Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 5 Bab 122 - Lintas Ninja Translation

Bab 122
Surat

Di pagi hari, aku sadar kalau aku menerima pesan dari Haru dan Hiro untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Singkatnya, Haru mengirimkan pesan permintaan maaf yang serius tanpa emotikon atau stiker tertentu yang bilang, "Maafkan aku karena aku mengatakan sesuatu yang tidak peka", dan Hiro juga meminta maaf atas nama Haru. Tunggu, mengapa Hiro juga ikut melakukan itu? Ada sedikit petunjuk "pacar yang meminta maaf atas nama pacarnya" di sana, tetapi benarkah begitu?

Saat aku membayangkan seorang pemain bisbol berkepala gundul sambil mengenakan seragamnya meminta maaf, rasanya sangat tulus. Orang-orang di tim bisbol itu punya citra yang terpolarisasi soal orang baik atau orang jahat. Tidak ada manusia yang sempurna di luar sana.

"—Ah! Selamat pagi, Sajocchi!"

"Selamat. Pagi, Ashida. Kamu baru selesai olahraga pagi? Bukannya itu gila, ya?"

"Tidak, ini tidak gila, sih."

Aku bertemu dengan Ashida di depan pintu masuk. Pagi-pagi sekali, aku merasa tidak nyaman dan canggung saat dia, yang merupakan anggota Ekskul Bola Voli, menunjukkan sikap "Aku sudah berkeringat!" padaku. Meskipun aku datang ke sekolah secara normal, aku jadi merasakan rasa bersalah yang aneh. Seakan-akan gaya hidupku sangat tidak sehat.

"Kalian tidak mengirim pesan di grup padaku kemarin. Aku merasa agak kesepian karena tidak menerima notifikasi apapun setelah ekskul."

"Eum... ...Kebetulan aku sedang sibuk. Natsukawa mungkin juga merasa begitu akhir-akhir ini."

"Hmm...? —Ah! Ngomong-ngomong soal itu!"

"...!"

Suara Ashida membuatku kaget. Reaksi bahagia ini... ...Aku tahu kalau itu Natsukawa bahkan tanpa mesti memeriksanya. Kemarin, kami berpisah di menit-menit terakhir karena aku merasa canggung, tetapi saat aku sadar akan hubungan yang dulu aku punya dengannya, tetapi menurutku aku tidak akan bisa melupakan itu begitu saja. Karena itu, aku tidak bisa mengikuti begitu saja, tetapi itu bukan berarti aku tidak boleh bersikap baik padanya, jadi aku memutuskan untuk memperlakukannya dengan cara yang sama seperti yang aku lakukan pada Ashida.

"Selamat pagi, Aichi! Bolehkah aku memelukmu!?"

"Selamat pagi, Kei. Cuacanya sedang panas, jadi tolong hentikan."

"Selamat pagi, Natsukawa."

"Selamat pa— Ah...!"

Aku tidak memikirkan kecanggungan Natsukawa terhadapku.

Gawat, dia tampak memalingkan wajahnya dariku. Dia tampaknya sangat canggung. Tidak, tenanglah, diriku... ...Tidak usah khawatir, kita sudah sepakat untuk melanjutkan bergaul seperti biasa, bukan? Meskipun seseorang tidak berada di level yang sama dengan Natsukawa menyadarinya, itu bukan karena mereka orang yang lemah, namun itu berarti mereka cuma karakter bayangan.

"...? Apa terjadi sesuatu pada kalian berdua?"

"Eh? Ti-Tidak? Tidak ada apa-apa, kok?"

Ketajaman Ashida membuatku sangat takut dan tergagap. Kok bisa dia sampai ke kesimpulan itu pada tebakan pertamanya? Biasanya, meskipun dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, dia tidak perlu menunggu dan langsung mengetahuinya, bukan...? Inilah kehebatan Ashida. Dia itu tipe orang yang bisa langsung sampai ke kesimpulan yang tepat dari permasalahan ini cuma dengan akal sehatnya. Mungkin dialah musuh alami Kindaichi*, orang ini dapat memecahkan kasus ini atas nama Frappuccino Karamel Cokelat**. Pelakunya mungkin adalah kalian ★.

(TL Note: *Kindaichi merujuk pada seri manga: Kindaichi Shōnen no Jikenbo (Detektif Kindaichi di Indonesia / The Kindaichi Case Files di Bahasa Inggris), merupakan serial manga misteri yang terbit dari tahun 1992 sampai sekarang, ditulis oleh Yōzaburo Kanari dan Seimaru Amagi, dan diilustrasikan oleh Fumiya Satou, menampilkan karakter utama bernama Hajime Kindaichi, seorang detektif SMA dan kisahnya dalam memecahkan kasus kriminal; **Frappuccino Karamel Cokelat merupakan salah satu menu restoran cepat saji, St*rb*cks.)

"Panas sekali, mari kita segera ke kelas."

"Aku sudah terbiasa."

"Itu gawat, bukan?"

"Ini tidak gawat, sih."

"..."

Aku merasakan ada tatapannya yang aneh mengintip dari ujung bidang pandangku. Kayaknya Natsukawa tidak bisa mendengar obrolan kami dengan Ashida, dan dia mungkin masih merasa agak canggung setelah kejadian kemarin. Ada baiknya kalau aku segera menuju ke kelas. Aku mesti meninggalkan Natsukawa yang hatinya sedang galau.

"Sajocchi, beberapa waktu yang lalu, kamu biasanya sering berlarian di malam hari, bukan? Musim panas itu kesempatan yang tepat buatmu mulai berlari lagi. Kamu dulu sudah terbiasa, bukan?"

"Tidak, aku belum terbiasa. Memangnya kesempatan yang tepat macam apa itu? Begini, saat aku sering berlari itu, itu karena aku berlari demi suatu tujuan— ...Ah?"

"Wah...? Apa yang kamu jatuhkan dari situ, Sajocchi—Hmm!?"

"Eh...?"

"..."

"..."

"..."

...Oke, pokoknya kita semua tahu kalau itu buruk. Mari kita hentikan tipuan yang buruk itu. Mari kita selesaikan situasi ini secara objektif. Benar, secara objektif.

Aku membuka loker sepatuku. Ada sesuatu yang terjatuh. Itu jelas semacam surat. Disegel dengan lak (sealing wax) merah muda yang imut dan tampaknya baru saja terjatuh. Tulisan tangannya ditulis dengan rapi dan sedikit membulat, bertuliskan "Untuk, Sajou-kun!".

"Su-Su-Su-Su-Surat cinta untukku!"

"Tenanglah, Sajocchi! Menurutku itu benar-benar menjijikkan! Memangnya ada sesuatu semacam surat cinta di zaman sekarang ini!? Aku yakin ada seseorang yang berusaha untuk menjebak Sajocchi agar ia diolok-olok semua orang! Lagipula, mana ada yang namanya surat cinta di zaman sekarang ini?! Itu benar! Kamu benar-benar salah paham! Itu konyol sekali!"

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-seri-5-bab-122-bahasa-indonesia-di-lintas-ninja-translation

"Apa kamu juga akan menyangkalnya meskipun dia itu orang yang ketinggalan zaman?"

"Ah...!?"

Kegembiraan mendapatkan surat ini melebihi kesedihan karena keberadaan surat cinta itu disangkal secara langsung. Rasanya seakan-akan aku telah menemukan seekor Tsucinoko*. Tidak, ini serius. Kalau aku menemukan tongkat kayu tergeletak di sana-sini, aku akan menusuknya menggunakan tongkat itu.

(TL Note: Tsucinoko adalah makhluk yang seperti ular dalam folklor Jepang.)

Setelah aku membiarkan surat itu memotong dagingku yang disebut mentalitas dan mematahkan tulangku yang disebut kekhilafan, aku segera memungutnya kembali sebelum Ashida, yang jago berbicara tetapi belum bisa bergerak, bisa bergerak untuk mengambilnya.

"—Baiklah. Mari kita pergi."

"Hei, benda itu sudah tidak ada di sini lagi...!? Mengapa kamu dengan ceroboh menyimpan benda itu ke dalam sakumu!? Aku benar-benar penasaran, sih!"

"Hmm, begini, surat ini ditujukan padaku, bukan? Aku menganggap ini sebagai dokumen penting, jadi aku akan melihatnya sendiri dari dekat nanti."

"Kamu tidak bisa menyembunyikan betapa bahagianya dirimu, ya?! Tunjukkan padaku juga, tunjukkan padaku!"

"Tunggu. Tidak, tidak usah menunggu. Aku tidak akan menunjukkan surat ini padamu. Surat ini ditujukan padaku, bukan? Jadi cuma aku saja yang boleh melihat isi surat ini. Aku akan membawa surat ini sampai ke kuburanku. Aku akan mengubur surat ini bersamaan dengan tulang belulangku."

"Euh~...!"

Fuhehehehe... ...Aku cuma bisa menyeringai. Apa ini benar-benar surat cinta? Kalau iya, inilah pertama kalinya dalam hidupku aku mendapatkan surat ini. Tetapi yang Ashida bilang ada benarnya juga, surat cinta itu memang agak aneh di zaman sekarang ini, apa jangan-jangan ini bukan surat cinta...? Tidak, tidak! Mari kita berhenti berpikiran negatif sekali ini saja, diriku! Bisa jadi ini semacam panggilan "Datanglah ke atap sepulang sekolah—!". Mari kita berbahagia sebisa mungkin pada saat-saat kayak gini, aku benar-benar gila.

"Sajocchi~...!"

"Hen~ti~kan! Jangan tarik lengan bajuku... ...Hei...!"

Ashida menarik lengan bajuku dengan keras. Saat aku berbalik dengan wajah gembira, aku tiba-tiba mendapatkan ketenanganku kembali. Aku mendapati Ashida tampak mengeluh seperti anak manja, dan di belakangnya, ada Natsukawa yang memasang wajah galau seakan-akan dia mau bilang sesuatu.

Eh? Tunggu! Natsukawa melihatku dari tadi. Sesuatu semacam itu terjadi kemarin, dan meskipun kami berdua sadar akan hubungan kami satu sama lain, aku bisa melihat kalau itu tergantung di posisi mana kami berada, pada akhirnya dia mungkin melihat aku dan cewek lain bicara soal cinta dan pacaran.

Tidak, tenanglah! Itu lain lagi ceritanya. Hubunganku dan Natsukawa yang lama sudah "berakhir". Tidak ada yang salah kalau aku dilihat oleh seorang cewek yang tidak bisa menjalin hubungan semacam itu denganku. Aku yakin aku terlalu minder untuk memikirkan apa yang akan dipikirkan Natsukawa saat melihat ini.

Aku yakin dia lebih kaget lagi melihatku melompat-lompat kegirangan karena aku mendapatkan surat cinta dari orang lain di depan seseorang yang merupakan idola populer. Bukannya aku agak terlalu tergila-gila? Aku itu cowok yang cukup sederhana. Suasana ini baunya seperti sekumpulan cowok yang berbondong-bondong mendatangi cewek-cewek cantik yang dijuluki "Bunga yang tidak bisa diraih" dan aku bersenang-senang sendiri dengan cepat, bukan?

...Benda kecil ini memang yang terbaik!

Tidak, mungkin ini memang surat cinta, loh? Kalau iya, bukannya ini kemenanganku yang telak? Mungkin memang tidak sopan untuk melihatnya dari segi status, tetapi menurutku ini meningkatkan standarku sebagai seorang cowok SMA. Aku mungkin tidak akan merasa minder dengan Natsukawa dan orang berbakat lainnya, dan aku mungkin bisa bicara secara terbuka...

Natsukawa itu memang agak berlebihan untuk dikatakan. Aku cuma seseorang yang mendapatkan sebuah surat cinta, sedangkan Natsukawa itu seorang Dewi.

Ashida sudah sangat berisik sejak kami baru saja sampai dan duduk di bangku kami.

Aku dikejar olehnya sambil dia berkata "Apa kamu sudah melihatnya? Apa kamu sudah melihatnya?". Dia berbisik padaku, melemparkan sobekan kertas kusut ke arahku, dia menendang bagian bawah bangkuku dari belakang, dan aku jadi penasaran mengapa dia begitu tertarik padaku. Apa benar dia begitu? Apa dia barusan mengeluarkan kata-kata penasaran akan kisah cinta yang khas ada pada setiap cewek? Memangnya apa yang membuatnya berpikir kalau aku akan memberi tahunya apa isi dari surat ini? Aku tidak bisa melihat isi surat ini karena ada kamu!

Tuh, lihatlah, Ichinose-san di sebelahku juga sampai melirik ke arahku! Aku kira dia sedang kesal dan dalam hati bilang, "Diamlah, woi!". Tetapi ternyata dia tidak tampak kesal seperti waktu itu, namun dia masih memasang wajah yang bilang "Eum... ...mohon maaf, tetapi bisakah kalian diam?" semacam itulah! Aku benar-benar minta maaf, Ichinose-san!

"Kalau begitu, mari kita ganti posisi bangku kalian sekarang!"

"Eh–!?"

"Baiklah, mari kita lakukan–!"

"Hore–!"

Bagus, Ōtsuki-chan! Sorakan nyaring pun bergema di arena ruang kelas!

Sudah kuduga! Wali kelas yang serba bisa memang lain. Seperti yang diharapkan dari seorang guru bahasa Inggris yang dicintai oleh siswa-siswinya. Dia itu tipe guru yang membuat kalian ingin bicara padanya seakan-akan dia itu teman kalian. Ōtsuki-chan itu guru yang ceria, aku senang dengan caranya membuat ajang kayak gini dengan serius. Salah satu kelemahannya itu dia memang agak keras terhadap para siswa-siswi pemurung... ...Aku rasa cewek-cewek ceria memang sangat membenci cowok-cowok pemurung, kadang-kadang mereka memandang cowok-cowok itu dengan jutek, seakan-akan mereka itu sedang membalaskan dendam orang tua mereka.

"Eh–? Sajocchi, bacalah sekarang!"

"Dasar kamu ini!"

"Habisnya aku sangat penasaran, loh!"

"Tidak, makanya aku tidak mau membacanya...! Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau ada kemungkinan bahwa isi surat ini bukanlah sesuatu yang penting?"

"Aku sih tidak keberatan kalau kita masih bisa duduk di posisi bangku kita yang saat ini."

"Aku sih ogah. Meskipun ini agak aneh, kalau aku duduk di deretan paling depan, aku sering ditendang dan mendapatkan serangan mendadak dari belakang."

"Serangan mendadak? Apa maksudmu?"

"S*alan kamu."

Kalau aku dapat posisi bangku di belakangnya, aku akan memberinya sedikit tendangan.

Author Note: Penghapus, kertas bekas, catatan tempel, oke.

TL Note: Lagi rapi-rapi nih ceritanya!

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

←Sebelumnya           Daftar Isi          Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama