Takane no Hana no Imakano wa, Zettai Motokano ni Maketakunai you desu [WN] - Seri 1 Bab 29 - Bahasa Indonesia - Lintas Ninja Translation

Bab 29
Interlud 1 – Nozomi dan Kiri

Pada hari di mana aku dan Asatani-san mengobrol di teras kafetaria sekolah, aku melanjutkan dengan meneleponnya setelah aku pulang dan sampai ke rumah.

[Penyuara telinga tanpa kabel itu bagus karena kamu bisa menelepon sambil melakukan hal lain juga.]

"Aku rasa begitu... Asatani-san, apakah kamu olahraga setiap hari?"

[Iya, sebelum mandi atau ketika aku ingin berkeringat sedikit.]

Asatani-san sedang berolahraga di lantai kamarnya, berpakaian rapi dengan kaus tanpa lengan (tank top) dan spat pendek. Pemandangan ini tampak di layar ponsel pintarku melalui panggilan video.

(TL Note: Spat = kependekan dari spatterdasher atau spat guards adalah jenis aksesori alas kaki klasik untuk pakaian luar ruangan, menutupi punggung kaki dan pergelangan kaki. Sumber: Wikipedia.)

Takane29

Aku berada di ruangan di mana aku biasa bermain piano karena kami akan membicarakan tentang saling menunjukkan satu sama lain bagaimana kami menghabiskan waktu di rumah. Aku melakukan sesuatu yang bahkan teman pada umumnya sepertinya tidak sering lakukan – Dia itu seorang selebriti, dan aku hanya baru saja bertemu dengannya, dan dia itu mantan pacar Nagito-san.

Tetapi aku tidak tegang, dan ketika aku mengobrol dengannya, aku lebih tenang dari yang aku bayangkan nantinya.

[Apa yang aku lakukan ini disebut Pilates. Apakah kamu berminat melakukannya, Takane-san?]

"Iya, Asatani-san, di mana kamu mempelajarinya?"

[Pelatih tariku yang mengajariku dan aku mulai melakukannya di rumah. Aku bisa mengajarimu. Ada studio di depan stasiun, kita juga bisa belajar di situ.]

Asatani-san memiliki tubuh yang sangat lentur. Dia tampak seperti anggota tim senam ritmik. Aku juga tidak terlalu kaku, tetapi aku selalu mengagumi orang-orang dengan tubuh yang lentur – Nagito-san juga sangat lentur, meskipun ia tidak goyah ketika dipaksa oleh para senpainya.

[Aku tidak tahu pasti apakah Takane-san mengetahui ini, tetapi Nagi-kun itu sebenarnya sangat atletis. Dia pergi ke gimnasium dengan kakaknya, dan ia mungkin masih melakukannya.]

"Iya, Nakano-san memberi tahuku, dan begitulah bagaimana caranya aku bisa tahu tentang itu."

[Aku mengerti. Yui-chan itu cewek yang baik yang sering membicarakan banyak hal, jadi jika kamu bergabung di klub yang sama, bertemanlah dengannya.]

"Aku juga berharap kami bisa akrab. Pose yang kamu pasang itu tampak seperti kucing, iya kan?"

[Iya, itu benar, seperti pose macan. Nama resminya itu swimming. Apakah kamu suka kucing, Takane-san?]

"Aku suka kucing, tetapi aku sudah punya anjing di rumahku sejak aku masih kanak-kanak, jadi aku lebih suka anjing."

[Aku ingin lihat seperti apa dia. Aku akan menunjukkan kucingku, dia ada di kasur. Senna, kemari.]

Saat Asatani-san memberi isyarat, seekor kucing berbulu putih muncul di layar dan mengusap-usap pipinya ke pangkuan Asatani-san selagi dia sedang berolahraga.

[Dia sangat imut. Dia baru saja berulang tahun yang kesatu, tetapi ukurannya sudah sekitar manusia yang sudah masuk SMA, haha.]

[Aku mengerti... Apakah Senna-chan itu jantan?]

[Tidak, dia betina. Aku pernah memosting fotonya di media sosial, dan dia jadi sangat populer. Sangat menyedihkan untuk meninggalkan kucing seimut ini. Aku penasaran di mana 'ibu' aslinya, dan bagaimana kabarnya.]

Senna-chan dibuang oleh pemiliknya ketika dia masih baru lahir, dan dia dibesarkan di rumah Asatani-san.

Itu adalah pemandangan yang indah untuk melihatnya bermain bersama kucing itu sambil berolahraga, sangat ramah sehingga aku tidak dapat mengalihkan pandanganku darinya.

[E-Em... Haha, maafkan aku. Aku hanya jadi seperti ini saja ketika aku bermain dengan kucingku.]

"Tidak, aku mengerti. Aku dulu mengobrol dengan piaraanku seperti itu ketika aku masih kanak-kanak."

[Ah, Shih Tzu-chan. Sangat imut!]

"Namanya Cocoa. Karena aku jarang sekali melakukan panggilan video, dia jadi tampak penasaran."

[Aww, sangat imut, matanya berbinar. Dia sepertinya sangat menyayangi Nozomi-chan.]

"Senna-chan juga memiliki wajah yang menunjukkan kalau dia sayang Kiri-chan."

[Benarkah? Maksudku, kita berbicara tentang menjadi saingan hari ini, tetapi ini jadi sangat kasual, kan?]

"...Itulah yang aku pikirkan, juga. Tetapi..."

[...Aku hanya senang karena kita bisa mengobrol seperti ini. Aku juga senang karena Takane-san benar-benar memarahiku. Aku tahu dengan sangat baik kalau aku salah.]

Fakta bahwa Asatani-san tidak memberi tahu Nagito-san semua hal yang dia pikirkan tentangnya, fakta bahwa dia tidak memberi tahu Nagito-san alasan mengapa mereka harus kembali 'berteman', dan fakta bahwa dia mengesampingkan Nagito-san. Membohongi hatinya sendiri seperti ini, aku bahkan tidak mengetahui apakah itu sebuah kesalahan.

Asatani-san tidak hanya berbohong demi kebaikannya, tetapi juga karena dia memikirkan Nagito-san dan berusaha untuk mengembalikan hubungannya dengan Nagito-san seperti sebelum Nagito-san menyatakan perasaannya.

(....Hanya mendapati Nagito-san mengatakan itu padaku membuatku sangat bahagia. Aku penasaran aku dapat membuat Nagito-san sangat memikirkanku.)

[Ketika aku dengar kalau Takane-san juga telah ditolong oleh Nagi-kun, aku merasa lega karena lagi pula Nagi-kun adalah tipe orang yang seperti itu. Meskipun aku tidak punya hak untuk berpikir begitu.]

"...Ketika kita mengobrol hari ini, bukankah kamu bilang, 'Sebenarnya, aku ingin pulang bersama Nagi-kun, aku ingin melakukan aktivitas klub bersamanya, dan aku bahkan ingin makan siang bersamanya'?"

[Uh, sangat menyakitkan... Aku benar-benar berharap aku belum bilang begitu, tetapi Takane-san bilang kalau kamu tidak akan membiarkanku tidur kecuali aku menceritakanmu.]

"Aku tidak bermaksud begitu... Tetapi aku senang aku bisa mendengarnya. Ada perbedaan antara memikirkannya dan membicarakannya bersama Nagito-san dan merahasiakannya."

Telah mengatakan bahwa, kami itu saingan dan aku pikir ada beberapa hal yang harus kami rahasiakan satu sama lain.

Kami membuatnya sebuah aturan sehingga kami tidak perlu saling bercerita tentang semua kencan yang pernah kami lakukan dengan Nagito-san, dan apa yang kami lakukan untuk menghabiskan waktu bersama.

[Tetapi aku sudah bilang kalau aku tidak akan pernah melakukan apapun semacam itu. Setelah rekaman radio selesai, aku sangat cemas ketika Nagi-kun tetap bersamaku sampai aku dijemput, karena aku merasa tidak enak dengan Takane-san, aku ini memang picik...]

"Aku pikir itu bukanlah masalah bagi Asatani-san, yang tampil di televisi secara terbuka."

[Aku masih sedikit gugup soal televisi, tetapi ini bukanlah hal yang sama. Aku sudah menyadari kalau aku lemah ketika itu berkenaan dengan cinta. Itu membuatku lemah, itu membuatku terhina, dan aku tidak akan mampu berani lagi. Jika aku seorang karakter dalam sebuah sinetron, aku pasti akan membenci diriku sendiri.]

"Tetapi... Kita semua memiliki kelemahan kita masing-masing. Aku rasa itulah alasan mengapa kita merasa simpati dengan orang-orang yang seperti itu, dan alasan mengapa kita membiarkan emosi kita menguasai kita."

[Iya, aku tahu... Peran yang aku mainkan di sinetron itu ditulis agar disukai dalam naskahnya. Dia jatuh cinta dengan abang iparnya dan mundur sebelum ia menyadari perasaannya. Aku penasaran apakah aku harus seperti itu. Tetapi itu akan aneh untuk terpengaruh dengan peran yang kamu mainkan dan untuk memutuskan sesuatu yang sangat penting, kan?]

Asatani-san semakin terbuka tentang perasaannya daripada sebelum kami mengobrol.

Aku tidak bisa memberi tahu Nagito-san, tetapi suatu hari aku mungkin akan memberi tahunya tentang itu sendiri, tetapi aku lebih memilih untuk tidak memberi tahunya — Begitulah yang Asatani-san katakan.

Aku juga tidak akan menahan Asatani-san. Kebenarannya adalah, Asatani-san benar-benar tidak bisa hanya cukup diam saja dan menyaksikanku dan Nagito-san berpacaran.

–Itulah alasannya mengapa, aku...

"Aku akan melakukan yang terbaik untuk menjadi orang yang paling dicintai oleh Nagito-san."

Asatani-san tiba-tiba menghentikan senamnya – Dia duduk di lantai dan mengangkat ponsel pintarnya.

[Aku telah menyaksikan saja selama ini. Takane-san bertanya apakah aku hanya ingin menyaksikan saja, tetapi... Sekadar fakta bahwa kamu membolehkanku untuk mengatakan bahwa perasaanku tidak seharusnya kupendam sudah cukup bagiku. Kamu sudah sangat baik padaku dan itu hampir sia-sia.]

"...Jika kamu tidak perlu lagi menyembunyikan perasaan cintamu, apa yang akan kamu lakukan nanti?"

[Ahaha... Aku rasa itu bukanlah sesuatu yang bisa aku pikirkan saat ini. Apakah Nagi-kun akan menerimaku sebagai seorang teman atau tidak sudah menjadi rintangan sangat sulit untuk diatasi.]

"Aku rasa itu tidak benar. Meskipun ia mungkin terganggu dengan jarak di antara 'teman'..."

[Takane-san mengenali Nagi-kun lebih baik dariku. Jika ia memiliki seseorang sepertimu di sisinya, aku yakin ia akan bersenang-senang dan bahagia... Begitulah, aku mulai berpikir ke arah situ lagi. Aku punya kebiasaan kalah.]

"...Itu tidak benar."

Jika hanya ada satu kesempatan, Asatani-san mungkin akan mampu untuk memberi tahu kebenarannya pada Nagito-san.

Jika dia melakukannya, aku mungkin tidak akan bisa menjadi pacar Nagito-san lagi. Hatiku sakit hanya karena memikirkan tentang itu, tetapi aku tidak bisa apa-apa selain merasakan sedikit penyesalan mengapa aku mengobrol dengan Asatani-san seperti ini.

[...Oh, benar juga, aku merasa malu untuk memberi tahumu ini, tetapi akan aku beri tahu. Aku belum berciuman dengan Nagi-kun atau apapun semacam itu. Tentu saja, em... Apapun yang lebih dari itu, juga belum pernah...]

"...A-Aku... mengerti..."

Itulah sesuatu yang aku tahu yang tidak seharusnya aku tanyakan, bahkan jika aku penasaran tentang itu. Aku mencoba untuk tidak memikirkan itu, meskipun itu tidaklah mustahil.

Tetapi aku merasa sangat lega ketika aku diberi tahu kalau tidak ada apa-apa yang telah terjadi di antara mereka – Aku tidak bisa apa-apa selain memikirkan tentang bagaimana yang akan Nagito-san rasakan ketika ia tidak mampu melakukan itu kepada orang yang sangat ia cintai.

Asatani-san terlalu penting untuk disentuh. Jika begitu masalahnya, Asatani-san – Dia seharusnya tidak mencoba untuk membayangkannya sebanyak itu, bahkan jika itu hanya sebatas 'teman'.

[Begitulah, itu sangat jelas, karena aku tidak bisa berkencan setelah ia mengakui perasaannya padaku.]

Asatani-san bilang "tidak bisa" dan bukan hanya "tidak".

Itu bukan berarti dia tidak berniat untuk berkencan. Dia ingin, tetapi dia tidak bisa – Jika begitu masalahnya, dan jika Nagito-san tidak pernah menjalin hubungan Asatani-san sebelumnya, Nagito-san mungkin masih belum berpacaran.

[...Jika kamu pergi berkencan dengan Nagi-kun, kalian akan pergi ke mana...? Tidak, aku seharusnya tidak menanyakan hal semacam ini. Hah~~ tetapi aku penasaran. Aku ingin mengikuti kalian secara sembunyi-sembunyi.]

"Ka-Kamu tidak bisa melakukan itu... Karena itu memalukan."

[Aku bukan hanya tertarik pada Nagi-kun, tetapi aku juga penasaran dengan pakaian macam apa yang akan dikenakan Takane-san. Aku yakin Takane-san bisa menjadi model majalah, dan aku mungkin akan mengenalkanmu ke perusahaan majalah yang biasanya aku kerja di sana.]

"Tidak, aku sangat tidak jago dalam penampilan publik... Aku bahkan gugup selama resital piano."

[Oh benar juga, Takane-san bisa bermain piano ya. Aku sudah penasaran dengan hal itu sejak aku melihat piano besar di layar.]

–Bersama dengan kucingnya, Senna-chan, Asatani-san menatapku dengan penuh harap dengan matanya yang berbinar layaknya anak kecil.

"Senna juga ingin mendengar permainan piano Takane-san, kan? Nozomi-chan, aku ingin mendengar kamu bermain, meong~"

Asatani-san, sambil memegang Senna-chan, melakukan ventrilokuisme. Melihatnya seperti itu, aku tidak bisa bilang kalau aku hanya memainkannya secara pribadi untuk Nagito-san.

"Musik seperti apa yang kamu suka?"

[Eh, apakah ini sungguh tidak apa-apa? Kalau begitu, aku ingin lagu yang santai.]

Sebagai respons dari permintaan Asatani-san, aku berpikir sejenak. Lagu yang aku pilih adalah lagu untuk video promosi sinetron yang telah aku buka ketika aku melihat iklan Asatani-san di situs video.

"Ah..."

Asatani-san tersenyum gembira saat dia tampaknya menyadari kalau itu adalah lagu dari sinetron yang dia bintangi dari awal. Kemudian, dengan Senna-chan di lengannya, dia mendekatkan matanya dan mendengarkan permainan pianoku.

Besok sepulang sekolah, aku dan Asatani-san seharusnya ketemuan dengan Nagito-san. Tempatnya akan berada di tempat parkir sepeda di mana Nagito-san selalu memarkirkan sepedanya.

Apa yang ingin dikatakan Asatani-san pada Nagito-san saat ini adalah bahwa dia ingin berada di sana untuknya seperti seorang teman, tanpa dijauhi dengan aneh.

Dan bahwa dia tidak membenci Nagito-san sampai hari ini. Dia akan memberi tahunya kalau dia akan melakukan yang terbaik sebanyak yang dia bisa, bahkan jika dia tidak dapat menuangkannya ke dalam kata-kata secara langsung.

Aku pikir ia mungkin akan sangat terkejut mengetahui apa yang kami bicarakan, dan alasan mengapa aku dan Asatani-san lebih akrab dari sebelumnya. Aku yakin semua itu sangat aneh dan akan membingungkan baginya.

Aku bisa mengerti kalau Nagito-san peduli dengan Asatani-san, dan aku ingin melakukan hal yang sama – Aku tahu betapa megahnya itu terdengar.

Meskipun begitu, aku tidak akan pernah kalah dari Asatani-san.

Jika Asatani-san menjaga jaraknya dari Nagito-san sebagai teman, mungkin suatu hari Asatani-san akan mampu memberi tahunya kebenaran itu.

(...Meskipun begitu, aku pastinya tidak akan melepaskannya. Pastinya aku tidak akan kalah... Bahkan jika aku sudah akrab dengan Asatani-san sebagai 'teman' mulai dari sekarang.)

Sampai saat ini, aku hanya menyukai Nagito-san dan ingin terus bersamanya.

Mulai dari sekarang, aku akan berteman dengan Asatani-san dan kami akan menghabiskan tiga tahun ke depan di sekolah yang sama.

Aku tidak ingin membuat Nagito-san terlalu khawatir, tetapi aku pikir cinta itu perang. Aku tidak bisa menurunkan kewaspadaanku bahkan sedikit saja lagi.

Aku sangat terganggu dengan pemikiran-pemikiran ini sehingga aku pergi tidur dua jam lebih lambat dari biasanya. Selama aku duduk di sebelah Nagito-san, aku tidak akan pernah tertidur di kelas atau memperlihatkannya sesuatu yang memalukan.

–Meskipun aku tidak bisa memperlihatkannya,

Nagito-san-ku yang tersayang-lah alasan mengapa aku tidak bisa tidur, jadi aku berharap kalau kamu bisa setidaknya berpura-pura sejenak kalau kamu tidak bisa melihatku.


←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama