Danjoru? - Jilid 1 Bab 1 Bagian 2 - Lintas Ninja Translation

Bab 1
Bagian 2
Bersama Selamanya

Himari membawa sekotak yogurt.

Ngomong-ngomong, aku mengambil sekotak yogurt yang lain dari saku bajuku, dan menaruh sedotan itu di mulutku. Mengambil itu seolah-olah berterima kasih padanya.

Ah, itu dingin. Karena fokus bekerja, aku agak haus... Jika memungkinkan, aku akan lebih memilih Pokari dibanding yogurt.

[Himari, bukankah kamu baru saja diundang ke karaoke?]

[Apakah benar begitu? Aku menolak.]

[Sayang sekali, meskipun mereka bersusah payah untuk bertanya. Bahkan orang-orang yang baru saja memasuki kelasku untuk pertama kalinya, bukankah lebih baik untuk nongkrong dengan mereka?]

[Hmm. Itu tidak masalah, tetapi Yuu menatapku dengan mata yang cemburu~.]

[Aku tidak menatap. Jangan mengada-ada sendiri ah.]

Himari tersenyum.

Entah mengapa aku merasa seperti dia berkata [Karena aku ingin berbagi denganmu keberuntungan terbaik di dunia untuk dapat memonopoli seseorang seimut aku, mari bersenang-senang sedikit, yuk?] Itu benar kalau dia imut, tetapi daripada memaksanya untuk membeli itu, itu adalah trik seorang penipu.

[Tetapi, bukankah kamu memberikanku tatapan antusias itu?]

[Tidak, aku hanya mengingat festival budaya sewaktu SMP. Rambutmu, waktu itu, masih panjang, iya kan?]

[Kalau begitu, Yuu juga lebih tinggi. Aku dulu lebih tinggi darimu waktu itu, iya kan?]

[..........]

Ketika aku mencoba untuk berdiri, Himari merangkul leherku dan mengibarkan kakinya.... Tepatnya, daripada bilang Himari tidak begitu tinggi, aku terlalu tinggi.

Melihat ke jam dinding, itu sudah tepat pukul 5 sore.

[Wah. Itu cukup. Tolong lepaskan aku?]

[Tidak mendengar~. Ini adalah tempat duduk spesialku.]

[Ini...]

Iya, aku sudah terbiasa dengan ini.

[....Seperti yang diharapkan, kemajuan sangat buruk di hari biasa. Jika kamu bisa melakukannya di  rumah, itu akan lebih seru.]

[Kamar Yuu, masih bukan tempat yang bagus?]

[Kucingku masih bermain dengan bunga ketika aku bekerja. Dia, bahkan jika dipindahkan ke tempat lain, masih bisa segera ditemukan.]

[Ahaha. Kamu juga bisa melakukan ini di rumahku. Kita masih memiliki kamar cadangan, kita bisa menggunakannya sebagai loka karya.]

[Tidak. Abangmu, akan segera membelikan sushi yang mahal.]

Disambut oleh seluruh anggota keluarga, sebaliknya, para anak lelaki di masa pubertas merasa tidak nyaman... Orang-orang yang memiliki kuasa di desa, memiliki gambaran yang menakutkan.

[Tetapi akhir-akhir ini, tampaknya bunga saja belum cukup.]

[Walaupun itu lebih baik untuk membeli lebih banyak bunga di toko.]

[Seperti yang diharapkan, tetapi aku masih ingin menampilkan sesuatu dengan kepercayaan diriku.]

[......Se~ru. Benarkah.]

Tidak, mengapa dia tampak sangat bahagia?

Aku sudah bergaul dengan Himari sejak waktu yang lama, tetapi aku masih belum mengerti poin lucunya.

Tetapi, dua tahun telah berlalu, sampai sekarang aku tidak merasa kami benar-benar berteman. Meskipun Himari memiliki banyak teman, dan mungkin sudah bosan padaku...

[Apapun yang kamu bilang, terima kasih atas Instagram Himari.]

Kata "Kamu" yang Himari perkenalkan, secara umum, diriku.

Aku tidak suka main Instagram, dia hanya memamerkan perhiasanku.

Seperti postingan es krim gelato hari ini, Himari selalu mengenakan perhiasannya di setiap postingan. Memperkenalkan sebuah situs web yang menjual barang dengan akun Himari, itu adalah sebuah sistem di mana orang-orang yang menyukai perhiasan-perhiasan itu bisa memesannya.

Itu adalah strategi untuk mempromosikan perhiasan bunga sekaligus mengumpulkan dana untuk membuka toko.

Sewaktu SMP, aku mencoba banyak cara. Sering mengunjungi pasar lama di sekitar sini, mengunggah proses produksinya ke YouTube... Dan sebagai hasilnya, itu berhasil dengan baik. Pada akhirnya, itu hanya dipahami sebagai "Kecantikan dan Perhiasan Bunga".

[Ngomong-ngomong soal itu, Himari. Apakah kantor media hiburan menghubungimu sebelumnya?]

[Ah~, karena aku hanya ingin bertahan sampai akhir masa SMA, aku menolak.]

[Benarkah. Sayang sekali.]

[Ahaha. Itu semua yang bisa kulakukan, jika tidak aku tidak akan mempromosikan perhiasan Yuu lagi.]

[Meskipun disebutkan kalau mereka datang jauh-jauh untuk menemuimu.]

[Hm~. Karena aku merasa tidak nyaman jika dunia tahu betapa imutnya aku. Hei, bukankah raja minyak akan melamarku pada pandangan pertama? Jika begitu, pertempuran untuk posisi menjadi istri resmi itu akan terjadi dan berubah menjadi tragedi.]

[Apa itu arogan? Siapa yang peduli tentang itu.]

Himari dengan bahagia melihat ke tanganku, kotak yogurt Himari berbunyi *zu zu.*.

Tetapi ketika bunyi kotak yogurtku berbunyi, Himari berkata, [Apakah kamu sudah selesai minum? Berikan kotak itu padaku!] lalu melipat kedua kotak itu bersamaan dan menaruh keduanya di tas.

[Tidak, karena aku dan Yuu mengalami hal yang yang sama, jika Yuu tidak bisa menikah, aku akan bertanggung jawab. Dan akan minta maaf pada kalian berdua?]

(TL Note: Mungkin kalian berdua yang dimaksud di sini adalah Yuu dan cinta pertamanya.)

[Bisakah kamu membuang ide itu untukku? Jika Himari membuat kesalahan, abangmu akan memanggilku "adik ipar-kun" lagi.]

[Baiklah. Jadilah adik ipar-kun.]

[Tidak ada. Bahkan jika kamu tidak dapat menanganinya sendirian, itu tidak seperti aku memiliki seorang abang yang berisik sepertimu."

[Baiklah. Karena vilaku sangat luas. Cukup untuk menjamin privasi untuk 3 rumah tangga.

[Mengapa kamu bisa tinggal dengan abangmu secara normal.]

Aku sangat takut kalau itu akan terjadi. Dikelilingi oleh keluarga Himari dari pagi hingga malam, atau hanya bermain permainan berhukuman.

[Jika kamu tidak menyukainya, bukankah seharusnya Yuu menikah duluan? Juga sudah setahun sejak kamu masuk SMA, kamu sudah memiliki seseorang yang kamu sukai, bukan?]

[Tidak, mengenai hal itu...]

[Eh. Kamu masih belum bisa melupakan cinta pertamamu itu.]

[Ba-banyak hal terjadi. Yang tidak bisa untuk tidak dilupakan. Aku tidak merasa pertemuan itu meninggalkan begitu banyak kesan.]

[Kesan dari pertemuan itu ya. Gadis yang tersesat di kebun raya, bukan?]

[Em. Pohon kembang sepatu yang kami lihat waktu itu sangat indah. Gadis cantik dan dewasa yang mengenakan gaun panjang berwarna putih. Sangat lucu kalau gadis itu tersesat, dan terus memegang tangannya dan mengikutinya.]

[.........]

Himari terus menatapku.

Merasa agak serius, dan Himari terus mencolek pipiku.

[Apakah akan terus bilang begitu?]

Himari mencibir seorang "dia".

[Gadis itu, bukankah itu hanya delusi menjijikkan Yuu.]

[Aku memukulnya.]

[Atau, kamu begitu menyukai bunga sehingga kamu melihat sebuah ilusi...]

[Bisakah kamu menjelaskan betapa bedanya itu dari halusinasi yang menjijikkan?]

[Kepribadian pemimpi adalah pesona Yuu, bukan. Tetapi bukankah seharusnya kamu membidik gadis di kenyataan juga?]

[Me-mengapa. Begitu juga tidak masalah.]

[Karena, bahkan jika dia bertemu dengan cinta pertamanya lagi, dia tidak akan menyukai seseorang yang masih perjaka, bukan?]

Kata-kata itu menusuk dadaku.

Aku secara tidak sengaja menjatuhkan perkakas yang baru saja aku bersihkan.

[Baiklah! Juga, aku tidak berpikir aku ingin melihatmu lagi!]

[Em. Jika kamu tidak ingin menyembunyikan keperjakaanmu, kalau begitu lakukan saja yang Yuu mau.]

[Sejak awal! Kamu selalu berada di sisiku, itulah mengapa aku sering diberi tahu kalau aku punya pacar.]

Aku, membantah dengan seluruh tubuhku.

Tetapi, Himari menutup mulutku, menyeringai sambil memukul dadaku.

[Eh, karena terkadang aku masih punya pacar, bukan? Itu hanya karena Yuu tidak cukup mempesona, bukan? Jangan salahkan dirimu!]

[Kamu mendapat rumor buruk dari cowok campakkan, bukan? Mengapa ada rumor kalau aku memaksamu.]

[Apakah benar begitu? Aku, hanya membicarakan tentang Yuu di depan pacarku?]

[Ini benar-benar menyebalkan untuk menghentikannya!! Aku penasaran apakah ada daerah ranjau di sekolah!]

[Dikarenakan, itu bukan karena aku menyukai mereka karena aku sedang berpacaran.]

[Lalu, mengapa kamu berpacaran?]

[Hm? Untuk menghabiskan waktu.]

[Uwah. Itu tugas kita, itu benar-benar poin minus.]

[Ahaha. Sampai hari ini, aku masih belum mengerti apa itu cinta.]

Ini sudah dua tahun sejak festival budaya dimulai.

Kisah cinta di antara kami berdua belum berubah.

[Iya, itu masih seperti itu sampai sekarang. Itu merepotkan ketika aku berumur 30 tahun dan masih belum mempunyai penerima.]

[Kamu, apakah kamu tidak berencana untuk menikah sebelum toko dibuka?]

[Aku tidak memiliki keinginan untuk menikah dari awal. Tetapi jika Yuu menikah duluan, aku mungkin akan dipaksa untuk melihat wajahku. Tolong maafkan aku.]

[Jangan menyembunyikan dirimu selamanya. Lihatlah mata itu atau apalah, cepatlah menjadi seorang pengantin.]

[Pihak lain, apakah itu orang yang tua? Yuu, bisakah aku menikahi seorang pria yang berumur sama dengan ayahku?]

[Eh, benarkah?]

[Em. Tubuh mudaku, akan ternodai oleh tangan licin orang yang tua itu....]

[Ah, iya. Terkadang cowok sepertiku mengatakan kata-kata erotis yang memadamkan suasana hati...]

[Apakah gadis kasar ini meminta maaf juga?]

[Bukankah itu gambaran yang imut...]

Karena beberapa alasan, itu tampak seperti siswa SMA yang menemukan sebuah buku p*rn* di sebuah taman yang sepi.

Itu terasa seperti mengobrol dengan cowok ketika aku mendengar senpai ini dan gadis itu telah menjalin hubungan cinta... Meskipun dia seorang gadis cantik seperti ini seperti ini, aku tidak merasa gugup sama sekali.

[Tetapi akhir-akhir ini, sudahkah kamu memeriksa matamu?]

[Iya. Jika tidak, setelah kelulusan itu akan terjadi terus-menerus. Dan gambaran itu akan selesai di antara para kenalan. Itulah mengapa aku belum memutuskan langkah ke depannya.]

[Ah. Kalau dipikir-pikir lagi, kamu dimarahi di masa kelas sepuluhmu karena berubah menjadi lembaran kosong, ya...]

[Karena aku memberi tahumu untuk menuliskan apapun di awal, aku menulisnya sebagai "pengantin Yuu", tetapi aku dimarahi....]

[Itu memang pantas untuk dimarahi.]

Bukankah itu hanya dengan santainya menggunakan nama orang lain.

Tidak heran, sejak saat itu guru akan menanyakan hal-hal yang aneh seperti [Apakah kamu masih memegangnya?]. Meskipun aku masih membawanya sekarang, aku tidak punya keinginan untuk menggunakannya.

[....Tetapi, apakah di Era Reiwa ini masih ada yang nongkrong dengan orang-orang kaya?]

(TL Note: Zaman/Era Reiwa dimulai pada tanggal 1 Mei 2019 sampai sekarang.)

Itu sudah ketinggalan zaman. Cara itu menentukan kehidupanku, aku tidak ingin menderita sama sekali.

Terlebih lagi, pihak lain itu dua kali lebih tua...

[Kalau begitu, sampai saat nanti, kabur saja... Lagipula kita kan bersahabat.]

(TL Note: Gue gak ngerti di sini maksudnya kabur saja, itu dia ngajak kabur bareng, atau ngajak kawin lari. Gue pribadi lebih senang kalau dia ngajak kawin lari, hehe.)

Aku berbalik dengan wajah yang bertekad, setelah dia baru saja mengatakan kalimat yang keren semacam itu.

Tepat setelah itu aku melihat wajah Himari memerah, mencoba menahan tawanya. Pipi yang mengembung seperti tupai, baru saja gemetaran.

Tentunya aku bisa mengerti..... Aku, digoda olehnya.

[Puha. Itu cuma bohongan.]

[Kamu, aku jadi kena kan!?]

[Sekarang, bagaimana bisa ada pertemuan semacam itu. Apakah kamu membaca terlalu banyak novel erotis?]

[Kamu, kamu yang bilang hal-hal seperti tangan licin, iya kan?]

Himari mengelus rambutku, dan hanya tersenyum pada dirinya.

[Jangan khawatir, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku, masih berencana untuk menikmati tempat duduk yang spesial ini sebentar lagi.]

Dua lengan memutar lenganku.

Aku memukul lengan itu, mencoba untuk melawan balik.

[Leher~. Tempat duduk yang spesial itu, sangat solid.]

[Cowok dengan leher paling nyaman di Jepang~.]

[Nama panggilan apa itu? Bukankah itu seru?]

[Gadis dengan lengan paling nyaman di Jepang~.]

[Bagaimana itu? Kamu, terlalu kurus untuk  memanggil nama itu... guu, kamu, ih, gunakanlah gaya!?]

Tepat pukul 6 sore bel berdering, ketika Himari menggodaku dengan ekspresi semacam itu.

Klub olahraga dapat berjalan sampai pukul 8 malam, tetapi klub budaya pada dasarnya hanya bisa berjalan sampai batas itu. Bangunan terpisah, juga bersiap-siap untuk tutup. Harus segera pergi sebelum itu.

[Hanya datang ke sini hari ini, ya?]

[Iya, iya.]

[Jangan cuma bilang iya. Akankah kamu membantuku juga?]

Lalu dia melepaskan pegangannya dari leher. Berdiri sendiri. Bukan kejuaraan, tetapi berayun selamanya. Leherku benar-benar kuat, diseret seperti itu.

[Kalau begitu, Himari-san. Periksalah ulang sebelum keluar. Perkakas untuk bekerja, oke.]

[Bunga, oke.]

[Kunci, oke.]

[Mau mampir ke Mekdi?]

[Tidak. Mungkin aku akan memakan sushi.]

[Ah, benarkah itu? Kalau begitu, aku akan kirim kalimat ini ke abangku. 'Karena aku akan makan sushi bersama Yuu hari ini, Abang harus membelikan sushi yang mahal ya.'.]

[Tidak masalah untuk makan di Sushir*! Dental!? Dental!?]

[...Haa. Adik ipar-kun benar-benar jelek.]

Siapa yang adik ipar?

Kami mengunci pintu ke ruang sains, dan pergi.

Itu adalah hari biasa bagiku dan Himari.

Kebun kecil kami, yang mana telah dibudidayakan sejak dua tahun terakhir.

Dan, bukan hanya itu. Hari berikutnya, gerigi itu memiliki sedikit masalah.


←Sebelumnya             Daftar Isi            Selanjutnya→


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama