Bab 1Bagian 2Kisah Memikirkan tentang Adik Perempuan Temanku
"Ah! Aku akan mencuci gelas kotor."
Akari-chan tersenyum sambil mengambil gelas yang kotor dariku. Dapur adalah sebuah ruangan yang sempit digabungkan dengan sebuah gang.
Dia menghilang di balik pintu yang memisahkan kamar tidur dengan jalan dan dapur, menggoyangkan rambutnya yang disanggul.
Aku ingat dia menggunakan rambut yang elastis untuk mengikat rambutnya ketika dia bersih-bersih... dan tampaknya, aku sangat stres sehingga aku bahkan tidak memperhatikan itu. Meskipun aku bilang begitu bukan berarti aku tenang saat ini.
Aku telah kuliah selama sekitar empat tahun sekarang, dan orang-orang yang pernah ke sini hanyalah laki-laki, dan dia adalah perempuan yang pertama.
Aku tidak memiliki banyak barang, untuk memulainya, tetapi memiliki seorang gadis membersihkan kamarku tampak agak seperti sebuah hukuman.
Dan – iya, itu mungkin seperti aku menilai orang-orang dari wajah mereka, tetapi satu faktor yang paling utama adalah bahwa Miyamae Akari seorang gadis cantik.
Aku tidak yakin apakah itu sesuai untuk mendeskripsikan seorang siswi SMA sebagai seorang anak kecil, tetapi dia memiliki pesona yang itu berada diantara "imut" dan "cantik" dengan sedikit getaran remaja.
Gayanya juga bagus. Seragam pelaut biasanya longgar, dan kamu tidak bisa melihat bentuk tubuh sejelas yang ada di manga. Tapi pada kasusnya, kamu bisa melihat dengan jelas pembesaran payudaranya, karena seragamnya terangkat oleh pembesaran itu, terkadang pinggangnya terkena, dan di saat yang sama, kamu bisa melihat pinggangnya yang ketat. —Eh?
"Ada apa dengan analisis tenangku ini?"
Aku menggelengkan kepalaku dan secara fisik menerbangkan gambaran Akari-chan yang mengambang di kepalaku.
Aku tidak harus memikirkan tentang fakta bahwa Akari-chan adalah seorang gadis cantik sekarang. Aku dan dia berasal dari SMA yang sama, dan ada desas-desus tentangnya jauh melampaui tingkatan batas angkatan.
Ah, ngomong-ngomong, Subaru sering lupa membawa bekal makan siangnya dari rumah, dan setiap kali dia melakukannya, Akari-chan akan datang dan mengantarkannya pada Subaru.
Akari-chan menyapaku setiap kali dia datang ke ruang kelas seperti itu... Tidak, itu, dia tidak bisa mengabaikan seorang kakak kelas yang sedang makan bersama abangnya.
Setiap kali aku melihatnya, aku berpikir kalau dia adalah seorang gadis cantik, dan ketika dia mengantar kotak bekal itu, aku memiliki kesan kalau itu pasti sulit baginya dan dia adalah seorang gadis baik yang menyayangi abangnya.
Aku tidak pernah mengira kalau rasa sayang terhadap abangnya ini akan berjalan terlalu jauh dan berakhir menjadi jaminan hanya untuk 500 yen, tetapi begitulah yang terjadi.
Sebuah jaminan. Dengan kata lain, hal yang berbau materi. Tetapi dalam kasus ini, dia adalah seorang manusia, tentu saja, dia adalah tawanan. Itu memiliki memiliki cincin yang tidak nyaman padanya. (TL Note: Kayaknya ini idiom tetapi Mimin belum menemukan artinya.)
Aku yakin bahkan profesional sungguhan yang menagih utang untuk mencari nafkah akan bingung jika seseorang menawarkan adiknya sebagai ganti dari 500 yen.
Aku penasaran apa alternatif lainnya ya jika utangnya itu 1.000 yen... Tidak, aku merasa seperti aku masih akan ditawarkan teori nol keuntungan atau kerugian ketika kemudian jumlah itu naik.
"Senpai."
"Uwa!?"
Tiba-tiba, wajah Akari-chan muncul di depanku, dan aku mengeluarkan suara aneh.
Akari-chan tersenyum padaku, meletakkan tangannya di atas mulutnya dan cekikikan.
"Kamu tampak agak terkejut."
"Maksudku, itu adalah reaksi yang normal, bukan?"
"Tolong terbiasa dengan itu segera. Kita akan tinggal bersama."
"Tinggal bersama..."
Tidak mungkin aku bisa dengan mudah menerima itu.
Namun, dua koper pakaian dan futon yang dikirim padaku terlalu serius harus dipertimbangkan sebagai lelucon. Yang terakhir seharusnya menjadi barang baru, tapi itu memiliki aura dari prajurit yang ganas. Seperti yang kuduga, ada waktu kapan produk itu dibuat bukan hanya harganya...
"Oh, iya, Senpai. Tentang isi dari kulkas itu."
"Kulkas itu?"
"Itu hampir kosong. Makanan semacam apa yang biasanya kamu punya di dalam sana?"
"Sesuatu seperti bekal dari toko serba ada, aku rasa."
"Apa?"
Karena beberapa alasan, dia memberiku desahan yang besar.
"Kamu tidak bisa melakukan itu. Kamu sedang masa pertumbuhan."
"Aku tidak merasa sedang berada dalam masa pertumbuhan lagi..."
"Senpai, apakah kamu tahu hal yang paling kurang dari seorang pria yang tinggal sendirian?"
"Mari kita lihat... dengan alur pembicaraan ini, mungkin sayur?"
"Bubuh~, aku akan memikirkan hukuman untuk jawaban yang salah nanti... Jawaban yang benar adalah 'makanan buatan tangan cewek'."
"Jawaban yang benar semacam itu mana ada!"
Tentu saja, ada kekurangan makanan dari seorang "pria" yang tinggal sendirian. Maksudku, negara macam apa itu negara yang berkecukupan?
"Hanya untuk dicatat, dari mana kamu menarik informasi itu?"
"Itu adalah kesan egoisku."
"Itu benar-benar hanya keegoisan, bukan?"
Apakah aku akan dihukum karena membuat kesalahan dalam sebuah kuis di mana sang? " penanya memiliki keuntungan, sebaliknya, sudah pasti menang?
"Faktanya, Senpai yang kekurangan komponen makanan buatan tangan cewek dalam kehidupan akan mati sebelum terlalu lama..."
"Aku tidak akan begitu! Lihat, saat ini di depan mata Senpai, seorang gadis sempurna telah tiba, bukan?"
"Apakah kamu baru saja bilang begitu tentang dirimu?"
"Aku akan membuatkanmu masakan rumahan! Lagipula, aku adalah pembayaran untuk utang abangku. Aku akan menyajikanmu masakan yang enak dan pastikan untuk menangkap perutmu."
"Kamu ingin meracuniku, ya?"
Membunuh kreditor hanya untuk utang 500 yen hanyalah seorang psiko yang sia-sia. Aku yakin akan lebih mudah untuk membayar kembali 500 yen daripada membunuh mereka.
"Itu bukan kesalahan dalam suatu hal. Orang-orang terus-menerus bermetabolisme dan terlahir kembali. Aku akan terlahir kembali menjadi sebuah keberadaan yang baru melalui masakanku."
"Kamu mengatakan sesuatu yang tidak aku mengerti lagi."
"Jadi, Senpai. Mari kita membeli beberapa bahan masakan!"
Akari-chan menyarankan itu dengan tersenyum selagi dia melepaskan rambut elastisnya dari kuncir kudanya.
Cara rambut panjang yang menari di udara, terbebas dari belenggunya, memang sangat elegan. Itu seperti di iklan shampo.
Aku tidak bisa apa-apa selain terpesona olehnya, aku menyadari lagi bahwa dia adalah seorang gadis cantik. Meskipun dia adalah adik perempuan temanku.
(TL English Note: Males bat dah nerjemahin bab yang panjang.)
(TL Note: Sabar bang!, Wkwk.)
←Sebelumnya Daftar Isi Selanjutnya→