Yuujin ni 500 - Seri 1 Bab 1 Bagian 3 - Lintas Ninja Translation

Bab 1
Bagian 3
Kisah Berbelanja dengan Adik Perempuan Temanku

"Senpai, itu memalukan untuk membiarkan kulkas kosong ketika kamu punya kulkas, bukan?"

Sambil mencari-cari pasar swalayan besar terdekat, Akari-chan tertawa putus asa.

Dalam perjalanan ke luar, Akari-chan mengganti seragam pelautnya ke pakaian cool-biz dan santai berupa kaos dan celana pendek.

(TL Note: Lebih lengkapnya tentang Cool-Biz bisa di baca di sini.)

Jika dia berencana untuk berganti pakaian, seharusnya dia tidak mengenakan seragam pelaut dari awal. Meskipun itu seragam musim panas, itu pasti akan panas.

Ah, aku menunggu di luar ketika dia sedang ganti pakaian, kamu tahu. Itu adalah perasaan yang aneh mendapati adik perempuan temanku berganti pakaian di kamarku.

"Ahaha, itu benar."

Aku tersenyum kembali pada ucapannya yang ringan. Aku tidak bisa membantahnya sama sekali.

Ketika kamu mulai menjalani kehidupan dengan bergantung pada bekal toko serba ada. Kamu tidak akan menghiraukan untuk membeli yang lainnya. Kulkas itu telah berubah menjadi mesin yang didedikasikan untuk mendinginkan teh jelai, dan itu benar-benar tidak berguna.

"Ngomong-ngomong, Senpai. Ketika aku sedang mencuci gelas, aku mendapat kesempatan untuk melihat ke dapur."

"Eh, benarkah?"

"Tentu saja. Itu adalah tanggung jawabku yang penting sebagai jaminan utang abangku untuk mengerti lingkungan hidup Senpai."

"Pasti sulit, menjadi jaminan utang..."

Meskipun posisi itu tidak terdengar seperti sesuatu yang aku ingin ikut campur, Akari-chan tampaknya menikmatinya sendiri.

Dalam perjalanan ke pasar swalayan, dia bersenandung bahagia meskipun matahari yang bersinar tiada henti dan aspal yang membakar kakinya.

"Senpai, menilai fakta bahwa kamu memiliki sedikit peralatan masa, tampaknya kamu juga mencoba memasak sendiri ketika kamu pertama kali mulai tinggal di sini, bukan?"

"Euh.."

"Tetapi kamu menyerah duluan dan bergantung pada toko serba ada 24 jam..."

Akari-chan mengepalkan telapak tangannya dengan erat dan mengerang frustrasi.

Mengapa kamu sangat memusuhi dengan toko serba ada...!

"Tetapi tidak masalah sekarang!  Aku akan menyediakanmu masakan yang jauh melampaui bekal toko serba ada, dan aku akan menembak (mengenai) tepat di jantung!"

"Daerah sasaranmu diubah menjadi bagian yang lebih mematikan dari perut...?"

Akari-chan memasukkan sayuran ke troli belanja yang aku dorong sambil aku berpikir kalau aku mungkin seharusnya melihat lebih dekat ke makanan macam apa yang dia beli...

Pada pandangan pertama, sepertinya dia hanya melewati gerakannya, tetapi pada keadaannya, dia tampaknya melihat setiap barang dengan teliti dan dengan hati-hati memilihnya, yang menunjukkan keakrabannya dengan pilihan makanan semacam ini.

"Tetapi, ini agak aneh."

"Mengapa?"

"Datang ke toko grosir seperti ini bersamamu."

"Ah... Iya, aku rasa begitu."

Hubunganku dengannya yaitu adalah seorang teman abangnya dan seorang adik temanku. Itu lebih canggung bagiku karena aku tahu potongan-potongan informasi tentangnya melalui Subaru daripada orang yang benar-benar asing.

"Pasti sulit bagimu, Akari-chan, dengan segala hal seperti jaminan dan semuanya... Meskipun itu sesuatu yang akan dikatakan Subaru."

"Iya, bahkan abangku bermasalah... Aku juga sudah sering didorong."

Aku penasaran apakah itu hanya imajinasiku kalau dia tampak seperti berada dalam suasana hati yang baik.

"Ah, Senpai! Aku tahu ini tampaknya agak terlambat, tetapi apakah kamu punya makanan apapun yang kamu sangat sukai atau benci? Juga, apa yang ingin kamu makan?"

"Ah... Tidak ada yang secara khusus."

"Itu jawaban yang paling merepotkan. Kamu tahu."

Akari-chan sedikit cemberut. Namun, dia segera tersenyum.

"Iya, saat ini, kamu tidak tahu masakan seperti apa yang aku jago dalam membuatnya, iya kan? Namun, kamu mampu untuk melakukannya sekarang."

"Mengapa ini seperti deklarasi perang...?"

"Fufufu. Bagiku, yang menulis di album kelulusan SD-ku kalau impian masa depanku untuk menjadi seorang istri, dapur dan pasar swalayan bagaikan medan perang. Dengan mempertaruhkan harga diriku, Aku akan segera memastikan kalau kamu tidak akan bisa hidup tanpaku!"

Akari-chan berkata dan tertawa selagi dia mendekatiku seperti dia sedang menapaki langkah.

–Jadi, harap bersiap-siap untuk itu, Senpai.

Dia berbisik sangat dekat padaku sehingga aku bisa merasakan napasnya di telingaku.


←Sebelumnya               Daftar Isi            Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama