Gimai Seikatsu - Musim 1 Episode 7

 Episode 7
Sentuhan yang Segar sampai ke Perkembangan Rom-com yang Terkenal...


Narasi:

Ayase Saki: [Dibagi menjadi fraksi kopi dan fraksi teh hitam, adik kakak ini berdamai karena...]


Intro:

<Berlatar di Dapur.>

Ayase Saki: [Selamat pagi, Asamura-kun.] [...Apa yang kamu lakukan di dapur?]

Asamura Yuuta: [Pagi. Aku sedang membuat kopi, apa kamu mau juga, Ayase-san?]

Ayase Saki: [Mmm... Tidak, terima kasih. Aku tidak usah.]

Asamura Yuuta: [Be-Benarkah? Buat aku saja kalau begitu.]


Narasi 2:

Ayase Saki: [Permulaan pagi berikutnya.]


Intro 2:

<Berlatar di Dapur.>

Asamura Yuuta: [Selamat pagi.] [Mmm... bau ini...]

Ayase Saki: [Selamat pagi. Aku telah membuat teh hitam, kamu mau juga, Asamura-kun?]

Asamura Yuuta: [Ahh... Maaf, Aku benar-benar tidak ingin minum apapun saat ini.]

Ayase Saki: [...Aku mengerti, aku hanya akan membuatnya untukku kalau begitu.]

Asamura Yuuta: (Aku benar-benar tidak menyukai bau tajam teh hitam... Maaf, Ayase-san.


Tema Pembuka:

Asamura Yuuta: [Abang tiri yang asosial dan biasa-biasa saja.]

Ayase Saki: [Adik tiri yang tidak asyik dan terlihat seperti gyaru dari luar.]

Keduanya: [Apa yang akan terjadi jika dua kutub yang berlawanan itu bersatu menjadi adik kakak. Hari-Hari Bersama Adik Tiri (Gimai Seikatsu).]


Narasi 3:

Ayase Saki: [Pagi di hari berikutnya.]


Cerita Utama:

<Berlatar di Dapur.>

Asamura Yuuta: [Oke! Bangun lebih awal dari biasanya.] [Sekarang, aku akan menuju ke dapur untuk membuat kopiku...] [...Ah!]

Ayase Saki: [Selamat pagi. Kamu lebih awal pagi ini, ya.]

Asamura Yuuta: [Be-Begitu juga denganmu, Ayase-san... Apa ada sesuatu?]

Ayase Saki: [...Aku mungkin berpikiran sama sepertimu, Asamura-kun.]

Asamura Yuuta: [Jadi pada dasarnya... kamu ingin  bangun lebih awal dariku dan menyeduh teh hitam.]

Ayase Saki: [Ya. Tepat sekali.] [Aku benar-benar tidak suka kopi. Tidak tahan dengan rasa pahitnya.] [...Aku tidak mau dilihat kekanak-kanakan, itulah mengapa aku terus diam soal itu sampai sekarang.]

Asamura Yuuta: [Aku mengerti...] [Sebenarnya... Aku bukanlah penggemar berat teh hitam.]

Ayase Saki: [Iya... Aku pikir itu mungkin terjadi.] [Itulah mengapa ini tidak masalah. Kita bisa membuat yang manapun yang kita pilih.]

Asamura Yuuta: (...Tetapi, Apakah begini benar-benar cukup bagus...?) (Itu fakta kalau aku benar-benar tidak menyukainya, tetapi... tidak menunjukkan ketertarikan terhadap apapun itu...) [Ayase-san, ah...]

Ayase Saki: [Asamura-kun, ah...] <Bersamaan dengan Yuuta.> [Ada apa? Tiba-tiba ngomong begitu.]

Asamura Yuuta: [Be-Begitu juga denganmu, Ayase-san. Silakan duluan.]

Ayase Saki: [Kalau begitu...] [Mumpung kamu ada di sini keberatan tidak mengajariku caranya menyeduh kopi?]

Asamura Yuuta: [Eh, mengapa...?] [Ayase-san, kamu tidak menyukai kopi, kan?]

Ayase Saki: [...Aku mungkin akan membuatkannya untukmu saat kamu masih setengah ngantuk, atau pada kesempatan lainnya.] [Juga, aku mungkin tidak menyukainya, tetapi...] [Itu tidak berarti aku tidak tertarik.] [Kalau tidak mau tidak apa-apa, sih.]

Asamura Yuuta: [Tidak, aku akan mengajarkanmu!] [Pertama-tama, kamu taruh bubuk kopi itu di atas kertas...]

Ayase Saki: [Seperti ini, bukan.] [Oh iya, apa yang ingin kamu bicarakan sebelumnya?]

Asamura Yuuta: [Ah, Em...] [...Aku penasaran apakah kamu bisa mengajarkanku  caranya membuat teh hitam...?]

Ayase Saki: [...Tentu. Setelah kita selesai membuat kopi, aku akan mengajarkanmu.] [Kita bisa berbagi pendapat kita setelah mencoba masing-masing minuman, bagaimana menurutmu?] [Mendengarkan pendapat dari orang yang menyukainya mungkin akan membuat kemampuanmu meningkat bahkan lebih tinggi.]

Asamura Yuuta: [I-Iya, mari kita lakukan itu!] (Orang yang menyukainya...) (Jadi yang dia maksud itu orang-orang yang menyukai teh hitam dan kopi... Membuatku kaget saja.) [Aku membuatnya seperti yang kamu ajarkan padaku. Ini, silakan dicoba.]

Ayase Saki: [Terima kasih. Ini, silakan dinikmati kopinya.]

Asamura Yuuta: [Terima kasih banyak.] [Mmm... Aromanya enak. Selamat minum.]

Ayase Saki: [Selamat minum juga. ...Dan warnanya bagus sekali. Terlihat enak.]

Asamura Yuuta: (Itu benar... Ini bukanlah sesuatu yang layak untuk diadu.) (Selama kita saling menghargai satu sama lain, peduli akan selera mereka dan itulah yang membuat mereka...)


<Kalimat di bawah ini diucapkan bersamaan antara Yuuta dan Saki.>

Asamura Yuuta: [Sangat manis!!]

Ayase Saki: [Sangat pahit!!]

Asamura Yuuta: [Perutku akan meleleh.]

Ayase Saki: [Lidahku akan mati rasa.]

<Akhir dari dialog bersamaan>


Asamura Yuuta: [A-Ayase-san, berapa banyak gula yang kamu masukkan ke dalam kopi ini?]

Ayase Saki: [Begitu pula denganmu, berapa lama kamu menyeduh tehnya?]

Asamura-kun: [I-Ini... mungkin hanya masalah selera... sepertinya...]

Ayase Saki: [Iya... Kemungkinan besar.] [Sepertinya kita hanya bisa menghabiskan waktu kita dan belajar lebih banyak tentang preferensi kita masing-masing.]

Asamura Yuuta: [Iya... Aku akan melakukan tindakan yang tepat.] (...Tunggu? Apa itu berarti...?) (Apa dia ingin membuat kopi lagi di masa depan...?)


Pesan Penutup:

Ayase Saki: [Terima kasih sudah menonton. Pastikan untuk B*rl*ngg*n*n, dan ikuti kami di T**tt*r.]


Bonus:

<Berlatar di Dapur.>

Ayase Saki: [Asamura-kun, ini kopi untuk hari ini...]

Asamura Yuuta: (Dia membuatnya sesuai preferensiku...) (...Apa dia dengan mudahnya terobsesi pada hal-hal semacam ini.)


←Sebelumnya         Daftar Episode        Selanjutnya→


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama