Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 7 Bab 167 - Lintas Ninja Translation

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-seri-7-bab-167-bahasa-indonesia-di-lintas-ninja-translation

Bab 167
Sasaki, yang Terang dan yang Gelap

Yuki-chan dan Sasaki-san saling berpandangan dan tampak terkejut. Aku yakin kalau mereka berdua seumuran, jadi menurutku tidak heran kalau mereka berdua sudah saling bertemu satu sama lain di suatu tempat. Mereka punya nama keluarga dengan ejaan yang sama, jadi mungkin karena itulah mereka punya kesan yang kuat satu sama lain.

"Eh, eh, apa kamu benar-benar Yuki-chan?"

"Fūka-chan...? Eh, kok kamu berpenampilan kayak gitu...?"

"Yu-Yuki-chan, kamu sendiri juga, kok kamu kayak punya aura tertentu...?"

...Hmm? Kayaknya ada yang tidak beres nih...? ...Aku rasa mereka berdua tampak tidak terlalu senang saling bertemu satu sama lain. Cara berpenampilan...? Aura tertentu...? Apa ada yang salah dengan itu? Mereka berdua cukup standar saja menurutku.

"Ichinose-san, apa kamu tahu sesuatu...?"

"..."

Ichinose-san menggelengkan kepalanya sambil mengintip mereka berdua dengan gemetaran dari balik punggungku. Mungkin dia telah merasakan suasana yang membuatnya merasa tidak nyaman, makanya dia menatapku dengan ekspresi gelisah di wajahnya. Aku mau melindunginya. Aku tidak dapat berhenti merasakan insting untuk menjaganya bagaikan peran seorang ayah. Aku mau menyuapinya Cenobic*.

(TL Note: Minuman yang memberi energi pada tubuh dan mengisi kembali persediaan nutrisi yang diperlukan.)

"Apa kalian berdua saling kenal?"

"Eh...!? I-Iya! Kami berdua bersekolah di SMP yang sama, dan meskipun kelas kami berdua sekarang berbeda, tetapi aku ada di kelas yang sama dengannya sampai tahun lalu!"

"Eh...? ...Yuki-chan, jadi kamu bersekolah di SMP Mishirohama juga, ya...?"

"Ada apa denganmu, Sajou-san? Raut wajahmu seakan-akan bilang kalau itu mustahil? Bukannya kamu terlalu kasar padaku? Apa kamu mengeluh kalau cewek cantik kayak aku merupakan seorang siswi di SMP Mishirohama? Aku ini adiknya Abang, bukan? Bukannya itu sudah jelas? Tentu saja aku akan membunuhmu."

Astaga, dia menatapku dengan mata yang lebar. Menakutkan, menakutkan... ...Dia tampak kayak dia hendak mengeluarkan pistol setrum dari saku pakaian yang dia kenakan di sekujur tubuhnya. Atau mungkin saja itu bel keamanan. Aku yakin dia akan membunyikannya di tempat yang ramai ini dan aku akan langsung dikeluarkan dari sekolah ini dalam sekejap.

Maksudku, Eh...? ...Yuki-chan jug bersekolah di SMP Mishirohama... ...Kayaknya, hmm... ...Aku tidak suka itu. Itu merusak citra baik SMP itu. Aku punya kesan soal sekolah itu merupakan taman kembang di mana cewek-cewek SMP kayak Sasaki-san berkumpul. Aku tidak pernah menyangka kalau ada ada seorang cewek Yandere bermata gelap, penyayang abang, dan memproklamirkan dirinya sebagai seorang cewek cantik di sana.

"Hawawa... ...Yuki-chan, kamu jadi banyak bicara, ya?"

"Tunggu, Fūka-chan...!"

Yuki-chan, yang mengira kalau dia sudah membuatku terkesan, mulai panik saat Sasaki-san menatapnya. Dia jadi sangat emosional. Anehnya, aku merasa kalau kegelapan yang tampak di matanya telah hilang. Ini merupakan pemandangan yang langka.

"Apa, jadi Yuki-chan itu tidak banyak bicara di sekolah, ya?"

"Iya, seakan-akan kayak dia itu seorang kuudere!"

"Kuudere?"

"Fūka-chan...!"

Aku tidak pernah menyangka kalau kata-kata kayak gitu akan keluar dari mulut Sasaki-san... ...Aku merasa kayak dia terus-menerus jadi racun buatku, yang hidup di dunia yang biasa saja ini. Eh, memangnya Yuki-chan itu seorang kuudere? Bukannya dia itu seorang Yandere, dan anggapan itu sama sekali salah? Memangnya di mana unsur kuudere-nya?

Sejauh ini, buatku, dia cuma tipe cewek nakal dan lancang yang aku harapkan ada pada adik cewek para protagonis kisah komedi romantis.

"Eh, kamu sedang berpura-pura jadi seorang karakter?"

"Ti-Tidak, kok, aku sedang tidak berpura-pura jadi seorang karakter! Aku cuma tidak tertarik pada siapapun atau apapun kecuali Abang!"

"Apa yang kamu katakan saat perjalanan ke dan dari sekolah?"

Aku mendapati beberapa orang pria dan wanita, tua dan muda, yang akan memberikan kami pandangan yang negatif. Aku yakin itu lengkap untuk setiap generasi. Dia bisa berkeinginan untuk jadi adik cewek Yandere di negara ini. Kayaknya waktunya akan tiba, perangkat penyadapan akan laris manis. Dia akan jadi duta besar dan terpilih sebagai duta besar promosi ALSOK*. Bagaimana kalau kita mulai dengan iklan di mana kalian dapat menempelkannya sendiri di setiap sudut ruangan dan memancarkan sinar dari mata kalian.

(TL Note: Merupakan gabungan dari beberapa kata “always,” “security” and “OK,” ALSOK merupakan nama salah satu perusahaan penyedia layanan keamanan di Jepang.)

Hmm... ...Tetapi, menurutku juga begitu. Jadi, kalau dia memang seorang siswi SMP khusus putri, apa itu berarti dia tidak pernah berurusan dengan Sasaki selama dia ada di sekolah? Kalau memang benar begitu, entah mengapa aku jadi mengerti mengapa Yuki-chan tidak bersenang-senang. Kalau kalian menghilangkan unsur Sasaki darinya, memang benar kalau dia pasti cuma seorang cewek sombong yang tidak tertarik pada orang lain.

"Fu-Fūka-chan juga... Mengapa kamu berpenampilan kayak gitu...!? Sejak kapan kamu mulai berpenampilan kayak orang dewasa? Padahal saat kita nongkrong bersama beberapa waktu yang lalu, kamu tampak berpenampilan kayak seorang siswi SD—"

"Wa-Wah! Berhenti! Berhenti!"

Sasaki-san buru-buru menyela kata-kata Yuki-chan dan mencoba menutup mulutnya. Kalau kita melihatnya secara sekilas, dia tampak kayak seorang mahasiswi yang mencoba menyerang seorang siswi SMP, dan itu gawat.

Setelah membungkam mulut Yuki-chan, Sasaki-san melirik ke arah Ichinose-san. Menurutku alasan mengapa dia tidak peduli dengan opini luar soal penampilannya sedari tadi padaku itu mungkin karena aku sudah tahu banyak hal soal itu. Aku sudah pernah dengar sedikit soal dia selama Uji Coba Kunjungan Sekolah, dan aku juga telah dengar banyak hal lain darinya dalam obrolan kami. Namun, mau tidak mau aku merasa frustrasi karena belum benar-benar bertemu langsung dengannya. Kalau saja tidak ada orang di sana, aku mungkin akan ada ditinggal sendirian.

"Eum..."

Ichinose-san menatapku dengan mata bingung. Kayaknya dia tidak begitu paham soal situasi ini. Yuki-chan memang belum pernah ketemuan dengan yang lainnya sebelumnya. Dapat dimaklumi kalau dia merasa terganggu dengan kemunculan tiba-tiba dari seseorang yang tampak kayak teman dari seorang teman. Menurutku dia itu mungkin tipe orang yang paling tidak enak untuk aku temui.

"Sasaki-san dan Yuki-chan sudah pernah ketemu sebelumnya dan bersekolah di SMP yang sama, tetapi mereka berdua terkejut saat mendapati sisi baru yang tidak terduga dari mereka berdua satu sama lain."

"..."

Ichinose-san memandangi mereka berdua seakan-akan dia bilang, "Jadi begitu ya". Meskipun begitu, aku juga terkejut bahwa mode penyayang abang yandere milik Yuki-chan sedang tidak berada dalam mode normal. Dia biasanya punya cahaya di matanya, bukan...?

Dari kelihatannya, meskipun mereka berdua saling memanggil dengan nama panggilan mereka, namun mereka berdua kayaknya belum pernah menghabiskan waktu bersama setiap hari. Mereka mungkin lebih kayak cewek-cewek dari kelas sebelah yang dapat kalian ajak bicara dengan santai. Sasaki-san mungkin akan khawatir kalau aku terus pergi bersamanya kayak gini. Sebagai seorang kenalan, aku akan melakukan sesuatu soal ini.

"Kalau begitu, karena Sasaki-san juga sudah bergabung dengan kita di sini, jadi mari kita pergi."

"Eh?"

"Yuki-chan, semoga berhasil dalam menemukan abangmu. Kalau kamu sudah menjemputnya, kamu dapat menggunakan apapun yang kamu mau, termasuk senjata gelap, pistol bius, rantai dan semacamnya."

Sasaki-san menatapku dengan ekspresi agak bingung.

Tidak usah khawatir, aku yakin Yuki-chan dapat melakukannya sendiri. Aku mau kamu dapat melakukan yang terbaik. Aku yakin Yuki-chan akan dapat mengatasi hukum—.

Petualangan kita dimulai saat ini...!

"Tunggu sebentar. Aku akan membiarkanmu melarikan diri dan meninggalkanku sendirian begitu saja!"

"Mengapa tidak, sih?"

Cengkeramannya sangat kuat pada lenganku. Sentuhan tubuh dari seorang cewek yang biasanya akan memalingkan wajahnya dariku. Entah mengapa, yang aku rasakan cuma rasa jengkel dan sedikit rasa takut. Satu kata terakhirku itu terlalu kuat... ...Aku heran, mengapa benua Australia muncul dalam benakku? Aku dapat membayangkan kalau aku melarikan diri ke Sydney, aku akan mendapati dia sudah ada di sana duluan sebelum aku datang. Sasaki, bukankah jauh lebih baik kalau kamu pergi ke laut dalam saja?

"Apa kamu sudah gila meninggalkan seorang siswi SMP yang lemah dan rapuh kayak aku sendirian di sini? Abang tidak akan pernah melakukan hal semacam itu, bukan? Lagipula, akan jauh lebih efisien buatku untuk mengikuti Sajou-san dan yang lainnya ketimbang aku mencari Abang sendirian di gedung sekolah di mana aku tidak tahu di mana letaknya."

"I-Itu benar, Sajou-senpai! Tentu saja, tidak semestinya kita meninggalkannya sendirian..."

"Eh? Bukannya kamu dapat gunakan peta sekolah untuk memahami segala perpindahan Sasaki?"

"Jangkauan kegiatan Abang tidak terlalu luas, kok."

Bahkan Yuki-chan pun tidak dapat sepenuhnya memahami peta sekolah, kayaknya. Itu benar... ...Bahkan di Resident Evil*, tergantung pada karakter yang kamu gunakan, kamu tidak dapat memahami seluruh peta... ...Aku paham.

(TL Note: Waralaba gim video horor populer buatan pengembang asal Jepang yakni Capcom.)

"..."

"Sajou-senpai, mengapa kamu memasang wajah tidak senang...?"

"Orang ini sangat menjengkelkan dan membuatku marah..."

Aku takut aku akan mendapat masalah kalau aku tetap bersama Yuki-chan, yang kuat dan lebih mengutamakan abangnya. Tidak dapat aku pungkiri kalau aku merasa kecewa karena aku mengharapkan saat-saat bahagia dan  menyenangkan bersama Ichinose-san berkeliling-keliling sekolah bersama dan menghibur Sasaki-san. Dan juga, apa ini cuma imajinasiku saja atau memang sejak Yuki-chan datang, rasa memimpinnya jadi meningkat...? ...Hah...! Jangan bilang kalau dia pikir akulah yang dituntun di sini? Lagipula cuma ada seorang mahasiswi di sini, bukan? Akulah yang menuntun di sini.

"...Hmm, aku kira kita akan mengajak Sasaki-san berkeliling-keliling sambil melihat-lihat pameran di sini. Lagipula, kita akan mengunjungi banyak tempat, dan kita mungkin akan menemukannya cepat atau lambat. Aku tidak tahu apa Sasaki akan menjemputmu saat kita menemukannya. Ah, yang aku maksud itu abangnya Yuki-chan."

"Apa maksudmu, menjemputku? Aku yakin Abang akan menyelamatkanku dari cengkeraman jahat Sajou-san saat matanya bertemu dengan mataku."

"Mungkin kita mesti meninggalkannya di sini..."

"Bagaimana menurutmu? Bagaimana menurutmu...?"

Sasaki-san menenangkanku saat aku sedang bergumam dengan mataku setengah kosong. Aku sudah tampak kayak seekor kuda... ...Hmm, lumayan juga. Sasaki-san akan tampak cocok sebagai seorang joki. Setelah jadi kudanya Airi-chan, aku mau aku berubah jadi kudanya dan dia akan menunggangi punggungku, menyuruhku berlari dan berlarian dan jalan — Dan aku akan dipukuli dengan cambuk...? Ja-Jadi begitu...? Glek...

Author's Note: Ini merupakan sebuah pengingat.

[Air liur mentah] ─

Air liur yang secara alami keluar ketika kalian melihat atau membayangkan sesuatu yang enak atau masam, atau saat kalian merasa mual, bersemangat, atau gugup.

Follow Channel WhatsApp Resmi  Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F

Baca juga dalam bahasa lain:


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama