Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha [WN] - Seri 1 Bab 19 - Lintas Ninja Translation

baca-yumemiru-danshi-wa-genjitsushugisha-wn-ch-19-di-lintas-ninja-translation

Bab 19
Keluarga Kaede

"Ka-Kaede mengandalkan anak kelas sepuluh, ya!?…..Aku belum pernah dengar soal keberadaanmu!"

Inilah pertama kalinya aku mengetahui kalau ada cowok yang memanggil Kakak dengan nama panggilannya. Selain itu, mereka ada empat orang. Kapan Kakak mulai membuat harem terbalik?

"Woi, anak kelas sepuluh! Sebutkan namamu!"

"Aku Sajou Wataru."

"Sajou Wataru! Itu nama yang belum pernah aku dengar… ...Tunggu, apa? "Sajou"?"

"Aku Sajou Wataru."

Mereka berempat itu bagian dari 'Keluarga Keade' ...jadi, aku akan menyebut mereka 'K4', mereka memang mengejar masalah sambil melotot, tetapi aku menjawab dengan sederhana senpai-senpai dari kelas sebelas dan dua belas, dan aku tidak bisa memikirkan cara apa saja untuk melewati situasi ini. Iya, jujur saja, aku tidak peduli lagi dengan apa yang mungkin akan terjadi.

"'Sa-Sajou'… Jadi kamu…"

"Silakan minggir, Todoroki-senpai."

"Eh! Woi!"

Senpai yang tampak cerdas dan tampan dari kelas sebelas mendekat seakan-akan untuk mengabaikan senpai yang tampak sporti dan tampan dari kelas dua belas. Aku penasaran apakah ada makna khusus dari gerakannya yang memposisikan kembali kacamata meskipun itu tidak sejajar… ...Woi, tolong jangan bilang kalau kalian melakukan itu karena itu keren.

"Senang bertemu denganmu, Sajou Wataru-san. Aku Takuto Kai. Maaf, tetapi bisakah kamu memberi tahuku apa hubungan di antara kamu dan Kaede?

"Kami tinggal di bawah satu atap dan kami saling berkompromi, kami punya hubungan yang semacam itu."

"Mengapa kamu bilang sesuatu yang dapat disalahpahami?"

Oh tidak! Aku cuma bercanda! Tanpa sadar aku melakukan itu karena aku sangat senang mendengar Kakak akhirnya punya kisah romantisnya sendiri!

Kakak menjitak kepalaku, dan lalu dia tampak kesal, dan dia berdiri di depanku.

"Adik, ia itu adikku…! Lihatlah! Kalau kalian perhatikan lebih dekat, wajahnya mirip dengan wajahku, bukan… ...Hmm, memangnya tidak kelihatan mirip, ya…?"

"Benar."

"Aku setuju."

"..."

"..."

Itu memang benar. Tidak peduli berapa kali kalian melihatnya, kami tidak tampak mirip. Aku belum pernah menilai wajah Kakak sebelumnya, tetapi aku rasa dia lebih cakap dari rata-rata. Tetapi, orang yang memberikanku pukulan terakhir itu temannya Arimura-senpai yang muncul dalam kasus dengan Aizawa. Aku tahu kalau Kakak sudah memenangkan hati sejumlah suara cowok. Itu merupakan hal yang sangat mengejutkan buatku.

Kalau memang benar begitu, cuma ada satu hal yang bisa aku lakukan.

"Hmm, Kakak. Aku tidak mau mengganggu Kakak, jadi aku akan pakai jalan lain, oke?"

"Hah? Apa yang kamu bilang…"

"Tidak apa-apa, Kakak tahu. Mendapati senpai-senpai yang tampan dan kakakku yang dekat satu sama lain, aku bangga pada Kakak. Dan aku tidak mau menahan Kakak."

"Tidak, bukan, seperti yang Kakak bilang… Kakak tidak dekat dengan…"

"Kalau begitu, sampai jumpa nanti saat sekolah selesai!"

"Tung-Tunggu sebentar!"

Saat aku berusaha kabur dengan cara lari, aku tertangkap oleh Natsukawa. Dan mungkin karena dia berusaha mencengkeram ujung seragamku dengan keras, kepala Natsukawa muncul dari celah antara lengan kanan dan ketiakku, dengan begitu 'tercekik' sudah usai. Iya, aku tidak berencana untuk melakukan itu.

Saat aku sedang memikirkan hal yang aneh semacam itu dan bingung dengan jarak yang dekat antara Natsukawa dan aku, aku langsung ditarik kembali dan dipelototi olehnya.

"Berani-beraninya kamu meninggalkanku sendirian dalam situasi ini…!"

"Tolong, jangan hentikan aku...! Kalau aku tetap di sini lebih lama lagi, dan terus melihat cowok-cowok tampan itu, aku akan meleleh...!"

"Woi, mengapa kamu meleleh...! Daripada merasa rendah diri, kamu itu membuatnya terdengar aneh...!"

Tidak seperti biasanya, Natsukawa terus menggenggamku dan tidak melepaskanku.

Walaupun cewek yang aku sukai dengan antusias mendatangiku, tetapi aku mau pergi begitu saja. Mengapa? Mungkin karena Kakak melihatku dari belakang Natsukawa dengan mata seram yang bilang, "Dasar s*alan kamu, awas ya nanti."

"…Kalau begitu, haruskah kita semua berangkat bareng?"

"…Hmmph."

Kakak mendengus dan menutup matanya… ... Kalau begitu apakah dia sudah memaafkanku?

Aku berjalan di belakang Kakak yang sedang berjalan di tengah jalan sambil dilihat oleh cowok-cowok tampan dengan tanda tanya. Saat aku lihat-lihat lagi, Kakak dengan kuat memegang tali tas di pundakku. Natsukawa yang berjalan di sampingku pun juga melakukan hal itu. Aku laksanakan seekor anjing yang ditarik menggunakan tali. 'Guk!, Guk!'.

Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Natsukawa lagi.... bolehkah aku bilang kalau dia itu pacarku? Tidak? Iya, aku juga tahu itu.

"Tetapi serius, deh, aku sama sekali belum tahu soal ini ini. Aku belum pernah kepikiran kalau Kaede itu punya adik. Mengapa kamu tidak bilang padaku?"

"Mengapa aku harus repot-repot bilang padamu?"

"Jutek banget."

Senpai tampan dengan fitur wajah yang halus dari kelas dua belas bilang begitu dan meletakkan tangannya di bahu Kakak sambil tertawa 'Hahaha'. Tingginya, yang mungkin sekitar 180 sentimeter, menyoroti makna ketidaksetaraan untuk tumbuh di dunia ini. Iya, memang akan menyenangkan kalau melihatnya menabrak spanduk di pintu masuk toko serba ada dan bilang 'aduh'.

"Ngomong-ngomong, siapa cewek itu? Mungkin pacarnya adiknya Kaede...?"

"Ah! Hentikan, dasar bodoh!"

 "?"

Senpai tampan dan keren dari kelas dua belas yang sudah menyaksikan untuk waktu yang lama akhirnya mulai bicara. Suaranya pun keren... ...Kalau aku bisa punya suara kayak gitu, aku akan berlatih dialog murahan saat aku masuk kamar mandi, tetapi dari keempat cowok itu, ia punya kesan yang paling baik... ...Tetapi tetap saja, cowok ini yang tiba-tiba menjatuhkan bom yang berbahaya. Kakak berusaha menghentikannya, namun dia gagal.

"Bu-Bukan! Kami itu tidak…"

"Senpai, kami itu tidak seperti itu."

"Oh, begitu ya. Aku salah dong, maaf ya."

Iya, tentu saja, b*j*ngan. Dan tiga orang yang tersisa teryakinkan seperti, "Tentu saja begitu". Iya, iya, memang mudah untuk melihat mengapa mereka sangat cepat teryakinkan. Tetapi tetap saja, aku merasa tidak enak sama sekali.

Tampaknya, keempat cowok seperti orang 'M' yang dilatih oleh Kakak (prasangka). Kalau seseorang dari empat cowok itu jadi pacar Natsukawa, aku akan mudah teryakinkan juga.

Kakakku mengurus senpai-senpai yang berjiwa bebas, meskipun dia tampak sangat kesal. Dan dia sudah melepaskan tali tasku dan tidak ada yang menariknya lagi saat ini.

Lalu pelan-pelan aku melambat dan mengikuti Kakak dan mereka diam-diam dari belakang.

"…Natsukawa… ...Maafkan aku."

"…Tidak apa-apa."

Aku tidak tahu mengapa, tetapi Natsukawa selalu berjalan di sampingku. Meskipun tidak apa-apa kalau dia mau maju dengan cepat, aku penasaran apakah dia punya kesadaran untuk bergantung padaku seperti yang dibilang oleh Ashida...

Tetapi tetap saja, untuk saat ini, agak sulit jalan bareng dengan orang-orang cakep ini, termasuk Natsukawa.

 ◆

"Ahhh… aku rasa kita mesti berpisah sekarang…"

"…"

Tujuan setelah melewati pintu masuk berbeda antara aku dan Kakak. Kakak memasang wajah masam saat dikelilingi oleh cowok-cowok tampan. Secara misterius, aku dapat mengerti perasaan Kakak yang memasang wajah begitu. Mungkin Kakak benci tatapan penasaran dari sekelilingnya… ...Aku terlalu takut untuk membayangkan apa yang akan terjadi setelah aku pulang ke rumah hari ini.

Aku memang dengar kisah dari senpai yang tampan tadi, tetapi tampaknya lima orang tadi termasuk Kakak itu merupakan anggota OSIS. Kakakku itu sebenarnya Wakil Ketua OSIS. Aku memang penasaran mengapa ada cewek yang kejam di sana, tetapi sekarang aku merasa seperti aku entah mengapa dapat mengerti. Ngomong-ngomong, ketuanya itu senpai yang keren. Dan beberapa lagi orang-orang ini juga ramah…

Kakak, yang kira-kira 30 kali jauh lebih 'normie' daripada satu-satunya cewek di Klub Otaku, didampingi 'K4' dan pergi ke arah yang berlawanan denganku. Dan pikirannya sudah mengarah ke empat cowok tampan itu, dan aku tidak dapat melihat hal-hal seperti dendam padaku. Luar biasa, Kakak mendemonstrasikan "kualitas"-nya pada orang lain. Empat orang lainnya mengikutinya laksana anjing yang suka dirawat oleh pemiliknya.

"…Ngomong-ngomong, Natsukawa kok tidak tampak sangat bahagia padahal kamu kan habis dikelilingi oleh cowok-cowok tampan."

"Hah!? Memangnya kamu pikir aku ini apa!?"

"Wah!?"

"Apaan  ・ sih・ yang・ membuatmu ・ terkejut begitu…!?"

Melihat ke belakang dengan takjub, Natsukawa sedang dalam posisi marah. Tampaknya dia mendengar gumamanku. Yang membuatku terkejut yaitu Natsukawa masih di ada belakangku. Aku kira setelah dia mengganti sepatunya dan dia akan langsung menuju ke ruang kelas.

"Ka-kamu, kamu belum berangkat duluan…?"

"Harusnya aku yang tanya, menurutmu buat apa aku akan meninggalkanmu sendirian di sini...?"

"Oh, begitu ya…"

Aku mau bilang, 'Iya, bukannya kamu bilang kalau aku ini menjijikkan?', tetapi aku tidak bisa repot-repot mengungkapkan kata-kata itu. Aku tidak mau tidak disukai dengan cara meninggalkan kesan buruk lagi... ...Dia cuma memperlakukanku seperti manusia, itu saja sudah membuatku senang melihat Natsukawa perhatian padaku dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tampak m*sum… …Sudah terlambat untuk bilang begini sekarang, tetapi dia memang sangat imut hari ini.

Mungkin karena barusan ada keributan dengan Kakak, saat aku sampai di kelas, tepat sebelum pertemuan pagi dimulai. Aku terdiam dari awal hingga akhir sambil berjalan di koridor karena kecanggungan Natsukawa dan jam-jam sibuk. Saat kami berjalan ke arah menuju ruang kelas, aku teringat tentang 'Strategi Produksi Idol yang Hebat'... ...Aku penasaran apakah Natsukawa tidak akan bisa mendapatkan teman baru kalau aku selalu di sebelahnya. Mungkin aku bisa bilang kalau aku mau mampir ke toilet saat perjalanan…

"Ah! Ketemu juga kamu, Sajocchi!!!"

…Hah?

"…Kei?"

Melihat tenaganya, Natsukawa mengeluarkan suara seakan-akan dia bingung.

Ashida, yang keluar dari kelas, menunjuk ke arahku dan berteriak. Lalu dia berlari ke arahku sambil meneriakkan nama panggilan indahku….ini dia 'bermata dua' (tekel yang mempertaruhkan nyawanya)...! Wataru menggunakan splash! Tetapi tidak ada yang terjadi!

"Sajocchi! Rin-sama itu sangat marah!!"

"…Hah?"

Bukankah kejadian yang terjadi hari ini agak terlalu banyak, cuma kurang dari dua jam sejak aku bangun di pagi hari.

Support kami: https://trakteer.id/lintasninja/

←Sebelumnya          Daftar Isi           Selanjutnya→

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama