KuraKon - Jilid 3 Bab 1 Bagian 4 - Lintas Ninja Translation

Bab 1
Saingan
(Bagian 4)

Saat istirahat, Akane menghampiri meja Saito, berbisik pelan ke telinganya.

"Datanglah ke ruang kelas yang kosong, kita perlu bicara."

Saito mengangguk. Ia tahu kalau ini bukanlah sesuatu yang sangat menyenangkan atau mengasyikkan, tetapi itu membuatnya merasa seperti ia merupakan seorang mata-mata dari beberapa badan intelijen, yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Bertemu di ruangan terpencil untuk rapat strategi sangat mirip dengan alur cerita film mata-mata. Saito menyelinap keluar dari kelas, dan berjalan menyusuri lorong. Karena ia harus menjauhi siapapun yang membuntutinya, ia selalu waspada terhadap bagian belakangnya. Ketika ia memasuki ruang kelas yang kosong, Akane sudah menunggunya. Dia berdiri membelakangi dinding, kerutan dalam terlihat pada alis matanya.

"Ini telah berubah menjadi situasi yang cukup rumit. Mengapa aku harus mengundangmu ke rumahku dan mengadakan sesi belajar yang diikutsertakan olehmu?"

"Itu juga rumahku, jangan lupakan itu." Saito menjadi semakin cemas, tetapi Akane menunjukkan senyuman yang tenang.

"Tentu saja aku ingat. Itulah yang ingin kamu percayai, bukan."

"Itu semua bukan keinginanku, aku benar-benar tinggal di sana! Jangan mencoba mencuri hak kepemilikan tempat tinggalku dariku!"

Kembali ke rumahnya yang dulu bukanlah sebuah pilihan, dan tidur di jalanan itu terlalu berisiko.

"Begini, kita perlu memastikan kalau Himari tidak menyadari kalau kamu tinggal di sana bersamaku. Bisakah kamu berakting dengan benar mengikuti rencanaku?"

"Ah…aktingnya sudah dimulai, begitu ya…kamu terdengar sangat serius, aku jadi terkejut untuk sesaat."

"Ayolah, mana mungkin aku akan sangat serius tentang hal itu." Akane berkata sambil mengangkat bahunya, tetapi Saito merasa kalau Akane mungkin agak serius.

"Yang paling merepotkan itu kemungkinan Himari bisa datang lebih awal seperti sebelumnya."

"Tidak ada jaminan kalau dia akan datang seperti yang kita janjikan… Apa yang harus kita lakukan tentang ini…?" Akane mulai berpikir.

"Untuk saat ini, mari kita bergerak secara terpisah. Aku akan pergi membeli beberapa makanan ringan dengan Himari agar memperlambat ketibaannya, jadi kamu bisa berusaha untuk membersihkan rumah." Saito mengemukakan hal itu.

"Jadi kamu mau pergi berbelanja bersama dengan Himari, begitu! Lalu, kalian akan berbagi syal, dan menghilang ke jalanan malam, bukan!?"

"Bagaimana bisa kamu sampai pada hal itu? Aku sama sekali tidak punya rencana yang seperti itu."

Apa maksudnya bagian syal itu?

"Kalau begitu, aku akan memastikan untuk membereskan sesuatu yang mencurigakan. Karena akan buruk kalau Himari berjalan ke lantai dua, maka aku akan menempelkan selotip di tangga untuk menghalangi mereka."

"Dengan pita yang bertuliskan TETAP DI LUAR, dia cuma akan tambah curiga, bukan?"

"Mengapa!? Ini TKP kriminal! Aparat kepolisian akan marah padamu!"

"Tidak ada aparat kepolisian di rumah kita."

Saito berharap kalau Akane tidak mengorek rasa ingin tahu Himari dengan sesuatu yang tidak diperlukan seperti itu.

"Kalau begitu, mari kita buat jebakan di tangga. Menembak panah begitu kamu menginjakkan kaki di pelat penekan."

"Orang-orang akan mati!"

"Tidak ada yang akan mati. Itu akan menjadi panah kecil dengan ujung yang beracun yang akan membuat tubuhmu mati rasa."

"Kami tidak sedang dikunjungi oleh pencuri, itu sahabatmu, kamu ingat?" Saito menekankan, yang membuat mata Akane terbuka karena terkejut.

"Betul sekali! Aku harus lebih berhati-hati lagi…"

"Kamu sebaiknya begitu, baiklah..."

Saito sudah merasakan dorongan untuk melewatkan sesi belajar yang mengerikan ini.


←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama