Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 3 Bab 70 - Lintas Ninja Translation

Bab 70
Pangeran Kōetsu

"Ada apa, Sajou, kamu tampak kelelahan?"

"...Euh."

Sambil menunggu langkah berikutnya. Aku memang bukan orang yang berkarakter, tetapi aku dalam keadaan sedih, setelah diperlihatkan sepucuk masa mudaku dalam jarak yang sangat dekat. Jeli nutrisi di satu tanganku hampir tidak terasa dingin maupun panas. Kalau Shinomiya-senpai tidak kembali beberapa saat yang lalu, aku mungkin sudah melempar jeli nutrisi ini di lantai tanpa diketahui.

"Ah... ini sudah siang. Kita sudah berpapasan beberapa kali, tetapi sudah tidak ada lagi siswa-siswi SMP, ya?"

Aku tidak melihat siapa-siapa, mungkin mereka sedang pergi makan siang. Aku sendiri juga belum makan siang, sih... ...tetapi aku sudah punya ini dan aku tidak nafsu makan, jadi tidak masalah.

"Oh, mereka itu semakin banyak berkumpul di gimnasium. Setelah beberapa saat, kita akan memutar cuplikannya dengan durasi sekitar 45 menit, lalu Yūki dan aku akan berpidato di depan mereka dan... ...iya, lalu kita akan mulai beres-beres."

Melihat penampilannya, tampaknya bukanlah sesuatu yang dapat Shinomiya-senpai bilang padaku dengan mudahnya. Itu emang benar kalau itu memang tugas yang berat, tetapi meskipun begitu, Shinomiya-senpai menyusut kembali, dan masih merasa sangat tidak nyaman.

"Kamu tidak perlu tampak begitu menyesal."

"Tidak, aku sudah dengar dari Yuri. Aku sudah membuatmu sangat tertekan."

Siapa itu Yuri? Apa jangan-jangan dia itu senpai yang bertanggung jawab atas tim angkut-mengangkut?

"Aku...— yang terpenting, bukannya menurutmu, kamu meremehkan anggota-anggota cowok di sini? Kami itu lebih kuat dari yang kamu kira, kamu tahu?"

Aku menyadarinya, tetapi aku tidak mau bertatapan mata secara tidak masuk akal. Tetapi aku dapat dengan mudah memulihkan kekuatan fisikku setelah istirahat dan aku akan termotivasi lagi pada saat kami memulai tugas pemindahan. Bukannya itu keren untuk mati-matian melakukan itu di depan cewek-cewek, meskipun mereka itu senpai-senpai-ku.

"...Begitu, ya. Kalau begitu, aku akan mengandalkanmu sampai sore ini."

"Iya—Tidak, tunggu."

Fiuh, Shinomiya-senpai membuat keputusan dengan keren. Saat aku hendak mengantarnya pergi saat dia melewatiku sambil berpikir kalau dia itu tetap keren kayak biasanya, dia meletakkan telapak tangannya di rambutku seakan-akan dia sedang mengusap-usap rambutku.

Tidak, yang benar saja, seriusan, deh?

Tunggu, tunggu, tunggu, eh, apa yang terjadi? Mengapa kamu mengusapku dengan sangat lembut? Meskipun dia mengusapku, Senpai itu tipe orang yang akan melakukan segalanya... ...bukan kayak gitu. Tidak, tidak, tidak... ...Eh?

"Hei, Senpai, apa yang kamu lakukan tiba-tiba? Tolong hentikan."

"Fufu, tidak buruk juga buat orang lain selain Yuyu sesekali."

"Tidak, tidak, lihat sekelilingmu. Ada banyak kehebohan di sekitar sini. Senpai? Lihatlah ke sekelilingmu, segera, saat ini juga."

"Aku sudah tahu, kok."

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-ch-70-di-lintas-ninja-translation

Apa dia benar-benar menyadarinya? Benar, memang benar Inatomi-senpai dan Mita-senpai sudah banyak bercerita soal itu padaku. Aku senang kamu mau melepaskan tanganmu dariku. Sahamku yang sedang naik daun ini pasti anjlok. Ini bukanlah sesuatu yang diinginkan para penggemarnya melihat idola mereka Rin-sama membelai kepala seorang cowok yang berkeringat. Jadi tolong jangan terlalu memaksakan diri... 

"——Aku iri pada Kaede."

...Maka dari itu, yang benar saja.

Tampaknya, dampak dari satu kata yang dia ucapkan seakan-akan dia mencoba membuat lingkungan di sekitar kami mendengarkannya sangat besar. Senpai-senpai yang sudah memperlakukanku dengan kasar mendadak mulai memperlakukanku seakan-akan aku ini tumor, seakan-akan mereka sedang memeriksaku. Apa jangan-jangan mereka sedang mengincarku...? Sebaliknya, Aku jadi merasa takut, nih.

Dan aku terus memiringkan kepalaku untuk beberapa saat. Aku akhirnya paham bagaimana Shinomiya-senpai memperlakukanku.

"Kalau dipikir-pikir... ...apa kamu tidak mau pergi ke ruang konferensi di sebelah saat kamu punya waktu senggang? Ada teman-teman sekelasmu juga, kamu mesti menyapa mereka dengan baik."

"Sajou-kun, apa kamu mau makan puding?"

"Kamu belum makan siang, kan? Apa kamu mau makan hamburger? Aku sedang diet saat ini, nih."

"..."

Kalian juga ikut-ikutan.

Memangnya aku ini adik kalian... atau adik sepupu kalian? Apapun itu, ini bukan cara cewek-cewek SMA memperlakukan seorang cowok SMA dari keluarga lain. Aku akan senang kalau salah satu dari kalian memasang wajah yang lebih malu, tetapi... ...sebentar Mita-senpai? Jangan seenaknya sodorkan aku sumpit yang kamu gunakan untuk makan siang dengan santainya.

"Ruang konferensi tampaknya baik-baik saja. Tampaknya ada suasana yang lain di sana."

"Ah... ...Benar. Mereka itu tampan dan cantik."

"Kamu mau ke sana, kan? Kamu mau pergi ke sana, kan? Silakan makan sendiri hamburger ini."

Jadi gemuk, dan semakin gemuk. Semakin gemuk dan putus asa dengan betapa entengnya perasaanmu saat mengurus Inatomi-senpai. Aku juga tidak mau mengintip ke dalam ruang konferensi karena itu bisa membunuh mentalitasku, jadi aku tidak mau pergi ke sana juga.

Setelah menunggu kelompok utama selesai istirahat, siswa-siswi yang terlibat berkumpul di gimnasium. Untuk memberikan sambutan selamat datang pada mereka, siswa-siswi yang ada ditempatkan di kedua sisi gimnasium. Sebenarnya, setelah selesai, kami akan melepaskan pipa-pipa dan segala sesuatu yang lain untuk dipindahkan, jadi aku menunggu saja.

Aku duduk di sebelah kiri depan gimnasium bersama para anggota Komite Disiplin dan memeriksa wajah-wajah siswa-siswi SMP yang sedang berkumpul. Gakuran*, pelaut, blazer, gakuran... dari sini sulit untuk membedakan dari SMP mana mereka berasal. Dari kejauhan, seragam mereka tidak terlalu khas.

(TL Note: Seragam sekolah khas Jepang untuk laki-laki.)

Siswa-siswi SMP tampak memperhatikan wajah-wajah siswa-siswi di SMA ini. Kalau dipikir-pikir, kelompok yang memandu mereka semuanya tampan dan cantik, jadi pasti ada wajar saja buat cowok-cowok biasa yang menyadari penampilan mereka. Mereka mungkin mengira kalau ada pemeriksaan wajah kayak penyiar cewek.

Seorang senpai yang tampaknya anggota Komite Penyiaran bertindak sebagai MC, dan video berdurasi 45 menit yang memperkenalkan SMA kami ditayangkan untuk pertama kali. Kami, siswa-siswi saat ini, menghabiskan waktu dalam posisi baru, tersenyum pada siswa-siswi SMP yang menyaksikan video tersebut.

Setelah video tersebut selesai, Yūki-senpai, yang juga dikenal sebagai Ketua OSIS, naik ke atas podium. Kalau kalian perhatikan dengan seksama, kalian akan melihat para anggota OSIS berbaris di sisi berlawanan dari podium. Hei, Kakak, kok Kakak menguap, sih. Berhentilah menguap, Kak.

'Siswa-siswi SMP yang terhormat, selamat datang di SMA Kōetsu. Aku Ketua OSIS, Yūki Hayato...'

Penampilan cowok yang tinggi dan tampan dengan alis matanya yang indah itu membuat aula terbakar. Aku bisa melihat senpai-senpai cewek di depan dan di belakangku kagum terkesima. Aku penasaran apa yang sebenarnya ia rasakan setiap hari. Aku mau punya wajah dan tinggi badan kayak gitu sekali saja.

Sapaan dan salam penutup dari Yūki-senpai disambut dengan tepuk tangan meriah, dan guru-guru SMP yang sudah berdiri di dekatnya melompat-lompat untuk menenangkan semua orang. Akan menarik kalau mereka meneriakkan ancora di sini, pikirku sambil menyaksikan adegan itu.

Selanjutnya, Ketua Komite Disiplin kami, Shinomiya-senpai, naik ke atas podium... — Aku barusan bilang "kami", bukan? Kalau dipikir-pikir, aku memang orang lain... Tidak kayak Yūki-senpai, tempat itu jadi hening seakan-akan waktu telah berhenti. Aku yakin kalian semua para cowok yang biasa saja sudah tidak punya nyawa lagi. Aku? Aku sudah di ambang kematian sejak awal hari ini.

'─ ─ Kami, sebagai anggota Komite Disiplin, akan menjamin kehidupan sekolah yang damai untuk semua orang. Aku menantikan hari di mana kalian, siswa-siswi SMP yang berkumpul di sini dapat bersekolah di SMA Kōetsu.'

Kamu tidak perlu menggunakan honorifikmu karena mereka masih kouhai. Tidak ada suara bising, tetapi ada beberapa suara-suara kagum yang bilang 'Keren...'. Buat cewek-cewek, lebih mudah untuk jadi lebih muncul, jadi mereka tidak sabar menunggu basis penggemar bertambah. Dia lebih bermartabat saat dia ada di depan khalayak umum dan dia mengelus-elus rambutku. Apa aku tidak akan ditusuk di malam hari? Aku harap dia tidak melelehkan kepalaku...

Pertemuan diakhiri dengan kelompok utama siswa-siswi, dan dua pangeran di SMA ini, menunjukkan persembahan mereka sepenuhnya. Setelah itu, para senpai yang masuk sekolah dibebaskan untuk pulang, dan siswa-siswi SMP menggunakan waktu luang mereka untuk mengunjungi berbagai ekstrakurikuler. Saat aku masih SMP, kami tidak punya hal semacam ini.

Setelah siswa-siswi SMP meninggalkan aula, aku kembali bertugas mengangkut dan membereskan pipa-pipa dan perlengkapan lainnya. Kelompok utama siswa-siswi yang terpilih untuk memandu uji coba kunjungan sekolah cuma siswa-siswi biasa, jadi mereka dibebaskan. Para anggota Panitia Pelaksana Festival Budaya tampaknya akan kembali ke tugas mereka semula mulai sekarang. Dari kejauhan aku melihat Natsukawa dan Sasaki berjalan berdampingan.

Dan juga, aku kira ini akan jadi tugas yang berat lagi, tetapi mereka bilang meskipun cuma peralatan tepat yang berat dan dapat diurus hari ini, sisanya dapat dilakukan di kemudian hari. Tetapi aku menuntaskannya dengan cepat dan menyelesaikan bantuan yang diminta oleh Kakak.

"—Kamu, Apa kamu sudah bertugas dengan baik?"

Panitia Pelaksana Uji Coba Kunjungan Sekolah pun dibubarkan untuk beberapa saat, ruang konferensi jadi kosong dan aku beristirahat di Markas Komite Disiplin lagi. Kemudian Wakil Ketua OSIS datang dan memberiku ucapan terima kasih. Aku penasaran, apa tidak apa-apa kalau aku menanggapi pertanyaannya?

"Aku sudah bekerja cukup baik untuk mendapatkan hadiah."

"...Begitu. Kerja bagus."

"Oh? Bukannya Kakak mau menemui Shinomiya-senpai?"

"Tidak, tuh."

Kakak yang mengucapkan kata-kata terima kasih dan ceroboh dalam tugasnya seakan-akan itu  urusan orang lain. Saat aku bertanya apa dia mau menemui Shinomiya-senpai, dia menjawab dengan nada yang sangat datar. Kakak sendiri tidak mendekati Senpai secara aktif... ...Apa jangan-jangan Kakak tidak peduli padanya kayak aku?

"Kamu sendiri, Apa kamu tidak mau menemuinya di ruang sebelah?"

"Apa?"

"Natsukawa-san itu loh? Dia ada di ruang sebelah."

"Tidak, tidak usah. Sepertinya akan sulit."

Kalau aku pergi menemui mereka yang sedang beristirahat, aku bisa mati, jadi aku tidak akan melakukan itu. Jadi begitu, ya? Di balik kata-kata yang kering, ada situasi yang rumit semacam ini. Aku tidak tahu apa ada banyak hal yang mesti aku lakukan dengan Kakak.

"Sulit...? Yang mesti mereka lakukan di Panitia Pelaksana Festival Budaya untuk musim panas ini yaitu mengisi banyak formulir. Pasti ada banyak waktu luang."

"Oh, benarkah begitu?"

"Benar. Paling tidak kamu mesti bilang beberapa patah kata padanya."

Kakak pergi dengan meninggalkan beberapa kata-kata yang mengganggu. Kakak tidak senang dengan Shinomiya-senpai, tetapi... ...setelah aku pikir-pikir, Kakak mengirimku ke sini untuk membalas budinya. Aku tidak paham lagi deh dengan Kakak ini.

"Sajou-kun, kamu itu benar-benar adiknya Wakil Ketua OSIS, ya...?"

"Eh, Apa dia ada yang aneh dari Kakak?"

"Bukannya dia itu aneh, ...Maksudku, apa dia itu lebih keren ketimbang Ketua Shinomiya yang bermartabat... ...eum, atau apa kamu punya citra dia itu punya kemampuan bertarung yang tinggi?"

"Kemampuan bertarung?"

Seorang senpai cewek bilang begitu padaku, dan saat aku menanyakannya, dia memberikan jawaban yang mengejutkan. Dan juga, jangan ketakutan begitu dengan cara yang jelas. Namun, aku mesti setuju dengannya soal kemampuan bertarung Kakak. Paling tidak aku tidak pernah menganggap kalau Kakak itu keren dengan pakaian sehari-hari di rumah... ...Kakak itu cuma mirip nenek-nenek.

Author Note: Itu pemikiran yang bagus?

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

Baca juga dalam bahasa lain:

Bahasa Inggris / English

←Sebelumnya          Daftar Isi           Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama