Bab 27Punggung Seseorang yang Membuatku Muak
Ini sudah waktunya istirahat makan siang.
Baru-baru ini, sudah biasa buatku buat makan siang bareng dengan cewek-cewek di sekitarku. Itu jauh lebih bagus ketimbang mesti makan siang bareng 'cowok itu' (Wataru) yang selalu saja sebelah mata menekankan apa yang disebut 'kebaikan'. Karenanya, aku tahu posisi terbaik untuk mengambil fotoku. Bu-Bukannya aku merasa bersyukur akan hal itu! Sama sekali tidak!
Lalu topik obrolan berubah jadi soal adikku─ ─Airi. Aku diminta menunjukkan fotonya dan mereka terus bertanya kayak, 'Aku mau melihatnya, biarkan aku melihat-nya'… ...jadi aku merasa tidak enak kalau aku tidak menunjukkannya bahkan cuma sebentar saja, aku pun memutuskan buat membuka folder di ponsel pintarku dan menyerahkan ponsel pintarku itu pada mereka. Saat aku dengan bangganya menunjukkan foto itu, aku perhatikan kalau ada banyak orang berkumpul di sekitarku…
Hmm... ...hah, tunggu... bukannya ini agak... terlalu banyak? Mengapa jadi banyak sekali yang berkumpul di sini?
Aku yang sedang menyerahkan ponsel pintarku… ...ada dalam keadaan di mana mereka sedang mengantre.
Ah, bahkan cowok-cowok... tetapi ini agak...! Hei, kalian jangan berani-berani melihat foto yang lain! Cuma folder Airi saja yang diperbolehkan!
(TL Note: Kata Aika, nanti gue jitak lu!)
Saat aku melihat teman-teman yang terus bilang, 'Dia imut-' atau 'Imut banget-', Shirai-san menghampiriku sambil bilang, 'Aku sudah tidak tahan lagi.'
"Adikmu itu imut... aku sangat cemburu.... Natsukawa-san, boleh tidak aku datang menengoknya?"
"Eh, Eh!? Ka-Kamu mau main ke… rumahku…!?"
Aku kaget dan tanpa sengaja bertanya balik dengan suara lantang. Cuma Kei dan anggota Ekskul Bola Voli lainnya yang pernah berkunjung ke rumahku. Aku pun tidak kepikiran buat mengajak siswa-siswi yang baru saja aku ajak ngobrol datang ke rumahku.
Aku tidak tahu mesti berbuat apa lagi, jadi aku mencari Kei untuk meminta bantuannya.
Ah, hmm...? Kei? Ada di mana dia, ya? Dia masih ada di sini sampai beberapa saat yang lalu─.
Kei, ke mana kamu membawa pergi ponsel pintarku… ...Hmm? Wataru...?
Kei dan Wataru mendekatiku setelah bertukar satu atau dua patah kata. Aku dapat melihat kalau ia benar-benar penasaran soal apa itu. Mungkin ini pertama kalinya aku melihat sisi biasa dari cowok itu.
"Lihat deh.. ...tadi, Kami semua membicarakan soal main ke rumah Aichi dalam waktu dekat!"
"Yang benar? Levelku masih belum cukup buat pergi ke sana."
"Hei, rumah Natsukawa-san itu bukanlah penjara bawah tanah, loh…?!"
Iya, yang benar saja deh… ...Memangnya menurutmu rumahku ini apaan?! Sasaki-kun yang tenang itu pun memberimu 'tsukkomi'… Sudah aku duga, cowok ini tidak normal.
Lalu aku melihat ke sekeliling, dan aku melihat sesuatu. Semua teman sekelasku ada di sekitarku… ...Kei ada di sana… …Wataru pun juga ada.
"…Ah…"
Aku mendapati bahwa bagian belakang dadaku jadi sangat hangat. Aku dikelilingi oleh teman-teman saat ini. Nyaman sekali, aku penasaran apa kehidupan kayak gitu akan terus berlanjut setiap hari… …Aku harap begitu, dan kalau memang benar begitu, aku yakin kalau kehidupan sekolahku akan jauh lebih menyenangkan ketimbang yang saat ini...
…Dan, saat aku memikirkan soal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, entah mengapa itu membuatku merasa bersemangat.
"Apa tidak apa-apa kalau jumlah orang sebanyak ini main ke rumahmu?"
"Hmm...! Aku tidak dapat biarkan adikku mendekati seseorang kayak 'kamu'! Aku tidak dapat membiarkan pengaruh buruk mendekati Airi!"
Kayak biasanya… ...saat aku mengobrol dengan Wataru dengan mengingat hal itu, semua orang di sekitarku tertawa seakan-akan mereka mau aku bilang begitu lagi.
Hei… ...Jangan lihat kami kayak habis lihat pasangan 'manzai'! Kami itu bukan kayak gitu…!
(TL Note: 'Manzai' itu sejenis komedi stand-up Jepang yang dilakukan oleh dua orang, cowok lucu dan cewek normal.)
Mungkin Wataru juga memikirkan hal yang serupa, ia tertawa kecil saat melihat kemunculan teman-teman… ...Benar, ini semacam penyambutan buat kita─
"Haha, sudah aku duga..."
"Eh...?"
…Eh?
Aku terkejut.
Mengapa…? Mengapa sih kamu dapat menerima kata-kataku mentah-mentah begitu saja…? Itu tidak terjadi sampai saat ini.
Buat sementara waktu, Wataru membalikkan punggungnya secara langsung sambil tetap tertawa dan kembali ke bangkunya.
Aku mohon, tunggu sebentar.
Aku tanpa sadar menjangkaunya.
Ponsel pintarku dikembalikan saat aku sedang berdiri. Kei dan Kawai-san, anggota Ekskul Bola Voli, bilang, 'Tidak apa-apa! Aku paham kalau cowok-cowok itu tidak melihat hal-hal yang lain!', mereka mengawasi teman-teman yang lain buatku.
Saat aku melihat foto Airi di layar ponsel pintarku, aku tiba-tiba kembali ke diriku yang biasanya.
Aku pun tercengang… ...dan saat aku perhatikan, jam pelajaran berikutnya sudah dimulai.
♦
Selama jam pelajaran, aku mendapati bahwa grup baru sedang dibuat di aplikasi perpesanan. Aku juga diundang masuk.
[Cewek-Cewek Terkuat Kelas X-C (` ・ ω ・´)]
Ter-Terkuat...? Apa tidak apa-apa menganggap ini sebagai grup biasa saja di kelas ini? Aku yakin kalau ini grup khusus cewek karena namanya saja sudah cewek. Tetapi pastinya belum ada grup kayak gitu sebelumnya, bukan? Eum… ...Tunggu?
Tidak ada nama kayak Murata-san dari Ekskul Bola Basket ataupun Koga-san dari Ekskul Bola Tenis… ...kalau dilihat-lihat lagi, bukannya ini tidak ada cewek-cewek yang ikut Ekskul Olahraga? Tidak, tunggu dulu, tetapi Kei juga ada di grup ini, kok… ...Komposisi anggota macam apa itu…?
[Tidak ada cewek vulgar yang dimasukkan.]
Eum... ...itu dari Ketua Kelas, Īhoshi-san... ...Benar-benar kata-kata yang cukup tegas... Tentu saja, cewek-cewek yang tidak ada dalam grup ini biasanya bicara dengan keras, jadi mereka tidak terlalu feminim. Tentu saja, itu pasti tidak nyaman, tetapi... ...Oke, kalau Īhoshi-san, Ibu Ketua Kelas, bilang begitu, aku rasa mau bagaimana lagi.
Pesan-pesan terus bergulir bahkan selama jam pelajaran. Karena getaran ponsel pintar itu berlangsung lama, aku buru-buru mematikan pengaturannya.
Beri tahu aku dulu, teman-teman… Aku tidak mau Bapak Guru sadar soal ini.
[Eum… ...Natsukawa-san, apa kamu tidak apa-apa?]
Iya, aku tidak apa-apa─ sih? Apa?
Saat aku melihat ke bagian atas, banyak siswa-siswi yang melihatku.
Aku buru-buru melihat pesan di grup, dan aku melihat beberapa cewek, termasuk Shirai-san bilang kalau mereka mau mampir menengok Airi.
Ah... jadi ini lanjutan dari kisah sebelumnya, ya.
Beberapa cewek bilang kalau mereka ada Ekskul sepulang sekolah. Jadi, cuma yang sedang bebas yang akan datang ke rumahku, termasuk Shirai-san.
Eum... ...Ah, Kei bilang kalau besok pagi dia sedang tidak ada kegiatan Ekskul Bola Voli?
[Iya, tidak apa-apa.]
[Aku akan bolos dari ekskulku, jadi apa tidak apa-apa bukan kalau aku ikut juga...?]
"Eh, bolos? Buat hal semacam itu? Apa kalian sampai segitunya mau banget ketemu dengan Airi?"
[Tenanglah, teman-teman!]
[…Iya. (´ ;ω; `)]
Saitou-san… ...dia ikut Ekskul Upacara Minum Teh… ...tetapi, aku penasaran mengapa dia memasang emotikon menangis.
Saat aku benar-benar menatapnya, dia menatapku dengan mata yang sangat berair dan Kei meliriknya… ...Apa yang terjadi padanya…? Benar-benar teh yang sangat cantik… ...Maksudku, benar-benar cewek Jepang yang cantik.
[Eum… ...maafkan aku. Sasaki-kun juga mau ikut. Kayaknya Ekskul Sepak Bola juga tidak masuk besok…]
Eh...?
Sa-Sasaki-kun…? Ah, Sasaki-kun yang itu… ...Iya, ia itu memang cowok yang baik dari sudut pandangku, sih, jadi menurutku itu tidak apa-apa. Selain itu, ada empat orang cewek lainnya, jadi mestinya tidak akan ada yang perlu aku khawatirkan. Dan juga, ia itu cowok yang kalem, jadi menurutku, Airi pun akan memandangnya kayak seorang abang yang baik.
Benar… ...kayak seorang abang…
"…"
Di bangku depan di sebelah lorong, ada di pinggir sudut pandangku. Aku dapat melihat ada seorang cowok yang sangat pendiam seakan-akan jadi bagian dari pemandangan itu.
…Cowok itu… ...Aku penasaran apa ia juga akan datang.
Ia itu dulu sangat menempel padaku… ...jadi… mungkin sebenarnya ia benar-benar mau datang…?
Cowok itu dulu duduk tepat di sebelahku, jadi aku tidak dapat melihatnya dengan benar, saat ini. Meskipun bukan itu alasannya, aku cuma dapat memalingkan wajahku karena aku merasa akan repot kalau aku menatap cowok yang terus-terusan mendekatiku dengan penuh semangat.
...Mengapa kamu menunduk? Mengapa wajahmu tampak kayak kamu ada beberapa masalah, ya? Apa sih yang sedang kamu pikirkan? Biasanya, kamu tidak kayak gitu…! Mungkin karena aku bilang kalau kamu itu menjijikkan…? Alasan kamu berhenti bicara padaku akhir-akhir ini itu karena kamu sudah menyerah padaku, yang bilang hal semacam itu padamu…?
...Apaan? Padahal, kamu itu kan, selalu menempel padaku tanpa izin... ...dan pergi begitu saja tanpa izin... ...Tidak peduli seberapa banyak itu, bukannya kamu itu terlalu egois saat ini? Cowok kayak gitu cuma menggangguku saja... ...Memainkan perasaan orang lain... ...Aku yakin tidak ada hal bagus yang akan terjadi pada orang kayak gitu…
♦
'Kesal dan frustrasi', Perasaan macam itu terus berlanjut sampai sepulang sekolah. Saat ini aku merasa kayak dapat bilang apa saja tanpa rasa takut.
Tepat setelah jam pelajaran berakhir, aku menghampiri Wataru, yang akan pulang lebih awal, dan mencegahnya.
"He-Hei…"
"Hmm? ...Ada apa?"
Wataru berbalik. Saat aku melihat wajahnya, itu benar-benar berubah dari wajah kesulitan yang aku lihat sebelumnya. Aku merasa lega saat melihat wajah itu dengan mata lembut dan suara yang cerah... ...Tunggu, A-Ada apa dengan wajah itu...? Ia belum pernah memasang wajah kayak gitu sebelumnya!
"Eum, Natsukawa? Ada apa? Mengapa kamu sangat terburu-buru?"
"Ti-Tidak, kok, aku sedang tidak terburu-buru!"
"Jadi begitu, ya…"
Aku kaget dengan reaksi yang tampak kayak semua semangat dan gairahnya sudah mendingin. Firasat kalau aku bisa bilang apa saja sampai saat ini tiba-tiba menghilang.
...Ta-Tahan dirimu sebentar! Kalau kamu memang mau melihat adikku, aku mohon bilang dengan jelas…!
"Ka-Kamu... ...apa kamu benar-benar tidak akan datang?"
Euh... ...aku tidak dapat bilang itu sama sekali! Kayaknya aku memang mau Wataru datang, apa yang mesti aku lakukan?! Bagaimana kalau cowok ini malah jadi kepedean?!
"Datang...? Hmm? Apa yang kamu bicarakan─?"
"Ah, jadi jam pelajaranmu juga sudah selesai?"
"Apa…?"
Aku mencoba mengulanginya, tetapi tiba-tiba, pintu kelas kami terbuka, dan Shinomiya-senpai muncul dari sana. Saat aku terkejut dengan kunjungan mendadak dari seseorang kayak dia, Kei yang ada di dekatnya memasang mata yang berbinar. Namun, Wataru sedang melihat ke arah Shinomiya-senpai yang muncul dengan wajah yang tenang.
"Halo, semuanya. Aku tahu hari kalian yang melelahkan sudah berakhir, tetapi bolehkah aku meminjam Sajou buat sementara waktu?"
"Ten-Ten-Ten-Tentu saja! Kamu boleh merebusnya, ataupun menggorengnya, ataupun memposting fotonya di media sosial!"
"Hei, hei, Ashida!!”
Shinomiya-senpai bilang kalau dia ada urusan dengan Wataru…
Hah? Dia sengaja datang ke sini buat bertanya padanya? Terlebih lagi, sepulang sekolah? Tetapi, melihat situasi ini, kayaknya Shinomiya-senpai, Ketua Komite Disiplin, datang buat mengomelinya...?! Si Wataru yang itu!? Dengan Shinomiya-senpai yang itu…?!
"Ah, salahku, Natsukawa. Tadi ada apa, ya?"
"Ti-Tidak ada, bukan apa-apa, kok! Bukan apa-apa, kok, jadi pergi saja sana!"
"Hah? Oke, aku paham, Nyonya!"
Hei, memangnya kamu ini seorang opsir militer?!
Mengapa kamu menjawab kayak gitu! Lihat tuh, Shinomiya-senpai juga jadi melihat kita dengan mata yang aneh! Bagaimana kalau dia nanti salah paham?! Hei, mengapa kamu tampak sangat senang??!
Wataru bergegas keluar seakan-akan aku sudah mengusirnya dan berjalan di sebelah Shinomiya-senpai. Dimulai dengan kata-kata 'Mari kita pindah tempat.'
Dengan Shinomiya-senpai, Wataru pergi ke suatu tempat.
Author Note:
Saitou Mai-chi: [… (´;ω;`)]
Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/
Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F
Baca juga dalam bahasa lain:
Baca juga: