Bab 1Rumor(Bagian 2)
Saito mungkin saja sudah selamat dari rentetan interogasi, tetapi situasi ini masih jauh dari kata bersih. Dikarenakan mereka berdua (Saito dan Akane) terus saja mendapatkan nilai tertinggi di angkatan mereka sejak hari mereka masuk ke sekolah mereka, mereka selalu saja punya tingkat perhatian tertentu yang mengikuti mereka. Dengan skandal semacam itu muncul ke publik, tidak heran kalau seluruh siswa-siswi tertarik pada obrolan cinta dan semacamnya akan segera mengikuti teori ini. Karena Saito juga tidak bisa fokus pada bacaannya di kelas, ia harus mengungsi ke halaman sekolah, dan di sana, ia bertemu dengan Akane yang sama-sama kelelahan.
"Mengapa kamu ada di sini? Kamu itu menghalangi saja, kembali saja ke kelas sana."
"Mana mungkin aku bisa duduk tenang dan menjernihkan pikiran di sana."
"Itu juga berlaku untukku. Ini semua salahmu rumor aneh ini beredar."
"Kamu yang mengacau, ingat? Kamu menyuruhku untuk pulang."
Bahu Akane gemetar karena marah.
"Hah?! Kamu menyalahkanku atas hal ini?! Kalau begitu jangan pernah pulang lagi!"
"Kok kamu jadi begini sih?!"
"Berburu celeng saja di hutan dan hidup jauh-jauh dari peradaban! Kamu pasti bisa, bukan?!"
"Memangnya apa sih yang kamu harapkan dariku?!"
"Aku tahu kalau kamu bisa! Kamu itu punya aura manusia gua yang memancar darimu setiap saat!"
"Apa maksudnya sih aura manusia gua itu?!"
Saito dan Akane mendekat untuk saling memelototi satu sama lain. Setelah diusir dari rumahnya, Saito berharap kalau mereka berdua dapat berbaikan, namun ternyata inilah hasilnya. Itu sekali lagi mengingatkan Saito tentang betapa rendahnya kecocokan (chemistry) yang dimiliki oleh mereka berdua. Dan ternyata itu saja masih belum cukup, mereka sekarang mendengar suara para siswa-siswi dari lorong.
"Ah! Saito-kun dan Akane-chan sedang bermesraan lagi!"
"?!"
Mereka berdua membeku seperti balok es.
"Tunggu, di mana?!"
"Iya, kamu benar!"
"Bukankah itu pertemuan rahasia?!"
"Itu sudah pasti, Nonaku!"
"Jadi mereka belum cukup saling bercumbu di rumah, dan sekarang mereka ketemuan di sekolah juga?!"
"Sangat mesra.~"
Semakin banyak kepala yang keluar dari jendela, tampak laksana ikan yang menunggu untuk diberi makan. Mata mereka terdorong oleh rasa ingin tahu semacam ini merupakan satu-satunya berita terbesar dalam kehidupan mereka sampai saat ini. Belum lagi beberapa dari para siswa-siswi bersorak ke arah mereka.
"""Lagi, lagi, lagi!"""
"Apanya yang lagi?!" Saito sama sekali tidak menikmati sorakan semacam ini dalam berbagai artian.
Dan niat membunuh Akane, yang sudah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, tentu saja tidak membantu masalah Saito.
"Kalian semua tunggu saja di sana… aku akan membantai kalian satu per satu…"
"Tolong, jangan bunuh orang-orang!" Saito meraih tangan Akane tepat saat dia hendak pergi.
"Lepaskan aku! Kalau kamu bekerja sama dengan orang-orang itu, maka kamu itu akan jadi musuhku juga! Aku akan mengutukmu sehingga kamu tidak akan pernah bisa mengeluarkan tanganmu lagi dari sakumu!"
"Benar-benar kutukan yang mengerikan!"
"Apa kamu lebih suka dengan kutukan yang akan membuatmu mengenakan kaus kaki di kaki yang salah?!"
"Kedua kutukan itu terdengar mengerikan!"
Siswa-siswi di sisi jendela jadi semakin berteriak.
"Mereka berpegangan tangan di sekolah!"
"Houjou-kun itu sangat berani!"
"Aku dapat merasakan adanya cinta di antara mereka~."
"Mereka itu benar-benar pasangan kekasih yang cocok."
"Lebih seperti suami istri!"
"Kami. Bukan. Suami. Istri!!" Akane berteriak dengan seluruh kemampuan vokalnya, tetapi mereka itu memang sudah suami istri.