangat gembira, sampai-sampai secara alami aku juga ikut bertepuk tangan.
"Itu sungguh luar biasa, terlepas dari apa itu pengaturan pertandingan atau bukan, dia jadi juara pertama yang tidak terbantahkan."
"Aku rasa dia pasti sudah melakukan yang terbaik."
"Apa kalian akan ikut serta juga tahun depan?"
"Eh, aku tidak terlalu yakin soal itu... ...Aichi, silakan, kamu saja yang ikut serta!"
"Eh...!? Tetapi aku tidak cukup tinggi... ...Dan aku tidak terlalu terbiasa tampil di depan orang-orang..."
"Aku akan mengumpulkan seratus suara buat kalian kalau kalian ikut serta."
"Bukannya itu pemungutan suara yang curang...!?"
Di atas panggung, nona muda itu diberi ucapan selamat oleh para senpai di kedua sisinya. Biasanya, dia akan terdengar kayak "siswi kelas sepuluh yang kurang ajar...", tetapi dia pasti sudah melakukan yang terbaik. Aku yakin itu bukan cuma hasilnya saja, tetapi ada prosesnya yang tidak dapat aku pahami.
Ketua Ekskul Fesyen muncul dari balik lengan baju dan menyerahkan piala kaca pada nona muda itu. Kayaknya nona muda itu tampak sedikit menangis. Aku tidak tahu apa latar belakangnya, tetapi aku akan menghampirinya dan mengucapkan selamat padanya nanti. Aku rasa dia akan pamer dan bangga akan dirinya sendiri dengan ekspresi puas di wajahnya.
"Tidak... ...Aku kira dia itu seorang nona muda yang malang dan kasihan — Eh?"
"Eh, apa!?"
Pada saat itu — pencahayaan di gimnasium . dimatikan. Tiba-tiba cuma jadi gelap dan ada suara-suara kegelisahan yang menyebar ke seluruh area. Ada seseorang yang meremas lengan kananku. Dilihat dari arah itu, di situ cuma ada Natsukawa. Aku akan melindungi kalian meskipun itu mengorbankan nyawaku. Ayolah, salah satu dari kalian berdua, panggil saja aku!
'Ah! Tiba-tiba jadi gelap! Apa yang terjadi ini!? Kayaknya Dewa-Dewi di SMA Kōetsu mengeluh kalau mereka masih belum ingin ajang ini berakhir!'
Yang bener saja, Dewa-Dewi?
Kita diselimuti oleh kegelapan karena ulah Dewa-Dewi. Kayaknya kita akan terjebak di gimnasium ini. Kayaknya permainan kematian akan segera dimulai. Aku telah memutuskan untuk memberikan nyawaku untuk melindungi Natsukawa. Sampai jumpa lagi di kehidupan selanjutnya.
—Selain bercanda, menilai dari nada bicara MC Kurahashi yang disengaja, menunjukkan bahwa kejutan dalam pergantian ajang tersebut dalam gelap sudah direncanakan sejak awal. Kayaknya, sesuatu semacam ankora pertunjukan langsung sedang berlangsung dan menanti kita. Kejutan macam apa yang ada di dalam peragaan busana...? ...Apa itu penampilan selebriti? Seorang model sungguhan? Ataukah seorang aktris?
'Ada pencahayaan di atas panggung yang menyala! Ada tirai hitam yang menutupi beberapa orang! Siapa saja yang ada di balik tirai hitam itu!?'
Ini merupakan pertunjukan yang luar biasa. Para kontestan yang berbaris di atas panggung bergegas untuk mundur dari tirai hitam itu. Orang-orang dengan nama yang besar pasti sedang menunggu di balik tirai hitam itu. Merupakan suatu dosa kalau mereka tidak menunjukkan siluet orang-orang itu. Apa boleh aku menaikkan standar setinggi itu? Aku mohon jangan beri aku lelucon soal om-om berjas kuning yang memegang tangannya dalam bentuk pistol.
'Saatnya membuka tirai hitam itu! Inilah orang-orang yang akan jadi para penampil terakhir di ajang ini hari ini...!'
Seorang komedian yang sukses? Ataukah AKB46!? Apa mereka akan memulai pertunjukan langsung yang sesungguhnya? Festival Budaya ini memang gila! Di sinilah ajang yang sesungguhnya itu dimulai!
Ketegangannya mulai mencapai puncaknya, Bung!
'─Inilah para pengurus OSIS!'
Ah, yang benar saja, kalian pasti bercanda, bukan, Bung!?
Author's Note: Itu dia.
TL Note: Ini peta letak wilayah Akihabara, yang terkenal dengan idol grup AKB48, yang di bab ini diparodikan oleh Author sebagai AKB46.
Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F
Baca juga dalam bahasa lain: