Bab 29Si Cowok Pemimpi Berpaling
Seragam sekolah sudah berganti jadi seragam musim panas, dan jumlah panas dari teriknya sang surya di luar juga sudah meningkat.
Karena aku sudah berhenti menjaga lajuku agar sama dengan Natsukawa, pada dasarnya aku meninggalkan rumah dengan lajuku sendiri, tetapi… ...sang surya yang sudah terbit cukup tinggi, itu panas. Namun, bangun pagi itu juga menyebalkan…
Sudah aku duga, musim panas itu memang tidak diperlukan sama sekali.
"…S*alan."
Aku keluar dari rumah agak terlambat, jadi tidak aneh kalau area di sekitar gerbang sekolah itu penuh sesak dengan siswa-siswi. Namun, karena panas, mereka semua berjalan kayak zombi. Aku juga, aku yakin aku juga memasang wajah yang kayak gitu. Kalau dunia tempatku berada, merupakan dunia semacam 'itu', seseorang mungkin salah paham dan menembakiku di kepala.
"Ah… …Ah ~ hah."
Saat aku sampai di ambang pintu, aku dapat merasakan udara dingin yang turun dari pendingin ruangan di gedung sekolah.
Ini sangat menyegarkan…
Aku menghela napas panjang di depan loker sepatu, melihat ke sekelilingku, penuh dengan manusia yang terlahir kembali oleh udara segar ini.
Hei, kalian yang di sana… ...jangan mulai bermesraan saat suasananya mulai dingin.
Saat aku sampai di depan kelasku, itu merupakan tingkat di mana aku lupa kalau ini sudah musim panas.
Merasakan gejolak (udara dingin) yang berasal dari pendingin ruangan, aku belum pernah lebih senang dengan hari Senin melebihi hari ini. Ini merupakan pertama kalinya dalam hidupku mengalami musim panas yang nyaman di sekolah.
Aku ingat kalau tidak ada fasilitas semacam itu saat aku masih belajar di SMP yang kumuh itu di mana siswa-siswi yang tidak terlalu peduli dengan kemampuan akademiknya dan berangkat ke sekolah dengan benar akan berkumpul.
Saat aku memasuki ruang kelas, aku sudah merasa segar.
Keren sekali… ...tempat yang nyaman! Saat ini, aku jadi semangat buat belajar… ...Jam pelajaran yang pertama mata pelajaran apaan, sih? …Ah iya, Sastra Modern, ya? Baiklah, mari kita tidur saja.
Keringat yang keluar dari kulitku itu bagaikan tupai yang bangun dari hibernasi sedikit lebih awal dan kalau aku menyekanya, keringat itu tidak akan muncul lagi.
(TL Note: Alasannya, Tupai akan berkeringat dari cakarnya cukup untuk mendinginkan diri saat sedang panas (Ini cuma pengetahuanku yang terbatas saja itu, jadi mungkin saja salah).)
Tidurlah perlahan-lahan, wahai kelenjar keringatku...
Saat aku sangat tersentuh oleh fakta bahwa ada pendingin ruangan di ruang kelas ini, bel pun berbunyi…
Aku baru saja tiba di ruang kelas tepat waktu…
"Ah! Selamat pagi, Sajocchi!"
"…Ah…"
"Hah?"
Dipanggil oleh Ashida, aku pun tercengang... Lagipula... ...'zirah yang tebal' sudah dilepas dan diganti dengan 'perlengkapan putih murni' yang mirip dengan yang dikenakan cowok-cowok... Iya, dia memang mengenakan seragam musim panas buat cewek.
Apa aku sedang ada di Surga…? Ashida saja tampak sangat mempesona saat ini…
Aneh sekali... ...Maksudku, aku tidak merasa kayak gitu saat aku melihat Kakak, kok?
"Selamat pagi. Ini buruk buat jantungku, aku mohon, bisakah kamu berhenti muncul di depanku tiba-tiba sambil mengenakan pakaian tipis kayak gitu?"
"Aku mohon bisakah kamu berhenti menyebut seragam cewek sebagai 'pakaian tipis'? Dasar m*sum!"
Maksudku… ...Tiba-tiba pertahananmu itu turun dari 95 jadi 20. Dan, di sisi lain, kekuatan seranganmu pada cowok-cowok sudah melonjak sekitar 17 kali lipat. Lihatlah, cowok-cowok tidak dapat melarikan diri dari melihatnya kecuali mereka melihat ke luar jendela.
"Te-Tetapi… ...aku bisa paham kalau kamu mau bilang kalau seragam itu cocok buatku…"
"Hah!? Natsukawa, di mana ya!?... Natsukawa yang mengenakan seragam musim panas!!!"
"Ha..ha... Dasar b*jinganー!"
Hei, hentikan… ...ini menyakitkan, loh…?! Aku tahu ini memang salahku, tetapi yang sedang kita bicarakan ini Natsukawa, loh?! Mau bagaimana lagi…, bukan?
Natsukawa, dia sedang mengobrol dengan beberapa cewek dengan ramah sambil duduk di bangkunya.
....Benar-benar kayak Ibu Peri!! Ini memang hari pertama mengenakan seragam musim panas, tetapi mengapa dia tampak sangat merangsang? ...Iya, iya, mau bagaimana lagi kalau aku menantikannya setiap tahun mulai saat ini.
Melanjutkan dari pekan lalu, tampaknya kekuatan untuk menarik orang-orang dari dalam Natsukawa sendiri memang benar-benar efektif.
Bagus, teruslah lakukan itu.
"Meskipun kamu sangat putus asa kayak gitu, mengapa kamu tidak pergi menemuinya saja nanti?"
"Iya, Ashida, biarkan aku bilang padamu... ...Kalau aku lakukan itu, aku akan merasa kasihan pada Nona Natsukawa kalau nona-nona muda meninggalkannya karena kekhawatiran yang aneh."
"Buat saat ini, bisakah kamu menjelaskan perbedaan perlakuanmu di antara mereka?"
(TL Note: Si MC, menyebut Natsukawa dengan honorifik, tetapi yang lain cuma disebut sebagai 'nona-nona muda' (ojou).)
"Kalau ada dua orang lagi mendekatinya, aku tidak akan bisa melihat 'panorama' ini."
"Kalau aku sedang ngomong, dengarkan! Dan ngomong-ngomong, memangnya apa sih yang kamu maksud dengan 'panorama'?"
Saat kamu sudah jadi 'ahli' kayak aku, kamu akan paham kalau lebih baik mencintai dengan matamu dan mengaguminya dari kejauhan ketimbang benar-benar menyentuhnya.
Ini bukan karena aku takut kalau Natsukawa akan mengirimiku sudut pandang yang bilang, 'Kalau kamu lebih mendekat lagi, aku akan pastikan kalau kamu tahu di mana posisimu.'. Lagipula ini tidak bohong... ...Aku dapat pergi ke mana saja (*Jauh di lubuk hatinya ia merasa begitu).
Ah, benar juga. Ngomong-ngomong soal menemui seseorang…
"Ngomong-ngomong, Ashida. Pekan lalu, apa kamu jadi pergi ke rumah Natsukawa?"
"Ah, fufu… ...hmm…"
"Hmm?"
Saat aku bertanya soal apa yang terjadi pekan lalu, wajah Ashida… ...entah mengapa itu membuatku kesal. Wajah itu seperti bilang padaku, 'Apa kamu mau mendengar ceritaku? Aku tahu kalau kamu mau mendengarnya, bukan?'.
Ah, dia langsung mengeluarkan ponsel pintarnya...
Hei! Dengarkan akuー…Me-Memangnya kamu mengambil foto, ya?
Tunggu sebentar... ...A-Apa jangan-jangan ini foto Airi-chan? Kalau memang benar begitu, aku mohon tunjukkan padaku, aku tahu kalau kamu cewek yang baik... ...Benar begitu, bukan? Benar begitu, bukan?
"Kamu beneran mau melihatnya–?"
"Cih, dasar cewek ini…!"
Sudahlah! Aku masih punya foto wajah tidur Kakak di mana dia sedang tidur di ruang tamu yang aku ambil secara diam-diam... ...Aku akan mengeluarkannya buat saat ini ...
Tetapi, aku penasaran mengapa aku memotretnya… ...Maksudku, itu merupakan tindakan bunuh diri… Aku tidak akan mati kalau aku tidak ketahuan.
Dan '4K' ...Maksudku 'K4' ─ Karena kualitas fotonya bagus, kalau aku menjualnya ke orang-orang itu, aku bisa menukarnya dengan harga yang tinggi… ...Ah, tetapi aku rasa kalau itu Yūki-senpai, yang merupakan tipe cowok keren di antara mereka, ia akan datang buat memukul dan menghajarku diam-diam.
"Maafkan aku... ...Kakak."
"Aku memang tidak begitu mengerti, sih, tetapi entah mengapa aku merasa, bukannya lebih bagus kalau kamu menghapus foto itu?"
"Aku akan gunakan foto ini saat aku mau berbohong pada orang-orang kalau aku sudah punya pacar, jadi, mana mungkin aku hapus."
"Yang benar saja, ada apa sih dengan cowok ini…?!"
Aku yakin kalau kunci lima lapisku yang ketat tidak dapat dihancurkan! Apa? Apa kamu penasaran mengapa aku bertingkah sejauh itu dengan foto Kakak... ...Hei! Oke, dasar bodoh, ini masih belum semuanya!
"Selamat pagi, astaga-, ini keren."
"Selamat pagi."
Pada akhirnya, pertemuan pagi dimulai tanpa mendengar kisah Natsukawa. Aku tidak yakin, tetapi Ashida yang tampak tidak puas menendang bagian belakang bangku yang aku duduki.
Abaikan saja, aku mesti mengabaikannya, lagipula aku ini cowok yang serius (?)… ...Ibu Guru, ada seorang perundung di sekolah ini…
♦
Hmm...?
Bukannya musim panas itu... ...lumayan nyaman?
Aku menyadari hal itu sekitar jam pelajaran ketiga. Bukannya aku bisa memahami mata pelajaran, 'Matematika-A', tetapi paling tidak itu cukup keren sampai-sampai aku tidak merasa kayak sedang ada di pertengahan musim panas.
Sudah aku duga, sekolah ini memang berbeda dari sekolah yang lain, inventori siswa-siswi di sini memang sangat bagus.
Musim panas (Natsu) itu musim yang terbaik! Terima kasih, Natsukawa. Bersulang buat Natsukawa… ...Hmm? Apa sih yang aku pikirkan?
"Ah, kita cukupkan saja buat hari ini~."
Pelajaran diakhiri dengan suara santai dari ibu guru yang berlogat Kansai.
Bagus, meskipun aku tidak paham mata pelajaran ini sama sekali, aku dapat merasakan ada sesuatu yang bagus di mata pelajaran ini! Lagipula, aku tidak merasa jenuh, dan mata pelajaran terasa cepat berakhir… ...Makanya aku suka mata pelajaran 'Matematika-A' ini (*Tidak jago, padahal).
"He-Hei, tung-tunggu sebentar… Sajocchi!"
"Hmm? Ada apa?"
Segera setelah mata pelajaran selesai, Ashida memukul pundakku seakan-akan dia sedang terburu-buru, saat aku sedang bersiap-siap buat mata pelajaran berikutnya.
Mengapa kamu tidak sabaran banget, sih?
"Ada apa denganmu!? Kamu belum ngobrol sepatah kata pun sama Aichi hari ini, bukan?!"
"Ah, iya… ...iya, jaraknya itu agak…"
Maksudku, aku ada di bagian pojok ruang kelas dekat samping lorong, dan dia hampir ada di bagian belakang ruang kelas. Jadi, kecuali aku datang jauh-jauh ke sana, aku rasa itu wajar saja kalau hari ini berakhir tanpa kami ngobrol satu sama lain, bukan?
Tetapi aku tidak berencana datang ke sana, loh? Lagipula, aku sudah menghilangkan citra Natsukawa yang mengenakan seragam musim panasnya… ...sebanyak 67 kali di kepalaku…
Tetapi, sudah aku duga, Natsukawa dapat mengobrol dengan orang-orang di sekitarnya. Kamu tahu, Sasaki pun ada di sana─ ─Hei, sini kamu, Sasaki! Kalau kamu sampai berani menyentuh Natsukawa dengan satu jari pun, akan aku kempiskan seluruh bola sepak di Ekskul Sepak Bola.
Natsukawa diajak bicara dan tertawa dengan normal. Dia tampak sangat imut.
Senyuman alami yang tidak pernah dia tunjukkan padaku.
Melihat hal itu, entah mengapa, aku merasa istimewa dalam artian yang buruk, jadi mencoba mengobrol begitu mungkin akan sulit.
"…Iya, menurutku itu wajar."
Kalau lingkungan di sekitar Natsukawa terus tumbuh kayak gitu, kekesalan yang dia punya padaku pasti akan hilang suatu hari nanti, dan pada saat itu terjadi, aku bisa mendapatkan posisi di dekatnya... ...Iya, mungkin cuma sedikit? di belakang Shirai-san atau Yamazaki.
Jadi saat ini, masih belum waktunya.
"Sangat buruk untuk menghalangi jalannya... ...Iya, itu memang tidak terlalu penting."
"Ngomong-ngomong… ...Apa yang kamu maksud dengan itu…?"
Ashida berkedip-kedip keheranan dan aku merasakan suasana yang agak mengganggu darinya.
Tetapi kalau aku terus mendekatinya kayak 'Natsukawa' 'Natsukawa' 'Natsukawa' (*Sengaja bilang 3 kali), aku mungkin akan menghancurkan lingkungan yang sudah dia bangun. Paling tidak sampai rumor, 'Sajou-kun...? Ah, Natsukawa-san ini (jempol)?', yang menyebar di kelas sepuluh masih belum hilang, aku rasa ide yang buruk untuk mendekatinya secara berlebihan.
(TL Note: Jadi biasanya, orang Jepang menggunakan isyarat untuk bilang kalau mereka punya pacar, buat pacar cewek -> 'Kelingking' dan buat pacar cowok-> 'Jempol'.)
"Menurutku tidak... ...sampai segitunya, ah...?"
Ashida meminta maaf dan menghampiri ke tempat Natsukawa dan Sasaki berada.
…Tetapi, aku rasa akan sampai segitu?
...Ashida. Lihatlah ke sekelilingmu dengan baik... ...Ini bukan cuma soal aku dan Natsukawa saja... Kalau kamu pikir-pikir lagi soal apa yang orang sekitar pikirkan soal kami dengan benar, kamu akan tahu apa maksudku...
Paling tidak buat saat ini aku tidak boleh mengganggu lingkungan di sekitar Natsukawa…
Bukannya itu lebih baik buat Natsukawa?
Author Note: Awas aja nanti, Sasaki!
Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/
Follow Channel WhatsApp Resmi Kami: https://whatsapp.com/channel/0029VaRa6nHCsU9OAB0U370F
Baca juga dalam bahasa lain:
Baca juga: