Bab 157.1Setelah Pekerjaan Selesai
'Selamat malam, Sajou-kun.'
'Mohon maaf atas keterlambatan dalam membalas pesanmu, aku tadi sedang mandi. Selamat malam, Ichinose-san. Apa sifmu sudah selesai?'
'Iya, baru saja selesai.'
'Tidak terasa sudah dua bulan saja ya. Kamu sudah terbiasa dalam bekerja, bukan?'
'Belum... ...Belum sepenuhnya.'
'Kamu tidak perlu bersikap terlalu sopan saat melalui pesan. Atau itu cuma akan dianggap sebagai kebiasaan buruk?'
'Iya... ...Ah, hmm, ini kayak aku sedang menulis surat...'
'Ngomong-ngomong soal surat, aku sebenarnya sudah mencoba menulis surat buatmu sendiri, dan berakhir dengan nada yang sama, haha.'
'Hah? Kamu kepikiran untuk menulis surat buatku?'
'Kamu sudah mengirimiku surat sebelumnya, dan memintaku untuk menambahkan Sasaki-san, bukan? Aku tidak bisa melakukannya sama sekali...'
'Jadi kamu tidak bisa... ...Apa itu masih belum selesai? Apa kamu masih punya surat itu di suatu tempat?'
'Ah, hmm... ...Itu cuma iseng saja di buku catatanku, tetapi halaman itu sudah hilang sekarang.'
'...'
'Begini, maafkan aku.'
'Karena kamu sudah memberiku surat, aku mau membalasnya, tetapi hatiku sudah hancur terlebih dahulu.'
'Mungkin sebuah surat akan jauh lebih baik?'
'Tidak, eum... ...Aku cuma mengagumi ide bertukar surat, jadi.'
'Begitu ya... ...Kalau begitu, aku rasa aku mesti berusaha lebih keras.'
'Hah...?'
'Begini, kamu banyak bicara ya, saat kita ngobrol kayak gini. Aku rasa akan jauh lebih baik kalau kita bisa beralih ke surat juga.'
***
'Eum, maafkan aku karena tidak merespons kemarin, Sajou-kun."
'Tidak apa-apa, kok. Ada apa?'
'Aku cuma kepikiran. Begini... ...menulis surat mungkin seru.'
'Iya, itu akan dialami pada seseorang yang bahkan tidak tahu cara menulis surat, loh?'
'Bu-Bukan begitu...'
'Aku tahu, kamu punya pemikiran sendiri soal itu.'
'Iya, eum...'
'Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk bilang begitu.'
'Tidak! Aku cuma mau...!'
'Astaga naga, rasanya aneh sekali melihatmu menggunakan "!" dalam pesanmu...'
'Aku kesulitan menemukannya, sebenarnya...'
'Hah? Kamu punya tipe kibor yang sama denganku, bukan? Letaknya ada di sebelah kanan tombol "Wa".'
'Itu akan jadi "?" buatku."
'Tekanlah selama dua detik.'
'!!!!!'
'Wahaha, itu dia, awokawok. Ngomong-ngomong, itu juga akan muncul sebagai kandidat kalau kamu sering mengetikkan "Syok".'
'Kamu benar! Benar, dong!'
'Ichinose-san?'
'Saat ini aku bisa menunjukkan rasa senangku!'
'Kamu benar, awokawok.'
'Mengapa kamu tertawa!'
'Barusan membayangkan kamu sangat merasa senang, haha.'
'Sangat merasa senang!'
'Tolong, perutku... ...jadi sakit, wkwkwk."
'Apa maksudnya "wkwkwk"!?'
'Wkwkwk!'
'Maafkan aku... ...Aku bertindak terlalu jauh.'
'Tidak apa-apa, aku malah tertawa terbahak-bahak, awokawok. Lebih baik jujur ketimbang bertindak sebagai seseorang yang bukan dirimu, bukan?'
'Eum, soal surat-surat itu...'
'Iya.'
'Kalau kita benar-benar beralih ke surat, kita tidak akan bisa ngobrol semudah saat ini.'
'Itu benar. Itu akan memakan waktu lebih lama.'
'Dan... ...aku tidak mau begitu.'
'Begitu ya. Iya, suratmu memang sangat imut, loh.'
'Dalam artian apa!'
'Maaf, maaf, awokawok. Aku bukan bermaksud mengolok-olokmu. Persis kayak caramu menjelaskan bagian soal Sasaki-san dan segalanya.'
'Apa dia... ...marah?'
'Tentu saja, dia marah. Dia hampir mencopot telingaku karena berani-beraninya aku pergi begitu saja tanpa bilang apa-apa padanya.'
'Dia memang memberi tahuku soal itu.'
'Melalui pesan?'
'Saat dia datang ke toko buku. Dia sering tertawa.'
'Begitu ya. Dia baik hati kayak biasanya, ya?'
'Eum... ...Aku harap kamu mengurusnya bukan cuma sebagai seorang pelanggan, tetapi juga sebagai seorang kouhai.'
'Itulah yang aku rencanakan. Iya, dia memang tidak tampak kayak seorang kouhai.'
'...'
'Aku tidak akan membandingkannya denganmu, oke?!'
'Sajou-kun... ...kamu salah mengira dia sebagai seorang mahasiswi...'
'Mari kita tinggalkan topik ini, oke?'
***
'Apa pekerjaanmu sudah selesai?'
'Selamat malam, Sajou-kun. Sifku, baru saja selesai, iya.'
'Ah, iya, selamat malam. Maafkan aku atas pesan dadakan ini.'
'Apa aneh buatku untuk bilang "Selamat malam", aku penasaran?'
'Hmm... ...Aku rasa aku cuma melihatnya saat aku ngobrol denganmu, Ichinose-san.'
'Mungkin aku mesti berhenti?'
'Tidak, menurutku itu bagus, kok. Itu bagian dari obrolan kita.'
'Eum... ...jadi, ada apa?'
'Iya, aku sudah tidak menghubungimu selama sepekan penuh, jadi aku ingin minta maaf.'
'Kamu tidak perlu minta maaf...'
'Apa ada pelanggan aneh yang mengganggumu hari ini?'
'Sajou-kun, kamu terdengar kayak Abang dan Ayah.'
'Egh...'
'Bukan cuma hari ini, tetapi juga... ...dari waktu ke waktu.'
'Apa, apa kamu akan baik-baik saja?'
'Aku dapat bel sehingga aku bisa memanggil Kakek kalau aku butuh bantuan.'
'O-Oke. Kalau begitu... ...harusnya itu bagus?'
'Baru-baru ini...'
'Hmm?'
'Kayak yang kamu bilang pada liburan musim panas lalu, aku telah berusaha memperbaiki diriku sendiri.'
'Benarkah?!'
'Benaran, loh!'
'Wkwkwk!'
'Maafkan aku, Ichinose-san.'
'Sebenarnya, aku terpengaruh oleh salah satu pesan kita...'
'Ah, yang benar?'
'Aku telah menonton video dengan cewek-cewek SMA.'
'...Hmm?'
'Haaah? Ape masalahnye?'
'Tunggu, tunggu!'
'Iya.'
'Kamu cuma menggunakan nada bicara kayak gini di sini, oke? Jangan berani-berani kamu menggunakannya dengan keluargamu atau di sekolah.'
'Mereka akan terkejut. Selain itu, kamu tidak perlu bekerja terlalu keras, loh?'
'Apa kamu yakin...?'
'Mari kita bunyikan belnya. Ada Kakek yang membantuku sudah lebih dari cukup.'
'Kalau kamu bilang begitu...'
'Tunggu, kamu bilang sifmu baru saja selesai, bukan? Apa kamu sedang di luar ruangan sekarang?'
'Aku dalam perjalanan pulang.'
'Tunggu, di malam hari? Itu berbahaya, loh.'
'Aku sudah bawa senter, dan bel pencegah kejahatan.'
'Apa itu saja sudah cukup?'
'Senter ini dapat menerangi jalan sejauh 300 meter ke depan.'
'Apa?'
'Aku diperingatkan untuk tidak mengintip ke dalam cahaya...'
'Aku paham, keluargamu cukup serius.'
'Mereka memaksakan ini padaku saat aku bilang kalau aku ingin terus bekerja paruh waktu...'
'Pasti mengejutkan buat mereka.'
'Saat aku mencari tahu biayanya, aku bilang aku akan membayar mereka kembali dengan uang yang aku peroleh, tetapi mereka langsung menolak...'
'Beri cewek itu sesuatu, s*alan!'
***
'Selamat malam, Sajou-kun.'
'Selamat malam, Ichinose-san.'
'Sasaki-san datang berkunjung hari ini.'
'Ah, benarkah?'
'Dia sedih karena tidak bisa bertemu denganmu, loh...?'
'Aku titip salam juga, dong. Itu membuat hatiku sebagai seorang senpai sangat membara.'
'Dia bilang dia akan mampir ke Festival Budaya.'
'Seriusan? Aku rasa aku mesti mengajaknya berkeliling kalau begitu.'
'Iya. Ah... ...sebenarnya aku mau bicara soal itu...'
'Mungkin ada baiknya kita buat grup untuk itu. Aku dapat menambahkan kalian nanti.'
'Grup...! Iya!'
'Aku barusan bertanya padanya, jadi aku akan melakukannya setelah aku mendapat jawaban.'
'Iya!'
'Respons yang bagus, menurutku.'
'Aku rasa kamu dapat melihat bintang-bintang malam ini.'
'Tentu saja. Meskipun samar-samar.'
'Kamu tampak sibuk akhir-akhir ini, Sajou-kun.'
'Iya... ...Aku rasa ini akan segera berakhir."
'Begitu ya...'
'Apa aku membuatmu khawatir?'
'Tidak, aku tahu kalau dari sekian banyak orang, kamu pasti bisa membereskan segalanya.'
'Sangat banyak kepercayaan dan tekanan!'
'Tetapi... ...kamu tampak agak kelelahan.'
'Apa, seriusan?'
'Saat aku berlindung di belakangmu, kamu terus menghela napas...'
'Mungkin ada baiknya kalau kamu membiasakan diri dengan Shirai-san dan yang lainnya?'
'Dengan senter ini...'
'Jangan membuat mereka jadi buta. Paling tidak simpan itu sampai bel berbunyi.'
'Kalau kamu sudah hampir selesai... ...apa kamu akan berhenti sibuk juga?'
'...Hmm? Mungkin?'
'Kalau begitu... ...Eum...'
'Ada apa?'
'Kalau kamu punya waktu, saat istirahat makan siang besok.'
'Hmm?'
'Hmm...'
'Iya?'
'Sajou-kun, kalau aku ingin memulai panggilan... ...tombol apa yang mesti aku tekan...?'
***
'Ichinose-san, soal yang terakhir kali.'
'Hah? Ichinose-san?'
'Ah, eum, salah kirim, maaf!'
'Sajocchi, tunggu sebentar!'
TL Note: Bagaimana dengan Bab yang satu ini, guys? Tulis pendapat kalian di kolom Disqus kami, ya? Admin merasa kalau obrolan/chat antara Wataru dan Mina di bab ini lebih intens dan akrab, ketimbang obrolan/chat lain yang pernah dikasih lihat seri novel ini, bahkan Chat antara Wataru, Aika, dan Kei kalah saing dengan yang ini.
Bab ini merupakan sinyal hubungan keakraban mereka berdua, terutama dari sisi Mina di bab-bab mendatang. Bab ini juga merupakan bab yang memotivasi Admin untuk menerjemahkan web novel ini meskipun versi Light Novelnya sudah terlampau jauh, dimulai dari rasa penasaran, sih. Dan, di bab ini juga kita juga bisa tahu mengapa Lintas Ninja Translation (dan juga Ninja Cross Translation) menggunakan karakter sebagai maskotnya. Oke, saat ini tersisa Seri 7 yang belum kami terjemahkan ke Bahasa Indonesia, tentu akan kami lanjutkan setelah ini, biar gak penasaran, totalnya ada 26 Bab, yang terdiri dari 23 bab Web Novel orisinal dan 3 bab ekstra Light Novel, jadi tunggu apalagi langsung klik tombol "Selanjutnya→" untuk menuju ke Ilustrasi Jilid 7.
Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/
Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F
Baca juga: